Agen kemopreventif potensial



Yüklə 141,77 Kb.
Pdf görüntüsü
tarix07.01.2017
ölçüsü141,77 Kb.
#4796

TOMAT (Solanum lycopersicum L.) SEBAGAI 

AGEN KEMOPREVENTIF POTENSIAL 

 

Rifki Febriansah*, Luthfia Indriyani, Kartika Dyah Palupi dan Muthi’ Ikawati 

Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta 

Korespondensi : e-mail : muthi_ikawati@yahoo.co.id 

 

Abstrak 

 

Jumlah penderita kanker terus mengalami peningkatan dari waktu ke waktu. 

Eksplorasi bahan alam untuk menemukan agen kemopreventif menjadi suatu alternatif untuk 

mengurangi jumlah penderita kanker di dunia. Agen kemopreventif merupakan agen yang 

dapat mencegah dan menghambat proses perkembangan kanker serta membantu memulihkan 

kondisi kesehatan penderita kanker.  

Likopen merupakan senyawa karotenoid yang terdapat pada sayuran dan buah-buahan 

berwarna merah kekuningan. Beberapa studi in vitro likopen menunjukkan adanya aktifitas 

antioksidan yang poten sehingga dapat disimpulkan bahwa likopen merupakan salah satu 

senyawa yang dapat dimanfaatkan sebagai agen kemopreventif potensial. Sumber likopen 

terbesar dapat diperoleh dari buah tomat. Beberapa studi epidemiologi memperlihatkan 

adanya  penurunan resiko kanker prostat pada pria yang mengkonsumsi likopen dari buah 

tomat. Selain likopen, polifenol yang terdapat dalam tomat ternyata juga memiliki 

kemampuan antioksidan yang dapat memadamkan radikal bebas. Hasil penelitian ini 

memberi kemungkinan bahwa konsumsi tomat dapat memberikan proteksi terhadap 

kerusakan oksidatif yang secara potensial mencegah mutasi pada fase inisiasi dan progresi 

dari kanker. 

Sangat disayangkan penggunaan dan konsumsi tomat di masyarakat Indonesia masih 

rendah, sehingga diperlukan sosialisasi kepada masyarakat tentang manfaat yang diperoleh 

dengan mengkonsumsi tomat. Untuk meningkatkan konsumsi masyarakat terhadap tomat 

dilakukan dengan memodifikasi tomat menjadi sediaan yang menarik dan diminati 

masyarakat.  

 

Kata kunci: Solanum lycopersicum L., likopen, polifenol, antioksidan, kemopreventif 



 

 

 



 


PENDAHULUAN 

Tomat (Solanum lycopersicum) merupakan salah satu tanaman yang sangat dikenal 

oleh masyarakat Indonesia. Namun pemanfaatannya hanya sebatas sebagai lalap dan bahan 

tambahan dalam masakan. Kandungan senyawa dalam buah tomat di antaranya solanin 

(0,007 %), saponin, asam folat, asam malat, asam sitrat, bioflavonoid (termasuk likopen, α 

dan ß-karoten), protein, lemak, vitamin, mineral dan histamin (Canene-Adam, dkk., 2005). 

Likopen merupakan salah satu kandungan kimia paling banyak dalam tomat, dalam 100 gram 

tomat rata-rata mengandung likopen sebanyak 3-5 mg (Giovannucci, 1999). Dalam beberapa 

penelitian menyebutkan bahwa tomat dapat bermanfaat sebagai obat diare, serangan empedu, 

gangguan pencernaan serta memulihkan fungsi liver (Fuhramn, 1997). Beberapa studi in vitro 

menemukan bahwa likopen memiliki aktivitas antioksidan yang poten. Levy et. Al. (1995) 

menyebutkan bahwa likopen mampu menghambat pertumbuhan kanker endometrial, kanker 

payudara dan kanker paru-paru pada kultur sel dengan aktivitas yang lebih tinggi 

dibandingkan dengan α dan β-karoten.                        

