JSTFI
Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology
Vol.II, No.2, Juli 2013
11
PENETAPAN KADAR LIKOPEN DARI BEBERAPA BUAH BERDAGING
MERAH DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI
Deby Tristiyanti, Syarif Hamdani, Dian Rohita
Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia
Abstrak
Likopen adalah senyawa karotenoid yang mempunyai khasiat sebagai antioksidan dan
memberikan warna merah pada beberapa buah dan sayuran, diantaranya tomat, semangka dan
jambu biji merah. Likopen diduga terdapat pada buah lain yang berwarna merah seperti arben.
Penelitian ini dilakukan untuk menentukan kadar likopen dalam buah semangka, jambu biji
merah dan arben dengan metode spektrofotometri visible. Analisis kualitatif dilakukan dengan
membandingkan spektrum sampel dengan standar. Kadar likopen diukur pada panjang
gelombang 472 nm dengan metode pengukuran adisi standar. Dari hasil penelitian ini diperoleh
kadar likopen dalam buah semangka adalah 33 mg/100 g, jambu biji adalah 7,5 mg/100 g dan
buah arben adalah 9 mg/100 g.
Kata kunci: Likopen, Semangka, Jambu biji, Arb
en, Metode Spektrofotometri,
Metode Adisi
Standar.
Abstract
Lycopene is a carotenoid that has antioxidant properties and imparts the red pigment in some
fruits and vegetables, including in tomatoes, watermelon and red guava. Lycopene also
allegedly contained in other red fruits such as arben. Study was performed with visible
spectrophotometric method to determine lycopene in watermelon, red guava and arben.
Spectrum of sample was compared with standar for qualitative analyzed. Measurement of
lycopene level had been done with standard addition method at maximum wavelengths of 472
nm. 33 mg/100g lycopene contain in watermelon, 7,5 mg/100g lycopene contain in red guava
and 9 mg/100g contain in arben was result from this study.
Keywords: Lycopene, Watermelon, Guava, Arben, Spectrophotometric Method, Standard
Addition Method.
PENDAHULUAN
Penyakit kronis, termasuk kanker dan
penyakit
kardiovaskuler,
merupakan
penyebab utama kematian di negara-negara
Barat termasuk Indonesia. Selain faktor
genetik dan usia, diet dan gaya hidup
merupakan faktor resiko penting yang harus
dipikirkan. Sekitar 50 % dari semua jenis
kanker disebabkan oleh makanan. Adanya
oksigen reaktif yang berinteraksi dengan
komponen-komponen sel, menyebabkan
kerusakan molekul dari lipid, protein dan
DNA. Banyak bukti yang menunjukkan
bahwa kerusakan tersebut memainkan
peranan penting dalam terjadinya penyakit
kronis (Agarwal, 2000).
Antioksidan sebagai agen protektif
yang menginaktivasi spesies oksigen reaktif
berperan penting mengurangi terjadinya
kerusakan tersebut. Antioksidan seperti
12
vitamin E, vitamin C, polifenol dan
karotenoid banyak terdapat dalam makanan,
termasuk
buah-buahan
dan
sayuran.
Likopen sebagai salah satu senyawa
antioksidan yang penting peranannya dalam
pencegahan penyakit (Agarwal, 2000).
Likopen adalah pigmen alami yang
ditemukan dalam jumlah besar pada tomat
dan pada buah-buahan lain yang berwarna
merah, termasuk yang memberikan warna
merah pada jambu biji dan semangka
(Siagian, 2008). Likopen memiliki rumus
molekul C
₄₀H₅₆, merupakan senyawa
karotenoid asiklis dengan 13 ikatan
rangkap.
Likopen
mempunyai
berat
molekul 536,87 dan titik cair 172°C -
173°C (Merck Index, 2001).
Suatu studi membuktikan manfaat
dari likopen yaitu dapat melawan kanker
prostat (Basu, 2007). Sifat dari anti
proliferasi likopen juga dapat melawan
jenis kanker lainnya (Giovannuci,1999).
