TERIMA KASIH TELAH MENDOWLOAD…
Jika bermanfaat… dan jika berkenan,
sedekahkan pulsa Anda seberapa aja ke nomor kami : 0813 4209 2137 hehehehe..
ajak teman2 anda kunjungi terus http://tugas2kuliah.wordpress.com
untuk mendapatkan kebutuhan dokumen anda lainnya secara GRATISS…!!!
atau tolong sebarkan website ini… : see u at the top…!!!
Ingat…!!! Hidup ini adalah memberi… bukan menerima…!!!
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PERSETUJUAN ii
HALAMAN PENGESAHAN iii
HALAMAN PERNYATAAN iv
KATA PENGANTAR v
DAFTAR ISI vii
BAB I PENDAHULUAN 1
-
Latar Belakang 1
-
Rumusan Masalah 3
-
Tujuan Penelitian 3
-
Manfaat Penelitian 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5
-
Kebersihan Gigi dan Mulut 5
-
Karies 9
-
Pengertian 9
-
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya karies 10
-
Penggolongan karies berdasarkan kedalaman 12
-
Pencegahan dan pengendalian karies 13
-
Hubungan kebersihan gigi dan mulut dengan timbulnya
Karies gigi 15
-
Kerangka Konsep Berfikir 17
BAB III METODE PENELITIAN 18
-
Lokasi dan waktu penelitian 18
-
Jenis dan sumber data 18
-
Populasi dan sampel 18
-
Populasi 18
-
Sampel 18
-
Metode pengumpulan data 18
-
Teknik penyajian dan pengolahan data 19
-
Instrument Penelitian 19
-
Cara Kerja dan Tahap Pelaksanaan 20
-
Kriteria Penilaian 20
-
Untuk gigi rahang atas 20
-
Untuk gigi rahang bawah 20
-
Defenisi operasional 21
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 23
-
Hasil Penelitian 23
-
Pembahasan 29
BAB V PENUTUP 33
-
Kesimpulan 33
-
Saran 33
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
-
Latar belakang
Pembangunan dibidang kesehatan bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat agar tingkat kesehatan masyarakat menjadi lebih baik. Agar derajat kesehatan masyarakat dapat mencapai dengan optimal,maka diperlukan upaya – upaya kesehatan dengan pendekatan pemeliharaan, pencegahan penyakit dan penyuluhan kesehatan yang harus dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.
Pembangunan dibidang kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu bagian dari pembangunan kesehatan secara menyeluruh mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap peningkatan nilai derajat kesehatan gigi dan mulut di masyarakat. Upaya kesehatan gigi perlu ditinjau dari aspek lingkungan, pendidikan, kesadaran masyarakat dan penanganan kesehatan gigi termasuk pencegahan dan perawatan. Untuk mendapatkan hasil yang baik, dalam upaya kesehatan gigi perlu diketahui masalah yang berkaitan dengan proses terjadinya kerusakan gigi/ karies.(Ismu Suharsono suwelo,1992).
Karies gigi atau penyakit gigi berlubang adalah suatu kondisi dimana gigi telah mengalami lubang oleh karaena gangguan keseimbangan yang terjadi pada jaringan anatomi gigi. Karies gigi adalah salahsatu penyakit yang terjadi di rongga mulut yang salah satu penyebabnya adalah adanya plak yang melekat pada permukaan gigi atau gusi. Karies gigi inilah yang apabila tidak dirawat maupun dicegah dengan baik dan benar , akhirnya dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan penyanggah gigi sehingga selanjutnya dapat mengakibatkan menurunnya angka derajat kesehatan gig dan mulut di masyarakat.
Kebiasaan makanan yang dikomsumsi, kurang sadarnya cara menyikat gigi, kurang sadarnya arti kesehatan gigi dan mulutnya, akan bertambah jadi masalah apa bila berlanjut pada usia dewasa
Kelihatannya kebiasaan ini tidak akan mempengaruhi kebersihan gigi dan mulutnya, namun apabila kebiasaan ini tidak diikuti dengan cara bagaimana membersihkan gigi dan mulutnya, maka akan menyebabakan timbulnya kerusakan pada giginya, yaitu timbulnya karies gigi atau gigi berlubang. Meskipun faktor lainnya tidak bisa dianggap ringan, seperti jenis dan pola makan yang dikomsumsi, kebiasaan menyikat gigi secara teratur dan pelaksanaan UKGS (Usaha Kesehatan Gigi Sekolah) di sekolah sudah banyak waktu yang dicurahkan untuk melakukan penyuluhan tentang kebersihan gigi dan mulut serta penyakit gigi dan mulut,tapi efek tentang pentingnya kesehatan gigi dan mulut bagi dirinya biasanya masih kurang disadari. Dengan kata lain, timbulnya lubang gigi atau karies gigi yang semakin banyak, itu berarti setiap usaha untuk menjaga kebersihan gigi dan mulutnya belum berhasil dengan baik.
-
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut diatas, maka penulis ingin mengetahui tentang permasalahan tersebut ini : “ Bagaimana gambaran kebersihan gigi dan mulut terhadap terjadinya karies gigi, pada anak sekolah dasar di “SDI Pattung Kec. Barombong Kab. Gowa ? “
-
Tujuan penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah tersebut diatas, maka penelitian ini mempunyai tujuan umum dan khusus.