Likopen ditemukan mampu menginaktifkan hidrogen peroksida dan nitrogen peroksida 

(Bohm, dkk., 1995). Dengan penghambatan senyawa radikal bebas tersebut maka 

kemungkinan terjadinya kanker dapat diturunkan.   

 

SIFAT KIMIA DAN METABOLISME LIKOPEN 

Likopen merupakan pigmen alami yang disintesis oleh tanaman dan mikroorganisme, 

merupakan senyawa karotenoid, bentuk isomer asiklik dari β-karoten dan tidak memiliki 

aktivitas sebagai vitamin A (Agarwal dan Rao, 1999). Likopen mempunyai rumus molekul 

C

40



H

56

 dengan berat molekul 536,85 Da dan titik cair 172°C – 175°C. Struktur kimia likopen 



merupakan rantai tak jenuh dengan rantai lurus hidrokarbon terdiri dari tiga belas ikatan 

rangkap, duabelas diantaranya  ikatan rangkap terkonjugasi, sementara dua ikatan rangkap 

sisanya tidak terkonjugasi (Agarwal dan Rao, 2000). 

Sifat kimia likopen lainnya adalah bentuk kristalnya yang seperti jarum, panjang, 

dalam bentuk tepung berwarna kecoklatan. Likopen bersifat hidrofobik kuat dan lebih mudah 

larut dalam kloroform, benzena, heksana, dan pelarut organik lainnya. Degradasi likopen 

dapat melalui proses isomerisasi dan oksidasi karena cahaya, oksigen, suhu tinggi, teknik 

pengeringan, proses pengelupasan, penyimpanan dan asam. Studi lain menyatakan bahwa 

bioavaibilitas likopen dipengaruhi dosis konsumsi dan adanya karotenoid lain seperti 

misalnya β-karoten (Johnson dkk.,1997).  

 


Ketersediaan biologi (bioavailability) likopen dipengaruhi oleh bentuk molekul, 

jumlah likopen dalam makanan, kandungan matriks bahan makanan, medium lemak atau 

minyak, efek serat makanan dan interaksi dengan karotenoid lain. Metabolisme likopen 

terjadi bersamaan dengan metabolisme lemak. Di dalam duodenum misel yang mengandung 

likopen masuk ke dalam mukosa sel usus melalui difusi pasif setelah dicerna oleh lipase 

pankreas dan diemulsi garam empedu. Selanjutnya dibawa ke dalam aliran darah melalui 

system limfatik. Likopen didistribusikan ke jaringan terutama melalui LDL. Likopen paling 

banyak kandungannya pada beberapa jaringan antara lain testis, kelenjar adrenal, hati dan 

prostat (Clinton, 1998). 

MEKANISME LIKOPEN TERHADAP PENGHAMBATAN KARSINOGENESIS 

 

 

Gambar 1. Mekanisme kemopreventif likopen secara umum 



 

Mekanisme antioksidan sebagai blocking agent 

Sebagai  blocking agent likopen mengeliminasi zat karsinogenesis dari luar (virus, polusi, 

radiasi, xenobiotik) dengan mekanisme antioksidan sehingga stress oksidatif yang terjadi 

tidak membuat kerusakan seluler atau genetik. Dalam pencegahan inisiasi tumor, aktivitas 

antioksidan memiliki peran penting dalam meredam radikal-radikal bebas. Senyawa radikal 

bebas merupakan senyawa elektrofilik reaktif yang dapat bereaksi membentuk ikatan kovalen 

dengan makromolekul sel termasuk protein-protein dan asam nukleat.

