Tabel 1. Kandungan gizi buah tomat segar (matang) tiap 180 gram bahan.
nutrien
jumlah
Kebutuhan per
hari (%)
Kepadatan
nutrisi
Vitamin C
34,38 mg
57,3
27,3
Vitamin A
1121,40 IU
22,4
10,7
Vitamin K
14,22 mcg
18,8
8,5
molybdenum
9,00 mcg
12,0
5,7
Kalium
399,6 mg
11,4
5,4
Mangan
0,19 mg
9,5
4,5
Serat
1,98 g
7,9
3,8
Kromium
9,00 mcg
7,5
3,6
Vitamin B1 (thiamine)
0,11 mg
7,3
3,5
Vitamin B6 (pyridoxine)
0,14 mg
7,0
3,3
Folat
27,00 mcg
6,8
3,2
Tembaga
0,13 mg
6,5
3,1
Vitamin B3 (niacin)
1,13 mg
5,6
2,7
Vitamin B2 (riboflavin)
0,09 mg
5,3
2,5
Magnesium
19,80 mg
5,0
2,4
Besi
0,81 mg
4,5
2,1
Vitamin B5 (as. pantotenat)
0,44 mg
4,4
2,1
Phosphor
43,20 mg
4,3
2,1
Vitamin E
0,68 mg
3,4
1,6
Tryptophan
0,01 g
3,1
1,5
Protein
1,53 g
3,1
1,5
(Sumber : Whfoods.org, 2007)
Tomat merupakan buah pangan yang saat ini telah dikonsumsi di seluruh
penjuru dunia. Diyakini, mengkonsumsi tomat baik bagi kesehatan hati.
Lycopene, salah satu antioksidan alami yang sangat kuat ternyata terkandung di
dalam buah tomat dengan kadar 30-100 ppm (Bombardelli, 1999). Lycopene
7
memiliki kemampuan untuk mencegah penyakit kanker. Saat ini telah
dikembangkan pula ekstrak buah tomat yang digunakan sebagai treatment tekanan
darah tinggi. Selain digunakan sebagai sayur, tomat juga digunakan dalam seni
kuliner, seperti tomato paste, tomato purěe, tomato pie, gazpacho (Andalussia), Pa
amb tomăquet (Spanyol), dan pizza (Italy).
Tabel 2. Kandungan Likopen Buah Segar dan Olahan Tomat
Bahan
Kandungan Likopen (mg/100g)
Pasta tomat
42,2
Saus spagetti
21,9
Sambal
19,5
Saus tomat
15,9
Jus tomat
12,8
Sup tomat
7,2
Saus seafood
17,0
Semangka
4,0
Pink grapefruit
4,0
Tomat mentah
8,8
Sumber : Tsang (2005) ; Arab dan Steck (2000)
2.2. Antioksidan
2.2.1. Pengertian Antioksidan
Di dalam tubuh kita terdapat senyawa yang disebut antioksidan yaitu
senyawa yang dapat menetralkan radikal bebas, seperti: enzim SOD (Superoksida
Dismutase), gluthatione, dan katalase. Antioksidan juga dapat diperoleh dari
asupan makanan yang banyak mengandung vitamin C, vitamin E dan betakaroten
serta senyawa fenolik. Bahan pangan yang dapat menjadi sumber antioksidan
alami, seperti rempah-rempah, coklat, biji-bijian, buah-buahan, sayur-sayuran
seperti buah tomat, pepaya, jeruk dan sebagainya (Prakash, 2001; Frei B,1994;
Trevor R, 1995).
8
Radikal bebas adalah atom atau molekul yang tidak stabil dan sangat
reaktif karena mengandung satu atau lebih elektron tidak berpasangan pada orbital
terluarnya. Untuk mencapai kestabilan atom atau molekul, radikal bebas akan
bereaksi dengan molekul disekitarnya untuk memperoleh pasangan elektron.
Reaksi ini akan berlangsung terus menerus dalam tubuh dan bila tidak dihentikan
akan menimbulkan berbagai penyakit seperti kanker, jantung, katarak, penuaan
dini, serta penyakit degeneratif lainnya.