-
Tujuan umum
Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh kebersihan gigi dan mulut terhadap timbulnya karies gigi pada anak – anak usia sekolah dasar.
-
Tujuan khusus
Untuk mengetahui adanya hubungan antara kebiasaan menjaga kebersihan gigi dan mulut pada anak usia sekolah dasar dengan timbulnya karies gigi.
-
Manfaat penelitian
-
Sebagai sarana pelatihan untuk bekal pengabdian profesi dalam masyarakat.
-
Agar dapat dijadikan pengetahuan masyarakat tentang kebiasaan membersihkan gigi dan mulut pada anak – anak usia sekolah dasar.
-
Bagi peneliti merupakan pengetahuan yang berharga dalam rangka menambah wawasan keilmuwan melalui penelitian lapangan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
-
Kebersihan gigi dan mulut
Penyakit gigi dan mulut lebih banyak terdapat dalam kondisi rongga mulut yang kotor. Kebanyakan orang menomorduakan kondisi kesehatan gigi .( Buku Kompas Jakarta, 2007). Plak atau Debris di permukaan gigi dapat dipakai sebagai indikator kebersihan mulut. Pembersihan gigi yang kurang baik menyebabkan plak mengumpul paling banyak. ( Dentika Dental Journal, Vol I 2002 ). Kebanyakan penyebab masalah kesehatan gigi dan mulut adalah plak. Plak inilah yang menjadi fokus utama kita dalam menjaga kebersihan dan kesehatan gigi dan mulut. Walaupun plak memiliki konsistensi yang lunak sehingga mudah di bersihkan dengan melakukan penyikatan gigi yang baik dan folssing dengan menggunakan benang gigi, plak akan tetap terbentuk setelah dibersihkan. Oleh karena itu rutinitas menjaga kebersihan gigi dari plak sangat penting. Agar plak tidak bertambah banyak dan tebal. (Ardyan Gilang Ramadhan, 2010). Biasanya mendeteksinya pada permukaan gigi tidak sukar. Jika tertutupi plak gigi akan tampak kusam. Tetapi plak akan cepat terlihat jika diwarnai dengan zat pewarna plak akan terbentuk pada semua permukaan gigi. Perkembangannya paling baik jika daerahnya paling sedikit terkena sentuhan, seperti di sekitar daerahseperti di sekitar daerah tepi ginggival, pada permukaan proksimal dan di dalam fissur.
Pembersihan gigi yang kurang baik menyebabkan plak mengumpul paling banyak dan akan menjadi karang gigi (kalkulus). Kalkulus (karang gigi) adalah plak yang telah mengalami pengerasan, klasifikasi atau remineralisasi ( buku kompas, 2007). Sedang menurut Rosebury 1981, kalkulus dapat diklasifikasikan dua macam menurut hubunganya terhadap tepi ginggiva yaitu :
-
Supra ginggiva calkulus, adalah kalkulusyang terdapat disebelah koronal dari tepi ginggiva dan terlihat langsung didalam rongga mulut. Konsistensinya cukup keras, putih kekuning – kuningan, namun mudah rapuh dan mudah terlepas dari permukaan gigi dengan alat sederhana.
-
Sub ginggival calkulus, adalah kalkulus yang melekat dibawah tepi ginggival, didalam pocket periodental, sehingga tidak terlihat langsung didalam rongga mulut. Kondisi ini bisa dilihat dari pemeriksaan rutin rongga mulut.
Konsistennya lebih padat dan keras, serta melekat erat pada permukaan gigi sehingga kadang – kadang susah dibersihkan. Warnanya coklat
Untuk mengukur kebersihan gigi dan mulut , kita menggunakan Oral Hygiene Index Simplified (OHI- S) dari Green dan Vermillion. Kriteria penilaiannya adalah 0,0 – 1,2 (Baik), 1,3 – 3,0 (Sedang), 3, 1 – 6,0 (Jelek).
Tingkat derajat kesehatan gigi dan mulut dapat dilihat besar kecilnya nilai tingkat kebersihan rongga mulut dan OHI-S, tingkat kelainan gigi pada gigi permanen / dewasa (DMF – T), tingkat kelainan pada gigi sulung atau anak – anak (def – t), sedang tingkat kebersihan gigi dan mulut itu sendiri, dipengaruhi oleh tingkat Debris index (DI) dan Calculus Index (CI) seseorang. Dalam pemeriksaan tersebut yang diperiksa adalah permukaan 6 buah gigi yang terdiri dari 4 buah gigi posterior serta 2 buah gigi anterior untuk masing – masing rahang .
-
Untuk pemeriksaan rahang atas :
-
Diperiksa gigi molar pertama kanan atau permukaan bucal.
-
Diperiksa gigi incisivus pertama kanan atas permukaan labial.
-
Diperikasa gigi molar pertama kiri atas permukaan bucal.
-
Untuk pemeriksaan rahang bawah :
-
Diperiksa gigi molar pertama kanan bawah permukaan lingual.
-
Diperiksa gigi incisivus pertama kanan bawah permukaan labial.