 

Mortensen dkk. (1997) 



dengan memakai teknik radiolisis mendemontrasikan kemampuan likopen untuk 

membersihkan radikal nitrogen dioksida (NO

2

*

), thiyl (RS*) dan sulfonil (RSO



2

*). Likopen 

 


dengan sifatnya yang sangat lipofil dan umumnya terdapat di dalam membran sel dan 

komponen lipid lainnya. Oleh karena itu dalam lingkungan yang lipofil, likopen memiliki 

kemampuan maksimum sebagai anti spesies oksigen reaktif atau radikal bebas. Likopen juga 

ditemukan dapat mencegah kerusakan membran dan kematian sel limfosit oleh serangan 

NO

2

*



 dua kali lebih efisian dibanding β-karoten (Bohm dkk. dan Tinkler dkk., 1995). Boileau 

dkk. (1999) dan Birt dkk. (2001) menyatakan baik karotenoid maupun polifenol yang 

terdapat dalam tomat memiliki kemampuan antioksidan yang dapat memadamkan radikal 

bebas. Likopen sebagai antioksidan nonenzimatis, secara signifikan dapat menurunkan enzim 

fase I seperti cytochrome p450-dependent enzymes dan meningkatkan enzim detoksifikasi 

fase II seperti hepatic quinone reductase (Breinholt dkk., 2000). Enzim-enzim metabolisme 

ini  penting dalam penghilangan substansi asing dan karsinogen dari dalam tubuh. Enzim 

tersebut akan mendetoksifikasi senyawa-senyawa elektrofilik  yang dapat berikatan kovalen 

dengan protein maupun asam nukleat sehingga kerusakan sel dan inisiasi terjadinya mutasi 

dapat dicegah. 

 

Mekanisme antioksidan sebagai blocking agent 

Sementara itu aktivitas likopen sebagai suppresing agent, faktor mekanisme non 

oksidatif likopen menjadi kunci utama meskipun peran antioksidan tidak dapat dipisahkan 

dalam menghambat kerusakan seluler/genetik lebih jauh. Mekanisme non-oksidatif dilakukan 

melalui pengaturan fungsi gen, memperbaiki gap-junction communication, modulasi hormon 

tumbuh IGF-I dan respon imun atau pengaturan metabolisme.

 

Sies dan Stahl (1995) 



menemukan tingginya konsentrasi likopen dalam tomat memiliki kemampuan menghambat 

oksidasi pada tahap progresi dalam karsinogenesis. Tahap progesi merupakan perbuahan 

genetik lebih lanjut menuntun pada terbentuknya koloni sel yang lebih besar. Timbulnya  

keistimewaan-keistimewaan lain seperti peningkatan mobilitas dan angiogenesis juga muncul 

pada fase ini. 

 

Studi in vitro juga menyampaikan berbagai mekanisme likopen sebagai 



kemopreventif. Zhang dkk. (1991) dalam percobaannya pada sel fibroblas embrio tikus, 

melaporkan bahwa likopen dapat meningkatkan regulasi komunikasi gap junction melalui 

peningkatan ekspresi gen connexin43 yang mengkode sebagian besar protein gap junction

Formasi dari gap junction dapat memberikan jalan bagi komunikasi dari sel ke sel yang 

penting dalam pengaturan pertumbuhan sel yang tidak terkontrol.  

Penelitian lain menyebutkan bahwa likopen mampu menghambat ekspresi cyclin D1 

pada G0/G1 (Obermuller dkk., 2003). Penelitian lain juga melaporkan bahwa likopen 

 



menekan progresi cell cycle pada sel kanker payudara melalui penghambatan ekspresi cyclin 

D1 sehingga menghambat proliferasi sel dan menginduksi apoptosis (Nahum A., dkk., 2001). 



Cyclin  merupakan protein yang berperan dalam progresi siklus sel dan mengaktivasi cyclin 

dependent kinase untuk mengeluarkan sel dari fase G0 memasuki fase G1 (Foster dkk., 

2001). Sel dalam keadaan istirahat, atau berada pada fase G

0

, dapat menginisiasi daur sel 



kembali jika sel merespon faktor pertumbuhan. Untuk mengawali kembali fase G

1

, sel 



memerlukan aktivasi berbagai kompleks cyclin-CDK dan faktor transkripsi yang akan 

memicu ekspresi protein-protein yang diperlukan untuk replikasi DNA. Dengan adanya 

penghambatan kompleks cyclin-CDK, sel tidak dapat menyelesaikan daur selnya sehingga 

pertumbuhannya juga akan terhenti. Dengan penghambatan aktivitas daur sel tersebut maka 

likopen memiliki sifat antiproliferatif yang dapat menekan pertumbuhan sel kanker. 