Persyaratan (sesuai peraturan/undang – undang) : Antioksidan sebagai
bahan tambahan pangan batas maksimum penggunaannya telah diatur oleh
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor: 772/Menkes/Per/IX/88 tertulis dalam
Lampiran I, antioksidan yang diizinkan penggunannya antara lain asam askorbat,
asam eritrobat, askorbil palmitat, askorbil stearat, butil hidroksilanisol (BHA),
butil hidrokinin tersier, butil hidroksitoluen, dilauril tiodipropionat, propil gallat,
timah (II) klorida, alpha tokoferol, tokoferol, campuran pekat (Wisnu Cahyadi,
2008).
2.2.2. Fungsi Zat Antioksidan
Berkaitan dengan fungsinya, senyawa antioksidan di klasifikasikan dalam
lima tipe antioksidan, yaitu:
1.
Primary antioxidants, yaitu senyawa-senyawa fenol yang mampu memutus
rantai reaksi pembentukan radikal bebas asam lemak. Dalam hal ini
memberikan atom hidrogen yang berasal dari gugus hidroksi senyawa fenol
sehingga terbentuk senyawa yang stabil. Senyawa antioksidan yang termasuk
kelompok ini, misalnya BHA, BHT, PG, TBHQ, dan tokoferol.
2.
Oxygen scavengers , yaitu senyawa-senyawa yang berperan sebagai pengikat
oksigen sehingga tidak mendukung reaksi oksidasi. Dalam hal ini, senyawa
tersebut akan mengadakan reaksi dengan oksigen yang berada dalam sistem
sehingga jumlah oksigen akan berkurang. Contoh dari senyawa-senyawa
kelompok ini adalah vitamin C (asam askorbat), askorbilpalminat, asam
eritorbat, dan sulfit.
9
3.
Secondary antioxidantsI,
yaitu senyawa-senyawa
yang
mempunyai
kemampuan untuk berdekomposisi hidroperoksida menjadi prodak akhir yang
stabil. Tipe antioksidan ini pada umumnya digunakan untuk menstabilkan
poliolefin resin. Contohnya, asam tiodipropionat dan dilauriltiopropionat.
4.
Antioxidative EnzimeI, yaitu enzim yang berperan mencegah terbantuknya
radikal bebas. Contohnya glukose oksidase, superoksidase dismutase(SOD),
glutation peroksidase, dan kalalase.
5.
Chelators sequestrants.yaitu senyawa-senyawa yang mampu mengikat logam
seperti besidan tembaga yang mampu mengkatalis reaksi oksidasi lemak.
Senyawa yang termasuk didalamnya adalah asam sitrat, asam amino,
ethylenediaminetetra acetid acid (EDTA), dan fosfolipid.
2.3. Likopen
Lycopene atau yang sering disebut sebagai α-carotene adalah suatu
karotenoid pigmen merah terang, suatu fitokimia yang banyak ditemukan dalam
buah tomat dan buah-buahan lain yang berwarna merah. Pada penelitian makanan
dan phytonutrien yang terbaru, lycopene merupakan objek paling populer.
Karotenoid ini telah dipelajari secara ekstensif dan ternyata merupakan sebuah
antioksidan yang sangat kuat dan memiliki kemampuan anti-kanker. Nama
lycopene diambil dari penggolongan buah tomat, yaitu Lycopersicon esculantum.
(Di Mascio P, Kaiser, dan Sies,1989).
Gambar 2. bentuk molekul lycopene
Secara struktural, lycopene terbentuk dari delapan unit isoprena. Banyaknya
ikatan ganda pada lycopene menyebabkan elektron untuk menuju ke transisi yang
lebih tinggi membutuhkan banyak energi sehingga lycopene dapat menyerap sinar
yang memiliki panjang gelombang tinggi (sinar tampak) dan mengakibatkan
10
warnanya menjadi merah terang. Jika lycopene dioksidasi, ikatan ganda
antarkarbon akan patah membentuk molekul yang lebih kecil yang ujungnya
berupa –C=O. Meskipun ikatan –C=O merupakan ikatan yang bersifat
kromophorik (menyerap cahaya), tetapi molekul ini tidak mampu menyerap
cahaya dengan panjang gelombang yang tinggi sehingga lycopene yang
teroksidasi akan menghasilkan zat yang berwarna pucat atau tidak berwarna.
Elektron dalam ikatan rangkap akan menyerap energi dalam jumlah besar untuk
menjadi ikatan jenuh, sehingga energi dari radikal bebas yang merupakan sumber
penyakit dan penuaan dini dapat dinetralisir oleh lycopene (Di Mascio P, Kaiser,
dan Sies,1989).
