|
Klasifikasi atau Grade Ruangan Steril
|
səhifə | 8/8 | tarix | 02.01.2022 | ölçüsü | 0,74 Mb. | | #41257 |
| materi steril s1 farmasi
Klasifikasi atau Grade Ruangan Steril
Grade
|
Jumlah maksimum partikel dan jumlah mikrobakteri per meter kubik
| | | |
0,5 m
|
5 m
|
Jumlah mikroorganisme
|
A
|
3500
|
0
|
< 1
|
B
|
3500
|
0
|
10
|
C
|
350000
|
2000
|
100
|
D
|
3500000
|
20000
|
200
|
Tabel 1. Klasifikasi atau Grade Ruangan Steril
Persyaratan ruang produksi steril - Ruangan harus dilengkapi High Efficiency Particulate Air (HEPA) filter untuk mendapatkan udara yang bebas mikroorganisme dan partikel
- Harus memenuhi jumlah partikel minimal untuk masing-masing ruangan sesuai ketentuan.
- Memiliki tekanan udara positif
- Bebas mikroorganisme aktif
Tahapan proses untuk mendapatkan Ruangan Produksi Steril adalah:
Bebas debu
Desinfektan
Fogging
Pemaparan UV
Udara steril
Ruang Produksi Steril
Ruang Penimbangan Sumber kontaminasi Validasi dan monitoring Sterility assurance - Inspeksi yang memadai
- Uji sterilitas
- VALIDASI DAN MONITORING
VALIDASI Prosedur yang didokumentasi untuk mendapatkan, pencatatan, interpretasi data yang dibutuhkan untuk menunjukkan bahwa proses akan secara konsisten memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan. Macam-macam data validasi proses - Commisioning data
- Performance qualification data
- Physical qualification
- Biological qualification
Commissioning data Memberikan kepastian bahwa alat-alat telah disiapkan dan distel sesuai dengan spesifikasinya dan aman digunakan dan berfungsi dalam batas limit yang telah ditetapkan bila alat tersebut dioperasikan sesuai dengan cara-cara penggunaan yang telah didokumentasikan. Performance qualification data Memberikan kepastian bahwa alat tersebut akan menghasilkan produk dengan sterility assurance yang dapat diterima bila dijalankan sesuai dengan prosedur penggunaan alatnya. MONITORING Pengawasan mutu merupakan bagian yang memberikan kepastian bahwa produk secara konsisten mempunyai mutu yang sesuai dengan tujuan pemakaiannya Cara Monitoring - Metode Fisika
- Metode Kimia
- Metode Biologi
Faktor-faktor steril Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri, antara lain: - Nutrisi
- Kelembaban
- Udara
- Suhu
- pH
- Cahaya
- Tekanan osmosis
- Bakterisid bakteriostatik
Penggolongan bentuk sediaan steril, adalah sebagai berikut: - Berdasarkan kemasan, dikenal sediaan dalam bentuk:
- Ampul
- Disposable syringe
- Vial untuk multiple dose
- Volume besar seperti infus
Berdasarkan indikasi penggunaan klinis: - Berdasarkan indikasi penggunaan klinis:
- Larutan irigasi
- Larutan dialisis
- Larutan allergen/sediaan biologis
- Bahan pendiagnose
- Larutan opththalmic steril
- Berdasarkan bentuk fisik dari sediaan:
- Larutan steril
- Padat steril
- Suspensi steril
- Emulsi steril
Penyebab terjadinya kontaminasi dibagi menjadi 2 sebab, yaitu: - Selama proses sterilisasi,
- Pada proses pendinginan, air yang disemprotkan tidak steril sehingga apabila ada air tersebut yang masuk maka sediaan menjadi tidak steril
- Leher botol tidak sesuai bentuknya.
- Tutup karet kurang pas (terlalu kecil), sehingga pada proses sterilisasi tidak terjadi vakum.