 

Gambar 2. Penghambatan siklus sel kanker oleh likopen  



 

  Likopen 

mampu 

menjadi 


blocking agent maupun suppressing agent yang 

memungkinkan penerapannya bagi masyarakat luas sebagai bentuk pencegahan inisiasi 

kanker, bahkan mampu dikembangkan secara klinis untuk menjadi pencegah keganasan sel 

malignan bagi penderita kanker.  

 

 

 



 

 



METODE PENGOLAHAN TOMAT UNTUK MENGOPTIMALKAN 

MANFAATNYA 

Dalam kehidupan sehari-hari konsumsi tomat masih sangat minim dan belum menjadi 

kebutuhan yang penting bagi kesehatan di masyarakat. Selain itu pemanfaatannya juga masih 

secara sederhana dan tanpa pengetahuan pengolahan yang tepat terhadap tomat sehingga 

diperoleh hasil kandungan tomat yang tidak optimal. Selama ini pemakaiannya hanya sebatas 

dimakan secara langsung sebagai lalap dan sayuran, belum melalui pengolahan yang baik dan 

tepat. 

Penerapan tomat sebagai kemopreventif sejalan dengan pola konsumsi likopen sehari-



hari. Berdasarkan penelitian Agarwal dan Rao (1999) bahwa masyarakat disarankan untuk 

mengkonsumsi rata-rata 1,86 mg likopen per hari dan dibawah angka tersebut dinyatakan 

kekurangan likopen. Oleh karena itu, jika dalam setiap 100 gram tomat mentah rata-rata 

mengandung likopen 3-5 mg, maka dalam sehari idealnya mengkonsumsi 200 gram tomat 

agar mampu mengurangi risiko terkena kanker.  

Likopen tidak disintesis di dalam tubuh manusia tetapi fluktuasi keberadaannya dalam 

serum sangat mempengaruhi kesehatan manusia. Oleh karena itu dibutuhkan inovasi produk 

untuk mengefisiensikan konsumsi likopen bagi masyarakat luas maupun penderita kanker. 

Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumsi saos tomat lebih efektif meningkatkan 

bioavailabilitas likopen dalam tubuh dibandingkan dengan mengkonsumsi tomat segar (Allen 

C., dkk., 2002). Likopen ditemukan dalam sel mukosa dalam jumlah yang lebih besar pada 

individu yang mengkonsumsi saos tomat, hal ini dapat mencerminkan kadar likopen dalam 

plasma (Allen C., dkk., 2003). Hal tersebut menunjukkan bahwa keberadaan likopen akan 

meningkat dalam produk olahan tomat dibandingkan dalam tomat segar.  

Hal ini disebabkan karena struktur kimia dari likopen itu sendiri. Likopen secara 

alami dalam tumbuhan berada dalam bentuk konfigurasi trans yang secara termodinamik 

adalah bentuk yang stabil (Zechmeister dkk., 1949 ; Nguyen dan Schwartz, 1999). Dengan 

pengaruh cahaya dan pemanasan bentuk all-trans dapat berubah menjadi isomer mono atau 

poli cis (Sudardjat dan Gunawan, 2003). Secara umum isomer cis bersifat lebih polar, 

mempunyai kecenderungan yang lebih rendah untuk menjadi kristal, lebih larut dalam 

minyak dan pelarut hidrokarbon, lebih mudah bergabung dengan lipoprotein maupun struktur 

lipid subseluler, sehingga lebih mudah masuk ke dalam sel dan bersifat kurang stabil 

dibanding isomer trans (Clinton dkk., 1996). Sehingga dapat disimpulkan bahwa tomat yang 

mengalami pengolahan dan pemanasan terlebih dahulu sebelum dikonsumsi akan 

meningkatkan bioavailabilitas likopen dalam tubuh. 