-
Diperiksa gigi molar pertama kiri bawah permukaan lingual
Untuk pemeriksaan debris indeks ( DI – S ) dipilih 6 gigi yang sesuai dengan keterangan diatas dan dipergunakan sonde yang ditempatkan pada 1 /3 gigi yang kemudian bergerak kearah 1 / 3 ginggival. Nilai skor DI – S adalah :
-
= Tidak ada debris
-
= Ada debris, tapi lunak yang menutupi tidak lebih 1/3 permukaan gigi yang ada stain
-
= Ada debris lunak yang menutupi lebih dari 1/3 permukaan gigi tapi tidak lebih dari 2/3 permukaan gigi
-
= Ada debris lunak yang menutupi lebih dari 2/3 permukaan gigi dari arah apikal.
Skor tersebut diatas depat diperoleh dengan menjumlahkan skor tiap tahap dulu sesuai rahang pemeriksaan kemudian hasilnya dibagi dengan jumlah permukaan gigi yang yang diperiksa.
Sedangkan untuk pemeriksaan calculus indek ( CI – S ) dapat dilakukan dengan cara menaruh sonde secara hati – hati dicelah ginggiva pada bagian distal, yang selanjutnya menarik secara sub ginggival dari daerah kontak distal ke daerah kontak mesial. Yang diperiksa adalah permukaan enamel gigi tanpa menimbulkan pendarahan seperti apa yang dilakukan pada pemeriksaan DI – S .
Kriteria penilaian adalah sebagai berikut :
-
= tidak ada kalkulus
-
= Ada kalkulus supra ginggival, yang menutupi tidak lebih 1/3 permukaan gigi
-
= Ada kalkulus supra ginggival yang menutupi lebih dari 1/3 permukaan gigi tapi tidak lebih dari 2/3 permukaan gigi.
-
= Ada kalkulus supra ginggival yang menutupi lebih dari 2/3 permukaan serta menutupi sub ginggival dan melingkari seluruh bagian servikal gigi
Skor CI – S dapat diperoleh dengan jumlah skor tiap tahap terlebih dahulu sesuai daerah pemeriksaan permukaan gigi. Kemudian hasil dibagi dengan banyaknya jumlah gigi yang diperiksa
Setelah dilakukan pemeriksaan baik DI – S Dan CI – S, maka tingkat kebersihan rongga mulut dapat diketahui dengan cara menjumlahkan Debris Index dan Calkulus Index ( OHI-S = DI + CI). (Drg. Eliza Herijulianti, Tati Svasti Indriani, Drg. Sri Artini, M.Pd, 2002).
Kriteria nilai OHI – S yang didapat adalah sebagai berikut :
-
Baik = 0 – 1,2
-
Sedang = 1,3 - 3,0
-
Jelek = 3,1 - 6,0
-
Karies
-
Pengertian
Karies merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi, yaitu Email, Dentin, dan sementum, yang disebabkan oleh aktivitas suatu jasad renik dalam uatu karbohidrat yang dapat diragikan.( Edwina A.M.Kidd,1992 ). Ada tiga komponen yang diperlukan yakni gigi, plak bakteri, dan diet yang cocok. Plak bakteri sangat berperan tetapi dietlah yang paling berperan sebagai faktor penyebab karies. ( T.R piitt ford,1993 ).
Pada tahap awal penyakit gigi ini belum ada keluhan . atau mungkin rasa ngilu yang diabaikan . tetapi bila gigi yang lubang tidak segera dirawat maupun dicegah dengan baik, akhirnya gigi sudah tidak bisa dipertahankan lagi. Sehingga selanjutnya dapat mengakibatkan menurunnya angka derajat kesehatan gigi dan mulut dimasyarakat.
-
Faktor – faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya Karies
Banyak sekali faktor yang mempengaruhi terjadinya karies gigi diantaranya yaitu :
-
Bakteri
Streptococcus mutans dan lactobasilus merupakan kuman yang kariogenik karena mampu segera membuat asam dari karbohidrat yang dapat diragikan. Kuman-kuman tersebut dapat tumbuh subur dalam suasana asam dan dapat menempel pada permukaan gigi karena kemampuannya membuat polisakharida ekstra sel yang sangat lengket dari karbohidrat makanan. Polisakharida ini yang terutama terdiri dari polimer glukosa, menyebabkan matriks plak gigi mempunyai konsistensi seperti gelatin. Akibatnya bakteri- bakteri terbantu untuk melekat pada gigi serta saling melekat satu sama lain. Dan karena plak makin tebal maka hal ini akan menghambat fungsi saliva dalam menetralkan plak tersebut. ( Edwina A.M.Kidd,1992 ).
-
Karbohidrat makanan
Karbohidrat dengan berat molekul yang rendah seperti gula akan segera meresap ke dalam plak dan dimetabolisme dengan cepat oleh bakteri. Dengan demikian makanan dan minuman yang mengandung gula akan menurunkan pH Plak dengan cepat sampai pada level yang dapat menyebabkan dimineralisasi email.
( Edwina A.M.Kidd,1992 ).