Sayuran dan buah yang berwarna merah seperti tomat, semangka, jeruk
besar merah muda, jambu biji, pepaya, strawberry, gac, dan rosehip merupakan
sumber utama lycopene. Sumber lain adalah bakteri seperti Blakeslea trispora.
Tidak seperti vitamin C yang akan hilang atau berkurang apabila buah atau sayur
dimasak, lycopene justru akan semakin kaya pada bahan makanan tersebut setelah
dimasak atau disimpan dalam waktu tertentu. Misalnya, lycopene dalam pasta
tomat empat kali lebih banyak dibanding dalam buah tomat segar. Hal ini
disebabkan lycopene sangat tidak larut dalam air dan terikat kuat dalam serat.
Lycopene
merupakan
suatu
antioksidan
yangt
sangat
kuat.
Kemampuannya mengendalikan singlet oxygen (oksigen dalam bentuk radikal
bebas) 100 kali lebih efisien daripada vitamin E atau 12500 kali dari pada
gluthation. Singlet oxygen merupakan prooksidan yang terbentuk akibat radiasi
sinar ultra violet dan dapat menyebabkan penuaan dan kerusakan kulit. Selain
sebagai anti skin aging, lycopene juga memiliki manfaat untuk mencegah
penyakit cardiovascular, kencing manis, osteoporosis, infertility, dan kanker
(kanker kolon, payudara, endometrial, paru-paru, pankreas, dan terutama kanker
prostat). Ini semua diakibatkan banyaknya ikatan rangkap dalam molekulnya (Di
Mascio P., Kaiser., dan Sies.,1989). Sebagai antioksidan, lycopene dapat
melindungi DNA, di samping sel darah merah, sel tubuh, dan hati.
Selain bermanfaat dalam dunia kesehatan, lycopene juga bermanfaat
sebagai pewarna makanan dan barang-barang dari plastik. Plastik yang diwarnai
11
dengan lycopene tidak akan luntur jika terkena air, sabun, maupun detergent.
Namun, warna ini mudah rusak jika dipanaskan pada suhu tinggi, terkena minyak
panas, dan bahan oksidator (wikipedia.org, 2007).
Kemampuan likopen dalam meredam oksigen tunggal dua kali lebih baik
daripada beta karoten dan sepuluh kali lebih baik daripada alfa-tokoferol. Tomat
yang diproses menjadi jus, saus dan pasta memiliki kandungan likopen yang
tinggi dibandingkan dalam bentuk segar. Sebagai contoh, jumlah likopen dalam
jus tomat bisa mencapai lima kali lebih banyak daripada tomat segar. Para
peneliti, tomat yang dimasak atau dihancurkan dapat mengeluarkan likopen lebih
banyak, sehingga mudah diserap tubuh (Sunarmani dan Kun Tanti, 2008).
a.
Sifat Fisis Lycopene
Nama
: Lycopene
Nama IUPAC
: ( 6E,8E,10E,12E,14E,16E,18E,20E,22E,24E,26E)-
2,6,10,14,19,23,27,31-Octamethyldotriaconta-
2,6,8,10,12,14,16,18,20,22,24,26,30- tridecaene
Rumus molekul
: C
40
H
56
(CC(=CCC/C(=C/C=C/C(=C/C=C/C(=C/C=C/C=
C(\C)/C=C/C=C(\C)/C=C/C=C(\C)/CCC=C(C)C)
/C)/C)/C)C
Berat molekul
: 536,873 gram/mol
Warna
: merah terang
Bentuk
: kristal
Titik leleh
: 172-173 ºC
Titik didih
: terdekomposisi
Kelarutan Air
: tidak larut
Larut dalam n-Hexane dan hidrokarbon suku rendah lain,
methylene chloride, dan ester suku rendah yang terbentuk dari
alkohol dan asam karboksilat .
(sumber : wikipedia.org, 2007).
b.
Sifat Kimia Lycopene
Dalam larutannya, akan mengendap dengan kehadiran ion Ca
2+
12
Bereaksi dengan oksigen bebas
Reaksi :
C
40
H
56
+ n On → (n+1) R-C-O
Teroksidasi oleh zat-zat oksidator membentuk molekul yang lebih kecil
dengan bentuk R-C=O.