 



KESIMPULAN 

Tomat merupakan buah yang dapat bermanfaat sebagai salah satu agen 

khemopreventif yang potensial dengan kandungan senyawa aktifnya berupa likopen. 

Mekanisme aksi senyawa likopen sebagai agen khemopreventif melalui penghambatan cell 



cycle pada fase G1. Untuk meningkatkan bioavailabilitas senyawa likopen dalam tubuh 

dilakukan dengan cara mengubah tomat segar menjadi bentuk olahan lainnya. 

 

SARAN 

Perlu dilakukan sosialisasi kepada masyarakat dalam peningkatan konsumsi tomat sehingga 

taraf kesehatan masyarakat semakin meningkat khususnya terhadap penyakit kanker. Selain 

itu juga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai dosis optimal dalam upaya 

pencegahan dan pengobatan penyakit kanker. 

 

 



DAFTAR PUSTAKA 

Agarwal S, Rao AV. 2000. role of Antioxidant Lycopene in cancer and heart diseases. 

Journal of the American College of Nutrition, Vol. 19, No. 5, 563–569  

Allen, C. M., Schwartz, S. J., Craft, N. E., Giovannucci, E. L., DeGroff, V. L. & Clinton, S. 

K. 2003. Changes in plasma and oral mucosal lycopene isomer concentrations in 

healthy adults consuming standard servings of processed tomato products. Nutr. Cancer 

47: 48–56. 

Allen, C. M., Schwartz, S. J., Craft, N. E., Giovannucci, E. L., De Groff, V. L. & Clinton, S. 

K. 2003. Changes in plasma and oral mucosal lycopene isomer concentrations in 

healthy adults consuming standard servings of processed tomato products. Nutr. Cancer 

47: 48–56. 

Allen, C. M., Smith, A. M., Clinton, S. K. & Schwartz, S. J. 2002. Tomato consumption 

increases lycopene isomer concentrations in breast milk and plasma of lactating women. 

J. Am. Diet. Assoc. 102: 1257–1262. 

Birt, D. F., S. Hendrich, & W. Wang. 2001. Dietary agents in cancer prevention: flavonoids 

and isoflavonoids. Pharmacol. Ther. 90: 157–177. 

Bohm F, Tinkler JH, Truscott TG. 1995.Carotenoids protect against cell membrane damage 

by the nitrogen dioxide radical. Nature Med 1:98–99,  

Boileau, T.W.M., A. C. Moore, & J. W. Erdman. 1999. Carotenoids and Vitamin A. In: 

Antioxidant Status, Diet, Nutrition, and Health (Papas, A. M., ed.), pp. 133–158. CRC 

Press LLC, Boca Raton, FL. 

Breinholt, V., S. T. Lauridsen, B. Daneshvar, & J. Jakobsen. 2000. Dose-response effects of 

lycopene on selected drug-metabolizing and antioxidant enzymes in the rat. Cancer 

Lett. 154: 201–210. 

Canene-Adams K., Clinton, S. K., King, J. L., Lindshield, B. L., Wharton C., Jeffery, E. & 

Erdman, J. W. Jr. 2004. The growth of the Dunning R-3327-H transplantable prostate 

adenocarcinoma in rats fed diets containing tomato, broccoli, lycopene, or receiving 

finasteride treatment. FASEB J. 18: A886 (591.4). 

 


 

Clinton SK, Emenhiser C, Schwartz SJ, Bostwick DG, Williams AW, Moore BJ, Erdman 



JW, Jr. Cis-trans lycopene isomers, carotenoids, and retinol in the human prostate. 

Cancer Epidemiol Biomarkers Prev. 1996;5:823–33. 