Selain itu likopen juga dapat mencegah
penyakit jantung, dan dapat menghambat
sintesis
kolesterol
dan
meningkatkan
degradasi Low Density Lipoprotein (Steck,
2000).
Tubuh
manusia
tidak
dapat
mensintesa
likopen,
sehingga
untuk
memenuhi kebutuhannya, manusia harus
mendatangkannya dari luar tubuh melalui
makanan.
Di
dalam
tubuh,
likopen
disimpan di dalam hati, paru-paru, kelenjar
prostat dan kulit (Siagian, 2008).
Buah-buahan berwarna merah seperti
semangka, dan jambu biji merupakan buah-
buahan yang sering ditemukan dalam
kehidupan sehari-hari dan merupakan salah
satu sumber likopen. Tanaman yang masih
dianggap liar yang memiliki warna merah
yaitu buah arben, dimana tanaman ini tidak
banyak dikenal oleh masyarakat karena
tempat tumbuhnya yang berada di semak-
semak, karena buah arben ini memiliki
pigmen warna merah maka diduga yang
memberikan warna merah tersebut adalah
likopen.
METODOLOGI
Alat
Alat yang digunakan antara lain alat
refluks dengan labu double neck dan rotary
evaporator (Buchi R II), Spektrofotometer
UV-Vis (Shimadzu UV 1800 U), kuvet
kuarsa (Hellma), neraca digital (Pioneer),
alat pengaduk ultrasonik (Elmasonic),
magnetic stirrer (Wisestir), dan alat-alat
gelas standar laboratorium.
Bahan
Bahan yang digunakan untuk proses
penelitian
ini
adalah
buah
tomat
(Lycopersicum esculentum Miller.), buah
semangka (Citrullus vulgaris (Schard.)
Fursa), buah jambu biji merah (Psidium
guajava L.), dan buah arben ( Rubus
reflexus Ker.) yang diperoleh dari daerah
Pangalengan, Bandung, pereaksi Mayer,
Dragendorff, Lieberman-Burchard, eter,
amil alkohol, kloroform, HCl 2N, larutan
KOH 5%, FeCl
₃, Vanilin 10% dalam
H
₂SO₄ pekat, gelatin 1%, ammonia, serbuk
Mg, n-heksana pro analysis (Merck),
JSTFI
Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology
Vol.II, No.2, Juli 2013
13
Likopen standar (PT.Otto Pharmaceutical
Industries), etanol 95% pro analysis
(Merck),
diklorometan
pro
analysis
(Merck), aquabidest (IPHA Laboratories).
Determinasi Tanaman dan Penapisan
Fitokimia
Determinasi tanaman dilakukan di
Herbarium
Jatinangor,
Laboratorium
Taksonomi Tumbuhan, Jurusan Biologi,
UNPAD.
Penapisan
fitokimia
yang
dilakukan diantaranya untuk senyawa-
senyawa golongan alkaloid, monoterpen,
seskuiterpen, flavonoid, tanin, fenolat,
triterpenoid, steroid, kuinon dan saponin,
menggunakan metode yang tertera pada
MMI jilid III dan metode Farnsworth.
Ekstraksi
Ekstraksi dilakukan dengan metode
refluks, menggunakan pelarut n-heksana
sesuai dengan metode dari Ausich, 1997.
Sebanyak 1 kg dari masing-masing sampel
yaitu buah tomat, buah semangka, buah
jambu biji merah dan buah arben diblender
kemudian di ekstraksi dengan 1 L n-
heksana selama
± 1 jam pada suhu 60°C,
diperoleh masing-masing sampel ekstrak
cair n-heksana dan ekstrak air.
Ekstrak
cair n-heksan diuapkan dengan penguap
putar hingga didapat ekstrak kental n-
heksan.
Penetapan
Kadar
Likopen
dengan
Spektrofotometri
a.