Reaksi :
C
40
H
56
R-C=O
(sumber : wikipedia.org, 2007).
2.4. Ekstraksi
2.4.1. Pengertian Ekstraksi
Ekstraksi adalah suatu metoda operasi yang digunakan dalam proses
pemisahan suatu komponen dari campurannya dengan menggunakan sejumlah
massa bahan (solven) sebagai tenaga pemisah. Apabila komponen yang akan
dipisahkan (solute) berada dalam fase padat, maka proses tersebut dinamakan
pelindihan atau leaching.
Proses pemisahan dengan cara ekstraksi terdiri dari tiga langkah dasar.
1.
Proses penyampuran sejumlah massa bahan ke dalam larutan yang akan
dipisahkan komponen – komponennya.
2.
Proses pembantukan fase seimbang.
3.
Proses pemisahan kedua fase seimbang.
Sebagai tenaga pemisah, solven harus dipilih sedemikian hingga
kelarutannya terhadap salah satu komponen murninya adalah terbatas atau sama
sekali tidak saling melarutkan. Karenanya, dalam proses ekstraksi akan terbentuk
dua fase cairan yang saling bersinggungan dan selalu mengadakan kontak. Fase
yang banyak mengandung diluen disebut fase rafinat sedangkan fase yang banyak
mengandung solven dinamakan ekstrak.
Terbantuknya dua fase cairan, memungkinkan semua komponen yang ada
dalam campuran terbesar dalam masing – masing fase sesuai dengan koefisien
distribusinya, sehingga dicapai keseimbangan fisis.
oksidasi
13
Pemisahan kedua fase seimbang dengan mudah dapat dilakukan jika
density fase rafinat dan fase ekstrak mempunyai perbedaan yang cukup. Tetapi
jika density keduanya hampir sama proses pemisahan semakin sulit, sebab
campuran tersebut cenderung untuk membentuk emulsi.
Dibidang industri, ekstraksi sangat luas penggunaannya terutama jika
larutan yang akan dipisahkan tediri dari komponen – komponen :
1.
Mempunyai sifat penguapan relatif yang rendah.
2.
Mempunyai titik didih yang berdekatan.
3.
Sensitif terhadap panas.
4.
Merupakan campuran azeotrop.
Komponen – komponen yang terdapat dalam larutan, menentukan
jenis/macam solven yang digunakan dalam ekstraksi. Pada umumnya, proses
ekstraksi tidak berdiri sendiri, tetapi melibatkan operasi – operasi lain sepeti
proses pemungutan kembali solven dari larutannya (terutama fase ekstrak), hingga
dapat dimanfaatkan kembali sebagai tenaga pemisah. Untuk maksud tersebut,
banyak cara yang dapat dilakukan misalnya dengan metode distilasi, pemanasan
sederhana atau dengan cara pendinginan untuk mengurangi sifat kelarutannya.
2.4.2. Ekstraksi Cair – Cair
Proses pemisahan secara ekstraksi dilakukan jika campuran yang akan
dipisahkan berupa larutan homogen (cair – cair) dimana titik didih komponen
yang satu dengan komponen yang lain yang terdapat dalam campuran hampir
sama atau berdekatan.
Pada proses pemisahan secara ekstraksi , face cairan II segera terbentuk
setelah sejumlah massa solven ditambahkan kedalam campuran (ciaran I) yang
akan dipisahkan. Sebeelum campuran dua fase dipisahkan meenjadi produk
ekstrak dan produk rafinat, suatu uasah harus dilakukan dengan mempertahankan
kontak antara face cairan I dengan fase cairan II sedemikian hingga pada suhu dan
tekanan tertentu campuran dua fase berada dalam kesetimbangan.
14
Jika antara solven dan diluen tidak saling melarutkan, maka sistem
tersebut dikenal sebagai Ekstraksi Insoluble Liquid. Tetapi antar solven dan
diluen sedikit saling melarutkan disebut Ekstraksi Soluble Liquid.
Sebagai tenaga pemisah, solven haris memenuhi kriteria berikut :
1.
Daya larut terhadap solute cukup besar.
2.
Sama sekali tidak melarytkan dilun atau hanya sedikit melarutkan diluen.
3.
Antara solvent dengan diluen harus mempunyai perbedaan density yang
cukup.
4.
Antara solven dengan solute harus mempunyai perbadaan titik diddih atau
tekanan uap murni yang cukup.