-
Plak
Plak adalah suatu lapisan lengket yang merupakan kumpulan dari bakteri. Plak ini akan mengubah karbohidrat atau gula yang berasal dari makanan menjadi asam cukup kuat yang cukup merusak gigi. ( Ardyan Gilang Ramadhan, 2010 ).Plak atau Debris merupakan penyebab utama Karies.(Dentika Dental Journal, Vol I 2002). Pembuangan plak akan membantu pencegahan Karies Cara yang dilakukan adalah menghilangkan tumpukan plak pada sekitar permukaan gigi serta jaringan sekitar gigi. .( T.R. Pitt Ford1993 ). Plak yang mengandung bakteri merupakan awal bagi terbentuknya karies . Oleh karena itu kawasan gigi yang memudahkan pelekatan plak sangat mungkin diserang karies. ( Edwina A.M.Kidd,1992 ).
-
Waktu
Adanya kemampuan Saliva untuk mendepositkan kembali mineral selama berlangsungnya proses karies, menandakan bahwa proses karies tersebut terdiri atas periode perusakan dan perbaikan yang silih berganti. Oleh karen itu, bila saliva ada di dalam lingkungan gigi, maka karies tidak menghancurkan gigi dalam hitungan hari atau minggu, melainkan dalam bulan atau tahun. Dengan demikian sebenarnya terdapat kesempatan yang baik untuk menghentikan penyakit ini. ( Edwina A.M.Kidd,1992 ).
-
Penggolongan Karies berdasarkan kedalaman
-
Karies Email
Karies ini baru mencapai daerah email atau daerah terluar dari lapisan gigi. Pada karies ini penderita belum merasakan sakit, ngilu dan rasa apapun sebagai akibat dari lubang ini, namun ada yang peka, sehingga kadang-kadang merasa ngilu bila kena dingin.
-
Karies Dentin
Jika kerusakan telah mencapai dentin, biasanya mengeluh sakit atau timbul ngilu setelah makan atau minum manis, asam, panas atau dingin. ( Donna Pratiwi, Sp. Prosto, 2007 ).
-
Karies pulpa
Apabila seseorang mengeluh rasa sakit bukan hanya setelah makan saja, berarti kerusakan gigi sudah mulai mencapai Pulpa.Kerusakan pulpa yang akut akan terjadi apabila keluhan sakit terjadi terus menerus yang akhirnya mengganggu aktivitas sehari-hari. ( Donna Pratiwi, Sp. Prosto, 2007 ).
-
Pencegahan dan pengendalian Karies
-
Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut
Penyuluhan adalah proses belajar secara non formal kepada sekelompok masyarakat tertentu, dimana pada penyuluhan kesehatan gigi dan mulut diharapkan terciptanya suatu pengertian yang baik mengenai kesehatan gigi dan mulut. Penyuluhan kesehatan gigi yang sering ditujukan pada anak – anak usia sekolah. Utamanya anak sekolah dasar. (R.J. Andlaw, W.P.Rock,1993). Agar penyuluhan bisa tercapai dengan optimaL perlu didukung oleh peragaan model, poster, agar sasaran yang dicapai dapat mengerti dan memahami apa yang disampaikan sehingga apa yang diharapkan kegiatan akan disadari dan dilaksanakan tanpa perintah.
Agar dapat dimengerti pesan-pesan gigi harus sederhana. Umumnya pesan tersebut meliputi 4 hal berikut ini:
-
Hindari kudapan yang manis, lengket, di antara waktu makan.
-
Gosok gigi secara menyeluruh sekurang kurangnya sekali sehari dengan pasta gigi yang mengandung Fluor.
-
Fluoridasi air minum.
Periksakan gigi secara teratur.( R.J. Andlaw, W.P. Rock, 1993).
-
Program UKGS (Usaha Kesehatan Gigi Sekolah)
Usaha kesehatan gigi sekolah adalah bagian integral dari Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) yang melaksanakan pelayanan kesehatan gigi dan mulut secara terencana, pada para siswa terutama siswa Sekolah Tingkat Dasar (STD) dalam kurun waktu tertentu, diselenggarakan secara berkesinambungan melalui paket UKS yaitu paket minimal, paket standar dan paket optimal.
-
Tujuan Umum
Tercapainya derajat kesehatan gigi dan mulut siswa yang optimal
-
Tujuan Khusus
-
Siswa mempunyai pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut.
-
Siswa mempunyai sikap atau kebiasaan pelihara diri terhadap kesehatan gigi dan mulut.
-
Siswa binaan UKS paket standar, paket optimal mendapat pelayanan medik atas permintaan.
-
Siswa sekolah binaan UKS paket optimal pada jenjang kelas terpilih telah mendapat pelayanan medik gigi dasar yang diperlukan.
Pelaksanaan program UKS yaitu upaya promotif dan preventif .
Upaya promotif yang dilaksanakan di UKGS, lebih diarahkan pada pendekatan kesehatan gigi, sedangkan upaya preventif meliputi upaya pembersihan karang gigi, sikat gigi massal dan pemberian flour. Pembersihan karang gigi dilakukan secara selektif kepada anak yang membutuhkan.
UKGS dijalankan oleh tim kesehatan gigi sebagai tenaga inti terdiri dari :
-
Dokter gigi
-
Perawat gigi
-
Pembantu.