Pembuatan Larutan Standar
Likopen
Sejumlah
250,6
mg
likopen
ditimbang, ditambahkan air dan dikocok
dengan bantuan ultrasonik selama 5 menit
pada suhu maksimal 60
0
C. ditambahkan
50mL etanol 95% dan diklormetan hingga
100 mL, kemudian disentrifugasi selama 10
menit. Sehingga diperoleh larutan induk.
Larutan
induk
sebanyak
70
mL,
dimasukkan ke dalam labu ukur 100 mL
dan ditambahakn pelarut etanol : n-heksan
hingga tanda batas. Kemudian ditentkan
serapan uji pada panjang gelombang
maksimum. Sebagai blanko digunakan n-
heksan. Kadar likopen dapat dihitung
dengan menggunakan persamaan:
Kadar % =
A
= serapan larutan uji
W
= berat uji yang ditimbang untuk
larutan uji (g)
143
= faktor pengenceran
3450
= Absorptivitas
b.
Penentuan Panjang Gelombang
serapan Maksimum
Penentuan
panjang
gelombang
maksimum dengan cara membuat larutan
standar likopen pada konsentrasi 1,155
µg/mL,
kemudian
ditentukan
absorbansinya, kemudian dilihat panjang
gelombang serapan maksimumnya.
14
c.
Pembuatan Kurva Kalibrasi
Dibuat beberapa variasi konsentrasi
dari larutan induk dengan cara diencerkan
menjadi 0,036 µg/mL, 0,072 µg/mL, 0,144
µg/mL, 0,288 µg/mL, 0,577 µg/mL, 1,155
µg/mL. Masing-masing larutan tersebut
diukur
absorbansinya
pada
panjang
gelombang 472 nm, kemudian dibuat kurva
yang
merupakan
hubungan
antara
absorbansi (y) dengan konsentrasi (x).
d.
Karakterisasi Spektrum Sampel
dan Penetapan Kadar Sampel
Menggunakan spektrofotometr
Dengan Metode Adisi Standar
Sampel hasil ekstraksi diambil 0,5-5
mL, kemudian masukan dalam labu ukur
100 mL, tambahkan n-heksana sampai
tanda batas. Disiapkan 6 sampel larutan
masing-masing diambil 0,5-2 mL encerkan
dengan n-heksana 3-50 mL. Satu sampel
tanpa
penambahan
likopen
standar
sedangkan 5 sampel lagi ditambahkan
masing-masing 0,05-1 mL likopen standar.
Sampel-sampel
tersebut
dilihat
spektrumnya dan diukur absorbansinya
pada panjang gelombang 472 nm dengan
menggunakan alat spektrofotometer.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penapisan Fitokimia
Hasil penapisan fitokimia buah semangka
(Citrullus vulgaris (Schard.) Fursa), buah
jambu biji merah (Psidium guajava L.), dan
buah arben hutan (Rubus reflexus Ker.)
terlihat pada tabel 1. .
Tabel 1. Hasil Penapisan Fitokimia
Golongan senyawa
Buah
Semangka
Buah Jambu
Biji
Buah Arben
hutan
Alkaloid
+
-
+
Flavonoid
-
-
+
Tanin
-
+
+
Fenolat
-
-
+
Monoterpen dan Seskuiterpen
+
+
+
Steroid dan Triterpenoid
+
+
+
Kuinon
-
+
+
Saponin
+
-
+
Keterangan: (+) terdeteksi, (-) tidak terdeteksi
JSTFI
Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology
Vol.II, No.2, Juli 2013
15
Ekstraksi
Hasil
ekstraksi
dengan
menggunakan
metode
refluks
dengan
menggunakan pelarut n-heksan pada suhu
600C selama ±1 jam dan diuapkan dengan
penguap putar didapat 8 mL ekstrak buah
semangka dari 1,8 kg buah semangka, 100
mL ekstrak buah jambu biji merah dari 1 kg
buah jambu biji merah, dan 50 mL ekstrak
buah arben hutan dari 1 kg buah arben
hutan.