5.
Tidak beracun.
6.
Tidak bereaksi baik terhadap solute maupun diluen.
7.
Murah, mudah didapat.
2.5. Pemilihan Solven
2.5.1. Solven Yang Digunakan
Solven yang digunakan pada penelitian ini adalah etanol, aseton, dan
heksan.
1.
Heksana
Heksana adalah sebuah senyawa hidrokarbon alkana dengan rumus
kimia C
6
H
14
(isomer utama n-heksana memiliki rumus CH
3
(CH
2
)
4
CH
3
.
Awalan heks- merujuk pada enam karbon atom yang terdapat pada
heksana dan akhiran -ana berasal dari alkana, yang merujuk pada
ikatan tunggal yang menghubungkan atom-atom karbon tersebut. N
Hexana merupakan jenis pelarut non polar.
Karakteristik n – heksana :
1.
Nama lain
: caproyl hydride, hexyl hydride
2.
Rumus molekul
: CH
3
(CH
2
)
4
CH
3
3.
Berat molekul
: 86,17 kg/mol
4.
Warna
: berwarna
15
5.
Melting point
: - 94
o
C
6.
Boiling point
: 69 ( P = 1 atm)
7.
Spesific gravity
: 0,659
8.
Kelarutan dalam 100 bagian air : 0,014 ( 15
o
C )
Heksana dapat digunakan untuk mengekstraksi minyak nilam yang
dapat digunakan sebagai minyak atsiri (Jos, B., 2004). Selain itu,
heksana dapat digunakan sebagai solven untuk mengekstraksi
karotenoid dari CPO (Firdiana, D., dan Kuncoro, R., dan Jos, B.,
2003). Solven campuran antara heksana dan benzena dapat digunakan
untuk mengekstraksi minyak dari kopra (Kustanti, F., dan Ajianni, M.
Y., 2000). Sedangkan solven campuran antara heksana dan isopropanol
dapat digunakan dalam penurunan kadar limbah sintetis asam phosphat
dengan ekstraksi cair – cair (Mahmudi, M., 1997).
2.
Aseton
Aseton, juga dikenal sebagai propanon, dimetil keton, 2-propanon,
propan-2-on, dimetilformaldehida, dan β-ketopropana, adalah senyawa
berbentuk cairan yang tidak berwarna dan mudah terbakar.
Karakteristik aseton :
1.
Rumus molekul
: CH
3
COCH
3
2.
Berat molekul
: 50,1 kg/mol
3.
Melting point
: - 94,6
o
C
4.
Spesifik gravity
: 0,7863 ( 25
o
C)
Aseton dapat digunakan untuk mengaktifkan karbon arang dari batok
kelapa. Carbon dari proses carbonasi batok kelapa yang merupakan
bahan penutup porinya adalah tar, akan diekstrasi dengan dikontakkan
dengan aseton (Suhartono, J., Hendri M. A., dan Sumarno, 1998).
Aseton sangat baik digunakan untuk mengencerkan resin kaca serat,
membersihkan peralatan kaca gelas, dan melarutkan resin epoksi dan
lem super sebelum mengeras. Ia dapat melarutkan berbagai macam
plastik dan serat sintetis.
16
3.
Etanol
Etanol (disebut juga etil-alkohol atau alkohol saja), adalah alkohol
yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Karena
sifatnya yang tidak beracun bahan ini banyak dipakai sebagai pelarut
dalam dunia farmasi dan industri makanan dan minuman. Etanol
merupakan jenis pelarut polar.
Karakteristik etanol :
1.
Rumus molekul
: C
2
H
5
OH
2.
Berat Molekul
: 46,07 kg/mol
3.
Spesifik gravity
: 0,789
4.
Melting point
: - 112 oC
5.
Boiling point
: 78,4 oC
6.
Soluble in water
: insoluble
7.
Density
: 0,7991 gr/cc
8.
Temperatur kritis
: 243,1 oC
9.
Tekanan kritis
: 63,1 atm
Etanol dapat digunakan untuk mengekstraksi minyak laka ( CSNL )
dari kulit biji jambu mete (Sudarwanto, H., Napitupulu, P., dan Jos, B.,
2004). Selain itu etanol juga dapat digunakan dalam alkoholisis
minyak dari biji kapuk (Utami, F. N., Dewi, S. P., 1997).
Dostları ilə paylaş: |