Dalam melaksanakan kegiatan tim kesehatan dibantu oleh tenaga kesehatan non-dental antara lain :
-
Petugas UKS
-
Guru
-
Orang tua murid.( Eliza Herijulianti, Tati Svasti Indriani, Drg. Sri Artini, M.Pd, 2002 ).
-
Hubungan kebersihan Gigi dan Mulut dengan timbulnya karies Gigi
Seperti telah diketahui diatas, bahwa karies gigi adalah salah satu penyakit yang terjadi di rongga mulut yang salah satu penyebabnya adalah plak. Plak sendiri yang merupakan salah satu faktor yang bisa menyebabkan kerusakan gigi (karies gigi ) dapat mempengaruhi rendah tidaknya tingkat kebersihan gigi dan mulut pada seseorang.
Kebiasaan anak murid sekolah dasar yang selaku mengkonsumsi makanan dan gula – gula disaat disekolah ataupun di rumah, apabila tidak diikuti dengan kesadaran mereka untuk selalu memperhatikan kebersihan gigi dan mulutnya,maka kebiasaan tersebut akan dapat mempengaruhi proses timbulnya penyakit gigi dan mulut. Kebiasaan menjagan kebersihan gigi dan mulut harus mereka lakukan setiap habis mengkomsumsi makanan tersebut.kebersihan gigi dan mulut yang umum dan kesadaran dilakukan adalah sikat gigi yangdan baik besar dilakukan adalah sikat yang baik dan benar minimal 2x sehari atau setidak-tidaknya sehabis makan dan pada malam hari sebelum tidur.kondisi itu dilakukan agar proses timbulnya plak dirongga mulut dapat dicegah semaksimal mungkin.
Plak yang terkumpul dan melekat pada permukaan gigi akibat sisa makanan yang tertinggal dan tidak dibersihkan , akan dapat menyebabkan timbulnya lubang pada gigi atau Yang disebut karies gigi .
-
Kerangka Konsep Berpikir
Kebersihan
Gigi dan mulut
Karies gigi
-
Peranan orang tua
-
Program UKGS
-
Penyuluhan Kesehatan gigi
-
Cara menyikat gigi
Variabel Bebas Variabel terikat
Variabel pengganggu
BAB III
METODE PENELITIAN
-
Lokasi dan waktu penelitian
Lokasi penelitian ini adalah SDI PATTUNG kec. Barombong Kab. Gowa. Waktu penelitian bulan Juli 2011.
-
Jenis dan sumber data
Penelitian ini adalah penilitian sederhana yang bertujuan mencari ada tidaknya pengaruh antara satu variabel dengan variabel lain yang terdiri dari variabel bebas ( independen ) dan variabel tidak bebas (dependen). variabel bebas adalah variabel kebersihan gigi dan mulut dan variabel tidak bebas adalah variabel karies gigi.
Jenis penelitian ini juga merupakan jenis diskriftif sederhana dengan tehnik obserfasional. Sumber data digunakan adalah data primer dan data sekunder.
C. Populasi dan sampel
Populasi
Populasi dalam penilitian ini diambil anak sekolah dasar di Wilayah Kec. Barombong Kab. Gowa
Sample
Siswa ( i ) SDI Pattung Kec. Barombong Kab. Gowa
D. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan pemeriksaan langsung dilapangan.
-
Tekhnik penyajian dan pengolahan data
Setelah data terkumpul, selanjutnya diuraikan secara deskritif yang bertujuan menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang terkumpul. Data yang dikumpulkan disajikan dalam bentuk Table untuk mengetahui gambaran dari pengaruh tingkat kebersihan rongga mulut terhadap terjadinya karies gigi.
-
Instrumen Penilitian
-
Alat yang digunakan
-
Kaca mulut
-
Pinset
-
Sonde
-
Ekscavator
-
Nierbakken
-
Gelas kumur
-
Alat peraga
-
Bahan yang digunakan
-
Alkohol
-
Disclosing agent
-
Kapas
-
Yodium solution
-
Air untuk kumur
-
Cara Kerja dan tahap pelaksanaan
-
Pemeriksaan langsung pada anak sekolah dasar untuk mengambil data kondisi kebersihan rongga mulutnya ( OHI-S) sebelum dilakukan penyuluhan
-
Wawancara langsung dengan anak tersebut
-
Mencatat hasil pemeriksaan yang diikuti menganalisa
-
Melakukan penyuluhan dengan alat peraga
-
Kriteria penilaian
Dengan menggunakan indeks – indeks yang digunakan untuk melihat tiongkat kebersihan rongga mulut, maka dilakukan pemeriksaan OHI – S yang dilakukan terhadap permukaan 6 ( enam ) buah gigi yang terdiri dari
-
Untuk gigi rahang atas
-
Pemeriksa gigi 6 kanan atas permukaan buccal
-
Diperiksa gigi 1 kanan atas permukaan labial
-
Diperiksa gigi 6 kiri atas permukaan buccal
-
Untuk gigi rahang bawah
-
Diperiksa gigi 6 kanan bawah permukaan buccal
-
Diperiksa gigi 1 kanan bawah permukaan labial
-
Diperiksa gigi 6 kiri bawah permukaan buccal
Setelah dilakukan pemeriksaan baik DI – S dan CI – S nilaI OHI– S yang didapat tersebut dengan kriteria :
O – 1,2 = Baik
1,3 - 30 = Sedang
3,1 - 6,0 = Jelek
-
Definisi operasional
Untuk memudahkan pemahaman diberikan definisi beberapa pengertian yang sering digunakan
-
Karies gigi : gigi yang berlubang.Gigi yang berlubang tersebut mulai pada tingkatan superficial sampai yang dalam
-
Peranan orang tua : peranan orang tua anak tersebut yang dapat mempengaruhi anak tersebut dalam menerima penyuluhan tentang kesehatan gigi dan mulut Program UKGS : kegiatan dilakukan diwilayah sekolah khususnya diutamakan pada peningkatan kesehatan gigi dan mulut anak sekolah
-
Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut : pengetahuan tentang arti pentingnya kesehatan gigi dan mulut bagi seseorang . termasuk didalamnya apabila seseorang tersebut mempunyai kebiasaan yang bisa mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan gigi geliginya semasa kecil.