Penetapan
Kadar
Likopen
dengan
Spektrofotometri
a.
Larutan Standar Likopen
Dari
hasil
penelitian
diperoleh
absorbansi likopen sebesar 0,400 dengan
berat zat uji 250,6 mg, menghasilkan
0,066% kadar likopen. Kemurnian likopen
sangat kecil karena sifat dari likopen yaitu
mudah teroksidasi, baik karena pengaruh
udara maupun paparan sinar matahari.
b.
Penentuan Panjang Gelombang
Serapan Maksimum
Hasil
pengukuran
panjang
gelombang serapan maksimumnya adalah
472 nm. Spektrum serapan likopen dapat
dilihat pada gambar 1. Puncak pertama
spektrum likopen standar berada pada
panjang gelombang 501 nm, puncak kedua
atau puncak tertinggi berada pada panjang
gelombang 472 nm dan puncak ketiga
berada pada panjang gelombang 445 nm
dengan pelarut n-heksan.
Gambar 1. Spektrum Visible Serapan Likopen
c.
Pembuatan Kurva Kalibrasi
Kurva baku yang diperoleh adalah
kurva yang memuat data absorban (A) pada
berbagai konsentrasi standar likopen (C),
kurva standar likopen diperoleh dengan
memplotkan harga absorbansi terhadap
konsentrasi, sehingga diperoleh persamaan
regresi linier yaitu: y= 0,3465x-0,0052.
16
Hasil koefisien korelasinya adalah 0,99885.
Hasil pengukuran masing-masing larutan
induk dapat dilihat pada gambar 2.
Gambar 2. Kurva Baku Likopen
e.
Karakterisasi Spektrum Sampel
dan Penetapan Kadar Sampel
Menggunakan Spektrofotometer
Hasil dari karakterisasi menggunakan
metode spektrofotometri UV-Vis pada buah
semangka
dan
jambu
biji
merah
menghasilkan tiga puncak spektrum yang
sama dengan spektrum pada likopen
sedangkan spektrum pada buah arben
terdapat tiga puncak spektrum tetapi hanya
dua
puncak
yang
memiliki
panjang
gelombang yang sama dengan panjang
gelombang pada likopen yaitu pada panjang
gelombang 471 nm dan 444 nm. Seperti
pada gambar 3 - 5. Penetapan kadar sampel
menggunakan Spektrofotometer UV-Vis
pada
panjang
gelombang
serapan
maksimum 472 nm, dengan persamaan y=
0,3465x-0,0052 diperoleh data yang tertera
pada tabel 2.
Gambar 3. Spektrum Visible Buah
Semangka
Gambar 4. Spektrum Visible Buah
Jambu Bij
JSTFI
Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology
Vol.II, No.2, Juli 2013
17
Gambar 5. Spektrum Visible Buah Arben
Tabel 2. Kadar Likopen dalam Sampel Tanpa Penambahan Likopen Standar
Sampel
Berat
buah
(g)
Konsentrasi
x (µg/mL)
Kadar likopen tiap 100 g buah
(mg)
Semangka
1800
1,5
33
Jambu biji merah
1000
0,6
7,5
Arben hutan
1000
1,5
9
Kadar likopen yang terdapat dalam
semangka sangat tinggi dibanding dengan
likopen yang terdapat dalam jambu biji dan
arben, sesuai dengan penelitian dari Darin
Ingels, 2003. Darin pula mengatakan bahwa
kandungan likopen pada semangka lebih
besar 40% dari pada likopen pada tomat.
Pigmen warna yang sangat terang hingga
tua yang terdapat dalam buah menunjukan
kandungan antioksidan (likopen) tersebut
tinggi, semangka yang digunakan dalam
penelitian memiliki warna daging buah
merah yang sangat baik yaitu merah tua,
kemungkinan
hal
ini
pula
yang
menyebabkan kadar likopen semangka
dalam penelitian ini tinggi. Spektrum
likopen pada buah arben tidak sama dengan
spektrum pada likopen standar, walaupun
demikian tetap dilakukan pengukuran kadar
yang diukur pada panjang gelombang 471
nm. Kadar likopen dalam buah arben hutan
dalam penelitian ini adalah 9 mg tiap 100 g
buah. Sebelumnya tidak ada penelitian
tentang likopen dalam arben hutan sehingga
tidak ada hasil pembanding.