- Setelah proses sterilisasi,
“touch contamination” pada waktu menusukkan selang infus, misal masuknya udara yang tidak steril atau waktu pencampuran obat ke dalam infus. Batas bakteri dalam sediaan menurut USP: - Parenteral: memenuhi test sterilitas (0)
- Obat mata: memenuhi test sterilitas (0)
- Obat untuk rongga tubuh yang normal bebas mikroorganisme=0
- Sediaan lokal: < 102 cfu/g atau cfu/mL (cfu= colony forming unit), tidak boleh ada Staphylloccus aureus, pseudomonas aeruginosa
- Sediaan oral: < 102 cfu/g atau cfu/mL (cfu= colony forming unit), tidak boleh ada Escherichia coli, Salmonella sp
Konsep Sterilisasi Harga D (D value) = decimal reduction time Yaitu waktu yang dibutuhkan untuk membunuh suatu jenis mikroorganisme yang hidup menjadi 1/10 bagiannya (yang mati 90%). Parameter harga D dari Bacillus stearothermophillus (membentuk spora). Menurut WHO suatu proses sterilisasi harus sedemikian rupa efektif sehingga harga D maksimal 10-12 (12 x harga D B.stearothermophillus) Metode survivor-curve Plot jumlah log organisme yang bertahan versus variabel independent seperti waktu, konsentrasi gas, atau jumlah radiasi.
U = Waktu atau dosis pemaparan pada kondisi tertentu
No = Populasi mikroba pada tahap awal
Nu = Populasi mikroba setelah pemaparan bahan pensteril selama
waktu U dan dosis sebanyak U
D tergantung suhu - D 121˚C b.stearo = 2 menit, artinya harus disterilkan 2x12 menit = 24 menit (untuk menurunkan B.stearo menjadi 1/10 bagian dengan pemanasan 1210C dibutuhkan 24 menit)
- D 116˚C b.stearo = 4 menit, artinya harus disterilkan 4x12 menit = 48 menit
- D 100˚C b.stearo = 120 menit, artinya harus disterilkan 120x12 menit = 24 jam
Harga Z = thermal destraction value Menunjukkan kenaikan suhu yang dibutuhkan untuk menurunkan harga D sampai 1/10nya. Hubungan log D dengan suhu Harga F Jumlah menit yang dibutuhkan pada suhu sterilisasi tertentu untuk memperoleh satu efektivitas yang sama dengan pemanasan selama 1 menit pada 1210C. Sebagai patokan F0=1 menit pada 1210C. IF= In activation Factor = efektivitas suatu proses sterilisasi. IF = 10t/D t = waktu sterilisasi pada suhu tertentu D = harga D untuk mikroorganisme tertentu pada suhu tersebut. Contoh: Harga D B.stearo pada suhu 1210C = 2 menit (D 121˚C b.stearo = 2 menit), bila B tersebut disterilkan pada otoklaf 1210C selama 15 menit, maka: IF = 10t/D IF = 1015/2 ∞ 108 Bila dalam ampul derajat kontaminasi awal proses B.stearo misal 10-6 maka pada akhir proses kemungkinan mikroorganisme yang masih hidup berkurang menjadi 102, artinya pada 100 ampul kemungkinan yang mengandung B.stearo adalah 1 ampul. PSI = Probability of a survivor per item, sama dengan SAL = sterility assurance level Nt = 1.10-6, berarti SAL = - log Nt = 6, artinya 1 dari produk sebanyak 106 tidak steril Pencapaian nilai SAL yang sudah ditentukan tergantung pada: - Populasi mula-mula (bioburden)
- Resistensi terhadap agen pembunuh (sterilan)
- Jangka waktu kontak dengan agen pembunuh selama proses sterilisasi
Bioburden yang rendah menjamin: - Peningkatan SAL
- Angka partikel yang rendah
- Angka endotoksin yang rendah dalam produk yang disterilkan tersebut.
Penetapan Nilai SAL: 6 D (10-6) = alat kedokteran untuk bedah 3 D (10-3) = alat kedokteran yang kontak dengan kulit utuh dan membran mukosa 12 D (10-12)= spora clostridium botulinum dapat survive pada sterilisasi panas dalam makanan kaleng yang tidak mengandung asam.
Dostları ilə paylaş: |
|
|