-
Demineralisasi : Proses hilangnya mineral dari struktur gigi.
-
Remineralisasi : Bertambahnya mineral –mineral dari struktur gigi.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
-
Hasil Penelitian
Dari penelitian yang dilakukan pada seluruh siswa SDI Pattung Kec. Barombong, maka diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel I: Distribusi def-t dan DMF – T berdasarkan Jeniskelamin
SDI Pattung Kec. Barombong
Tahun 2011
-
sex
|
N
|
%
|
def – t
rata - rata
|
kriteria
|
DMF-T
rata – rata
|
Kriteria
|
Laki – laki
|
86
|
53
|
1,8
|
rendah
|
0,8
|
Sangat rendah
|
Perempuan
|
76
|
47
|
2,06
|
rendah
|
1,4
|
Rendah
|
Jumlah
|
162
|
100
|
3,8
|
|
2,2
|
|
Rata –rata
|
1,9
|
rendah
|
1,1
|
Sangat rendah
|
Data Primer, 2011
Dari tabel I diatas ditemukan bahwa jenis kelamin perempuan dengan jumlah 76 siswa diperoleh data def-t rata – rata 2,06 dan DMF-T rata – rata 1,4 yang berdasarkan kriteria WHO tergolong rendah sementara perolehan data pada jenis kelamin laki – laki dengan jumlah 86 siswa diperoleh data def-t rata – rata 1,8 dan DMF-T 0,8 yang berdasarkan kriteria WHO tergolong sangat rendah.
Tabel II : Distribusi def-t dan DMF – T berdasarkan Usia
SDI Pattung Kec. Barombong
Tahun 2011
-
Usia
|
N
|
%
|
def-t
|
kriteria
|
DMF-T
rata – rata
|
Kriteria
|
6 thn
|
21
|
12
|
4,9
|
Tinggi
|
0
|
Sangat rendah
|
7 thn
|
28
|
16
|
3,36
|
Sedang
|
0,1
|
Sangat rendah
|
8 thn
|
27
|
15
|
2,3
|
rendah
|
0,6
|
Sangat rendah
|
9 thn
|
25
|
14
|
2,1
|
rendah
|
1,2
|
rendah
|
10 thn
|
36
|
20
|
0,2
|
Sangat rendah
|
0,7
|
Sangat rendah
|
11 thn
|
25
|
14
|
0
|
Sangat rendah
|
0,8
|
Sangat rendah
|
Juml
|
162
|
100
|
13,12
|
|
3,5
|
|
Rata -rata
|
0,08
|
rendah
|
0,02
|
Sangat rendah
|
Data Primer, 2011
Dari tabel II diatas nampak bahwa diperoleh data def-t tertinggi pada kelompok umur 6 tahun dengan nilai rata – rata 4,9 yang berdasarkan kriteria WHO tergolong tinggi. Pada data DMF-T tertinggi pada kelompok umur 9 tahun dengan nilai rata – rata 1,2 yang berdasarkan kriteria WHO tergolong sangat rendah.
Tabel III : Distribusi keadaan OHI – S berdasarkan Jenis Kelamin
SDI Pattung Kec. Barombong
Tahun 2011
-
Jenis Kelamin
|
CI
rata – rata
|
DI
rata – rata
|
OHI – S
rata – rata
|
Kriteria
|
Laki – laki
|
1,08
|
0,89
|
1,97
|
Sedang
|
Perempuan
|
1,15
|
0,97
|
2,12
|
Sedang
|
Jumlah
|
2,23
|
1,86
|
4,09
|
|
Rata - rata
|
1,11
|
0,9
|
2,0
|
Sedang
|
Data Primer, 2011
Dari tabel III ditemukan data bahwa keadaan OHI-S tertinggi pada jenis kelamin perempuan dengan nilai rata – rata 2,12 tergolong kriteria sedang dan OHI- S terendah pada jenis kelamin laki – laki dengan nilai rata – rata 1,97 tergolong kriteria sedang.