18
f.
Penetapan
Kadar
Sampel
Menggunakan
Spektrofotometr
Dengan Metode Adisi Standar
Persamaan regresi linier berturut-
turut untuk buah semangka, buah jambu biji
merah dan arben hutan berdasarkan kurva
adisi adalah
y= 0,266x+0,596; y=
0,176x+0,196; y= 0,282x+0,529. Seperti
pada gambar 5 – 7.
Gambar 5. Kurva Adisi Buah Semangka
Gambar 6. Kurva Adisi Buah Jambu Biji
Merah
Gambar 7. Kurva Adisi Buah Arben Hutan
Dari persamaan - persamaan regresi
linier
yang
diperoleh
masing-masing
sampel dapat dihitung kadar likopen setelah
penambahan likopen standar , maka
diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 3. Kadar Likopen dalam Sampel dengan Penambahan Likopen Standar
Sampel
Berat buah
(g)
Konsentrasi
x(µg/mL)
Kadar likopen tiap
100 g buah
(mg)
Semangka
1800
2
44
Jambu biji merah
1000
1
12,5
Arben hutan
1000
1,8
11
Jumlah likopen yang diperoleh dari
metode
adisi
standar
lebih
besar
dibandingkan
dengan
sampel
tanpa
penambahan likopen karena pada metode
adisi standar kepekaannya lebih tinggi jika
dibandingkan tanpa penambahan likopen,
dengan sedikit penambahan likopen pada
sampel maka absorbansinya semakin besar.
JSTFI
Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology
Vol.II, No.2, Juli 2013
19
SIMPULAN
Setelah dilakukan penelitian, analisis
menunjukkan pada semangka dan jambu
biji mengandung likopen yang identik
dengan standar dengan masing-masing
kadar sebesar 33 mg tiap 100 g buah dan
7,5 mg tiap 100 g buah, sedangkan pada
arben belum bisa dipastikan sebagai likopen
dengan adanya perbedaan jenis puncak
pada spektrum UV, walaupun menunjukkan
serapan linier dengan adisi standar yang
menunjukkan kadar sebesar 9 mg tiap 100 g
buah.
DAFTAR PUSTAKA
A, Basu, et al. 2007. “Tomatoes Versus
Lycopene in Oxidative Stress and
Carcinogenesis : Conclusion from
Clinical Trials.” Eur J Clin Nutr.
61(3): 295-303.
A, Pollack, et al. 1996. “Inhibatory Effect
of
Lycopene
on
Cataract
Development
in
Galactosemic
Rats.”
Metab
Pediatr
Syst
Ophthalmol. 19-20:31-6.
Agarwal, Sanjiv, et al. 2000. “Tomato
Lycopene and its Role in Human
Health and Chronic Diseases.”
Canadian
Medical
Association
Journal. 163 (6):739-744.
Ansel, H. C. 1989. Pengantar Bentuk
Sediaan Farmasi. edisi 4. Jakarta,
UI-Press: 605-609.
Arab, L and Steck.S. 2000. “Lycopene and
Cardiovascular
Diseases.”
American Journal of Clininal
Nutritio. 71:1691-1695.
Ausich, Rodney L, et al. 1997. “Process for
the Isolation and Purification of
Lycopene Crystals.” United States
Patent. 1-13.
Backer, C. A. And Bakhuizen van den
Brink Jr. 1963. Flora of Java.
Vol.1.
Groningen,
N.
V.
P.
Noordhoff :300;334-335;514-517.
Backer, C. A. And Bakhuizen van den
Brink Jr. 1965. Flora of Java.