Clinton, S. 1998. Lycopene chemistry, biology, and implications for human health and 

disease. Nutrition Reviews ;5 6:3.5-51 

Clinton, S. K., 1998. Lycopene: chemistry, biology, and implications for human health and 

disease. Nutr. Rev. 56: 35–51. 

Foster, J.S., D.C. Henley, S. Ahamed, J. Wimalasena. 2001. Esterogen and Cell Cycle 

Regulation in Breast Cancer. Trend in Endocrinology and Metabolism. 12 (7): 320-327. 

Fuhramn B, Elis A, Aviram M: Hypocholesterolemic effect of lycopene and b-carotene is 

related to suppression of cholesterol synthesis and augmentation of LDL receptor 

activity in macrophage. Biochem Biophys Res Commun 233:658–662, 1997. 

Giovannucci, E. 1999. Tomatoes, tomato-based products, lycopene, and cancer: review of the 

epidemiologic literature. J. Natl. Cancer Inst. 91:317–331. 

Levy J, Bosin E, Feldmen B, Giat Y, Miinster A, Danilenko M, Sharoni Y. 1995.Lycopene is 

a more potent inhibitor of human cancer cell proliferation than either a-carotene or b 

carotene. Nutr Cancer 24:257–266. 

Mortensen A, Skibsted LH: Relative stability of carotenoid radical cations and homologue 

tocopheroxyl radicals. A real time kinetic study of antioxidant hierarchy. FEBS Lett 

417:261–266, 1997. 

Nahum, A., Hirsch, K., Danilenko, M., Watts, C. K., Prall, O. W., Levy, J. & Sharoni, Y. 

.2001.Lycopene inhibition of cell cycle progression in breast and endometrial cancer 

cells is associated with reduction in cyclin D levels and retention of p27(Kip1) in the 

cyclin E-cdk2 complexes. Oncogene 20: 3428–3436 

Nguyen ML, Schwartz SJ. 1999. Lycopene: chemical and biological properties. Food Tech 

53:38–45 

Nguyen ML, Schwartz SJ. 1999. Lycopene: chemical and biological properties. Food Tech 

53:38–45 

Obermuller-Jevic, U. C., E. Olano-Martin, A. M. Corbacho, J. P. Eiserich, A. van der Vliet, 

G. Valacchi, C. E. Cross, & L. Packer. 2003. Lycopene inhibits the growth of normal 

human prostate epithelial cells in vitro. J. Nutr. 133:3356–3360 

Rao AV, Agarwal S. 1999.Role of lycopene as antioxidant carotenoid in the prevention of 

chronic diseases: a review. Nutr Res 19:305–323. 

Rao, A, and Agarwal, S. 1999. Role of lycopene as antioxidant carotenoid in the prevention 

of chronic diseases. Nutrition Research; 19:305-23 

Stahl W, Sies H. 1992.Uptake of lycopene and its geometrical isomers is greater from heat 

processed than from unprocessed tomato juice in humans. J Nutr 122:2161–2166. 

Sudardjat SS, Gunawan I. 2003. Likopen (Lycopene). Majalah Gizi Medik Indonesia Vol. 2 

No. 5; 7-8 

Tinkler JH, Bohm F, Schalch W, Truscott TG. 1994.Dietary carotenoids protect human cells 

from damage. J Photochem Photobiol 26:283–285.  

Zechmeister L, LeRosen AL, Went FW, Pauling L. 1941. Prolycopene, a naturally occuring 

sterioisomer of lycopene. Proc Natl Acad Sci USA 21:468–474 

Zhang L-X, Cooney RV, Bertram JS.1991.Carotenoids enhance gap junctional 

communication and inhibit lipid peroxidation in C3H/ 10T1/2 cells: relationship to their 

cancer chemopreventive action. Carcinogenesis 12:2109–2114. 

 

 



Yüklə 141,77 Kb.

Dostları ilə paylaş:




Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©azkurs.org 2024
rəhbərliyinə müraciət

gir | qeydiyyatdan keç
    Ana səhifə


yükləyin