Tabel IV : Distribusi keadaan OHI – S berdasarkan Usia
SDI Pattung Kec. Barombong
Tahun 2011
-
Usia
|
CI
rata – rata
|
DI
rata – rata
|
OHI – S
rata – rata
|
Kriteria
|
6 tahun
|
0,9
|
1,0
|
1,9
|
Sedang
|
7 tahun
|
0,9
|
0,9
|
1,8
|
Sedang
|
8 tahun
|
1,0
|
0,8
|
1,8
|
Sedang
|
9 tahun
|
1,2
|
1,0
|
2,2
|
Sedang
|
10 tahun
|
1,0
|
0,9
|
1,9
|
Sedang
|
11 tahun
|
1,3
|
1,0
|
2,3
|
Sedang
|
Jumlah
|
6,3
|
5,6
|
11,9
|
|
Rata - rata
|
1,05
|
0,9
|
1,9
|
Sedang
|
Data Primer, 2011
Dari tabel IV diatas diperoleh data OHI - S tertinggi pada kelompok umur 11 tahun dengan nilai rata – rata 2,3 yang tergolong kriteria sedang. Sedangkan OHI-S terendah pada kelompok umur 7 tahun dan 8 tahun dengan nilai rata – rata 1,8 yang tergolong kriteria sedang.
Tabel V : Distribusi persentase penilaian penyuluhan
SDI Pattung Kec. Barombong
Tahun 2011
-
NO
|
Materi Penyuluhan
|
Persentase (%)
|
Sebelum Penyuluhan
|
Sesudah Penyuluhan
|
Benar
|
Salah
|
Benar
|
Salah
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10
|
Lubang Gigi adalah rusaknya gigi akibat tertinggalnya sisa makanan.
Plak gigi adalah lapisan tipis berwarna yang melekat pada permukaan gigi
Karang gigi adalah lapisan keras yang melekat pada permukaan gigi
Radang gusi adalah sakit pada gusi yang berdarah, bengkak dan merah
Cara mencegah terjadinya plak gigi adalah dengan rajin menggosok gigi dan banyak makan yang berserat.
Cara menyikat gigi yang baik dan benar adalah dengan cara naik – turun dan maju mundur.
Waktu menyikat yang baik adalah setiap habis makan dan sebelum tidur malam.
Jenis makanan berserat yang baik adalah apel dan semangka.
Memakai sikat gigi yang baik adalah dengan bulu sikatnya tidak terlalu keras dan besar.
Kita harus selalu memeriksakan gigi ke dokter gigi atau ke poli gigi sebaiknya 2 kali setahun
|
54
36
40
54
53
35
51
34
49
32
|
46
64
60
46
47
65
49
66
51
68
|
67
58
54
68
63
54
63
52
58
46
|
37
42
46
32
37
46
37
48
42
54
|
|
Jumlah
|
438
|
562
|
583
|
417
|
|
Rata – rata
|
43,8
|
56,2
|
58,3
|
41,7
|
Dengan data tersebut diatas, maka apabila tingkat kebersihan gigi dan mulutnya selalu dalam kondisi yang baik niscaya karies gigi dan kelainan lainnya akan berkurang.
-
Pembahasan
Dari tabel I ditemukan bahwa jenis kelamin perempuan dengan jumlah 89 siswa diperoleh data def-t rata – rata 2,06 dan DMF-T rata – rata 1,4 yang berdasarkan kriteria WHO tergolong rendah sementara perolehan data pada jenis kelamin laki – laki dengan jumlah 86 siswa diperoleh data def-t rata – rata 1,8 dan DMF-T 0,8 yang berdasarkan kriteria WHO tergolong sangat rendah. Hal ini terlihat bahwa keadaan def –t, DMF-T baik untuk laki – laki maupun perempuan masih tergolong rendah.
Dari tabel II nampak bahwa diperoleh data def-t tertinggi pada kelompok umur 6 tahun dengan nilai rata – rata 4,9 yang berdasarkan kriteria WHO tergolong tinggi. Hal ini dikarenakan kurang perhatian anak – anak terhadap kebersihan gigi dan mulut serta kurang kontrolnya orangtua terhadap kesehatan gigi dan mulut anak. Sebagaimana kita ketahui salah satu penyebab karies adalah masalah kebersihan gigi dan mulut. Pada data DMF-T tertinggi pada kelompok umur 9 tahun dengan nilai rata – rata 1,2 yang berdasarkan kriteria WHO tergolong sangat rendah.
Dari tabel III ditemukan data bahwa keadaan OHI-S tertinggi pada jenis kelamin perempuan dengan nilai rata – rata 2,12 tergolong kriteria sedang dan OHI- S terendah pada jenis kelamin laki – laki dengan nilai rata – rata 1,97 tergolong kriteria sedang. Dari tabel IV diatas diperoleh data OHI - S tertinggi pada kelompok umur 11 tahun dengan nilai rata – rata 2,3 yang tergolong kriteria sedang. Sedangkan OHI-S terendah pada kelompok umur 7 tahun dan 8 tahun dengan nilai rata – rata 1,8 yang tergolong kriteria sedang. Hal ini disebabkan karena sekolah tersebut masih dalam proses pengembangan UKGS yang dilakukan oleh petugas kesehatan yang berada diwilayah tersebut. Dimana program yang dilaksankan secara bertahap meliputi penyuluhan, pemeriksaan gigi serta praktek sikat gigi massal.