Vol.2.
Groningen,
N.
V.
P.
Noordhoff:476-477.
Christian, G.D. 1994. Analytical Chemistry.
Fifth Edition .John Wiley and Sons
Inc, New York : 462-484.
Christian, G.D. and O'Reilly. 1986.
Instrumental
Analysis.
Second
Edition. Allyn and Bacon, Inc.
Boston : 278-315.
Farnsworth, R. Norman. 1996. “Biological
& Phytochemical Screening of
Plant.” J. Pharm. Sci. American
Pharmaceutical Association. 55
(3):243-268.
Giovannuci, E. 1999. “Tomatoes, Tomato-
Based Products, Lycopene, and
Cancer
:
Review
of
the
20
Epidemiologic Literature.” J Natl.
Cancer Inst. 91:317-331.
Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna
Indonesia. Jilid II, cetakan ke-1,
terjemahan
Badan
Litbang
Kehutanan,
Jakarta,
Yayasan
Sarana Wanajaya.
Ingels, Darin. 2003. “Regular Consumption
of Watermelon Juice can Increases
Blood Concentrations of Lycopene
and Beta-carotene.” Journal of
Nutrition. Healthnotes Newswire.
133:1043-50.
J, Levy, et al. 1995. “Lycopene is a more
Potent Inhibitor of Human Cancer
Cell
Proliferation
than
either
Alpha-Carotene or Beta-Carotene.”
Nutr Cancer. 24 (3):257-66.
Johnson, J.E. 2002. “The Role of
Carotenoids in Human Health.”
Nutrition in Clinical Care.5:56-65
Ninet, L, et al. 1969. “Activation of the
Biosynthesis of Carotenoids by
Blakeslea trispora.” Biotechnology
and Bioengineering. 6 (2): 1195-
1210.
M, Berneburg, et al. 1999. “Singlet Oxygen
Mediates
the
UVA-Induced
Generation of the Photoaging-
Associated Mithocondrial Common
Deletion.” J Biol Chem. 274
(22):15345-9.
Mascio, Di P, et al. 1989. “Lycopene As the
Most
Efficient
Biological
Carotenoid
Singlet
Oxygen
Quencher.” Arch Biochem Biophys.
274 (2):532-8.
Rao,
AV,
et
al.
2006.
“Lycopene
Consumption Decreases Oxidative
Stress
and
Bone
Resorption
Markers
in
Postmenopausal
Women.” Osteoporos Int. 18
(1):109-15.
Rohman, Abdul. 2007. Kimia Farmasi
Analisis. Yogyakarta. Pustaka
Pelajar : 225;252-255.
Setiawan, Dalimartha. 2000. Tumbuhan
Obat Indonesia. Jilid dua. Jakarta.
Puspa Swara.
Setiawan, Dalimartha. 2003. Tumbuhan
Obat Indonesia. Jilid tiga. Jakarta.
Puspa Swara.
Siagian, Albiner. 2008. “Lycopene :
Senyawa Fitokimia pada Tomat
dan
Semangka.”
Medan.
Universitas Sumatera Utara :121-
124.
Skoog, DA, et al. 1996. Fundamentals of
Analytical
Chemistry.
Seventh
Edition.
Saunders
College
Publishing : 497-600.
Skoog, DA, et al. 1998. Principles of
Instrumental
Analysis.
Fifth
Edition.
Saunders
College
Publishing : 725-765.
The Merck Index. 2001. Thirteenth Edition
Volume I: 5641.
W, Stahl and Sies H. 1996. “Lycopene : A
Biologically Important Carotenoid
for Humans?.” Arch Biochem
Biophys. 336 (1):1-9.
JSTFI
Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology
Vol.II, No.2, Juli 2013
21
Wang, Lu, et al. 2006. “Plasma Lycopene,
Other Carotenoids, and the Risk of
Type 2 Diabetes in Women.”
American Journal of Epidemiology.
164:576-585.
Dostları ilə paylaş: |