Dengan melihat tabel V tentang hasil penilaian kuesioner terhadap siswa maka ditemukan bahwa efek akibat dilakukannya penyuluhan tentang makna kebersihan gigi dan mulut terhadap timbulnya kelainan pada rongga mulut. Mereka banyak mengerti dan paham akan pentingnya menjaga kebersihan gigi dan mulut bagi kesehatan giginya. Dengan mereka mendapat pengetahuan dan arahan yang baik maka mereka akan berusaha untuk selalu menerapkan tindakan – tindakan yang baik dan benar untuk memelihara kesehatan gigi dan mulutnya. Hal tersebut hampir sama dengan pendapat beberapa ahli, bahwa tindakan penyuluhan selalu memberi efek terhadap pihak yang diberi penyuluhan dimana mereka akan mengalami perubahan tingkah laku mengikuti aspek kognitif, afektif dan psikomotor.
Dengan data tersebut diketahui bahwa karies gigi itu adalah salah satu penyakit yang terjadi di rongga mulut yang salah satu penyebabnya adalah adanya plak yang melekat pada gigi atau gusi. Penyakit ini dapat menyerangkan pada seluruh lapisan masyarakat dengan tidak mengenal perbedaan suku, bangsa, jenis kelamin dan usia. Plak yang merupakan salah satu faktor yang bisa menyebabkan kerusakan gigi ( karies gigi ) dapat mempengaruhi rendah tidaknya tingkat kebersihan gigi dan mulut pada seseorang. Jadi apabila mereka dapat selalu menjaga tingkat kebersihan gigi dan mulutnya dalam kondisi yang baik niscaya karies gigi dan kelainan lainnya akan berkurang juga.
Jadi berdasarkan hasil penelitianyang dilakukan, maka dapat diperoleh gambaran bahwa tingkat kebersihan gigi dan mulut pada siswa SDI Pattung tergolong sedang sehingga indeks karies termasuk dalam kriteria sedang.
BAB V
PENUTUP
-
Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan pada SDI Pattung Kecamatan Barombong didapatkan kesimpulan yaitu :
-
Gambaran DMF–T berdasarkan jenis kelamin laki – laki tergolong sangat rendah dengan DMF-T 0,8
-
Gambaran DMF–T berdasarkan kelompok usia tergolong Sangat rendah (DMF – T = 0,5 )
-
Gambaran OHI–S berdasarkan jenis kelamin laki - laki tergolong Sedang.
-
Gambaran OHI–S berdasarkan kelompok usia 7 tahun dan 8 tahun tergolong Sedang dengan rata – rata OHI–S 1,8
-
Saran
-
Tingkatkan pelayanan asuhan kesehatan gigi dengan melibatkan guru dan orangtua siswa dalam menjaga kesehatan gigi
-
Partisipasi guru dalam membantu petugas kesehatan melakukan penyuluhan maupun pemeriksaan secara bertahap harus terus ditingkatkan
-
Sosialisasi terhadap orangtua siswa agar lebih memperhatikan kesehatan gigi dan mulut anak – anaknya dan sarankan untuk berkunjung ke dokter gigi setiap 3 atau 6 bulan sekali.
-
Pemerintah dalam hal ini Pemerintah Daerah melalui Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan dan Olahraga harus memperhatikan program UKGS dengan cara meningkatkan frekuensi kunjungan dan pengawasan serta sarana dan prasarananya.
DAFTAR PUSTAKA
Andlaw, dkk, Perawatan Gigi Anak, Jakarta, 1993
Ardyan Gilang Rahmadhani, Kesehatan Gigi dan Mulut, Bukune, Jakarta, 2010
Aziz Ahmad Srigupto, Panduan Singkat Perawatan Gigi dan Mulut, Prestasi Pustaka, Jakarta, 2004
Dentika Dental Journal Kedokteran, Efek Penyuluhan dalam Penurunan Indeks Plak pada Murid SD kelas IV dan V di SD, Medan, Vol 2 No 1, Jakarta, 2002
Dentika Dental Journal Kedokteran, Penyuluhan Kesehatan Gigi dengan Pendekatan Total Quality Manajemen, Vol 6 No 1, Jakarta, 2002
Donna Pratiwi, Gigi Sehat, Merawat Gigi Sehari – hari, Kompas, Jakarta, 2007
Edwina, dkk, Dasar – dasar Karies, Penyakit dan Penanggulangannya, EGC, Jakarta, 1992
Forrest, Pencegahan Penyakit Mulut, Hipokrates, Jakarta, 1995
Herijulianti Eliza, Pendidikan Kesehatan Gigi, EGC, Jakarta, 2001
Ismu Suharsono Suwelo, iKaries Gigi pada Anak dengan Pelbagai Faktor Etiologi, EGC, Jakarta, 1992
Narlan Sumawinata, Restorasi Gigi, EGC, Jakarta, 1993
Rasinta Tarigan, Karies Gigi, Hipokrates, Jakarta, 1990
Soemartono Sri Hartini, Penanggulangan Anak Takut dalam Perawatan Gigi, Journal Kedokteran Gigi UI, Jakarta, 1985
Dostları ilə paylaş: |