Infeksi  infeksi leher bagian dalam Paling sering: infeksi r submandibuler



Yüklə 464 b.
tarix07.03.2017
ölçüsü464 b.
#10580



THT:

  • THT:

      • Infeksi  infeksi leher bagian dalam
      • Paling sering: infeksi r. submandibuler
      • Infeksi  berkembang ke r. leher lain/komplikasi  † (kematian)
  • Pre era antibiotika:

      • Penyebab infeksi: tonsil, faring > gigi
  • Era antibiotika:

      • Penyebab infeksi: gigi > tonsil, faring


Pengobatan antibiotika:

  • Pengobatan antibiotika:

      • Bukan sebagai pengganti, tindakan pembedahan
      • Penanganan   memahami anatomi r. leher


Klinis penting

  • Klinis penting

  • Pembagian disesuaikan dengan hubungan pada os Hioid

  • R. sepanjang leher

      • R. retrofaring
      • R. prevertebralis
      • ‘Danger Space’


R. di atas tulang Hioid

  • R. di atas tulang Hioid

      • R. Sub Mandibularis
      • 1.1. R. Sub Lingualis
      • 1.2. R. Sub Maksilaris
      • - Sub Mentalis (sentral)
      • - Sub Maksilaris (lateral)
      • R. Faringo Maksilaris
      • R. Mastikator
      • R. Temporalis
      • R. Parotis
      • R. Peritonsilaris
  • R. di bawah tulang Hioid





Kuman bermacam-macam:

  • Kuman bermacam-macam:

  • Apabila pada waktu pembedahan/drainase  bau busuk  ingat kuman anaerob



Kadang-kadang sukar ok/ R/ antibiotika sebelumnya. Tanda-tanda lokal/sistemik sering kabur

  • Kadang-kadang sukar ok/ R/ antibiotika sebelumnya. Tanda-tanda lokal/sistemik sering kabur

  • Gejala: panas, rasa sakit, pembengkakan

  • X-foto:

    • Leher AP/lateral: benda asing, deviasi trakea, udara subkutan, udim jaringan lunak
    • Torak: - pneumotorak
    • - udim paru
    • - pneumo mediastinum


CT scan:

    • CT scan:
      • Hasil lebih baik dari pada tomogram.
      • Dapat membantu membedakan:
      • selulitis atau abses
      • Struktur tampak lebih jelas:
        • Dinding abses
        • Udim jaringan
        • Kistik
    • MRI:
      • Dapat membedakan jaringan normal/keradangan
    • USG:
      • Membantu aspirasi dg jarum/pembedahan


Perhatian pada jalan pernafasan, kalau perlu trakeotomi/krikotirotomi

  • Perhatian pada jalan pernafasan, kalau perlu trakeotomi/krikotirotomi

  • Terapi terhadap infeksi/pencegahan komplikasi

  • Kultur darah/pus

  • Antibiotika parenteral

  • Pembedahan/drainase

  • Apabila abses (+):

    • Diduga terdapat komplikasi
    • Perbaikan  setelah pemberian antibiotika 48 jam


Akibat infeksi

  • Akibat infeksi

      • Erosi A. Karotis
      • Trombosis V. Jugularis Interna
        • Gejala: panas , bengkak pada m. sternokleidomastoideus
      • Mediastinitis, sesak nafas, panas, sakit dada
      • Aspirasi (ruptur spontan)
      • Sepsis
  • Akibat pembedahan

      • Kerusakan struktur neuro muskuler
      • Infeksi luka
      • Sepsis
      • Jaringan parut
      • Aspirasi (ruptur ok/ alat-alat)




Anatomi, terdiri: R. sub lingualis

  • Anatomi, terdiri: R. sub lingualis

  • R. sub maksilaris (bawah)

  • Kedua ruangan berhubungan secara langsung melalui tepi posterior m. Milohioid

  • Patologi:

    • 80% ok/ infeksi gigi premolar  ggn pd r. sub lingualis
    • molar  ggn pd r. sub maksilaris
    • Dapat pula ok/ inf. fokal dasar mulut, dasar lidah, tonsila lingualis, batu dari kelj. ludah






Klinis:

  • Klinis:

      • Infeksi ruang sub maksilaris saja
      • Penyebab dari gigi:
        • bengkak dasar mulut, sub lingual/sub mental  R/ tidak adekuat  - dasar mulut bengkak >>
        • - kemerahan jar. Supra hioid
  • Gejala:

      • Bengkak sub maksilaris
      • Keluhan: rasa sakit >>, ptialismus, trismus, disfagia, kesukaran bernapas


Terapi:

  • Terapi:

      • Antibiotika, juga kuman anaerob
      • Trakeotomi
      • Drainase
  • Komplikasi:

      • Infeksi  R. faringo maksilaris  mediastinum
      • Obstruksi jalan napas






Anatomi:

  • Anatomi:

      • Anatomi anterior
      • posterior
      • Ruangan ini penting secara klinis berbentuk kerucut terbalik
      • Dasar pada dasar tengkorak
      • Apeks pada os Hioid


Patologi:

  • Patologi:

      • Mrp ruang yg paling sering terinfeksi pada infeksi leher dalam
      • Sumber infeksi: faring, tonsil, adenoid. Kadang-kadang ok/ ruptur bagian medial dr. R. parotis
  • Klinis:

      • Bagian anterior: trismus (+), tonsil terdorong ke medial, parotis bengkak
      • Bagian posterior: trismus (-), bengkak pd posterior tonsilar pilar pada dinding faring lat. posterior




Pada tonsilitis akut kuman menembus kapsul tonsil  radang pada jaringan ikat peritonsil  infiltrat  supurasi  abses peritonsil

  • Pada tonsilitis akut kuman menembus kapsul tonsil  radang pada jaringan ikat peritonsil  infiltrat  supurasi  abses peritonsil

  • Biasanya unilateral, banyak pada orang dewasa



Nyeri tenggorok hebat unilateral, spontan & menelan

  • Nyeri tenggorok hebat unilateral, spontan & menelan

  • Nyeri telinga, rinolalia, minum keluar lewat hidung

  • Trismus, ptialismus

  • Lidah kotor, foetor ex ore

  • Pembesaran kelj. leher, nyeri tekan, kadang tortikolis

  • Tonsil udim, hiperemi, terdorong ke medial-bawah



Palatum mole bombans, uvula terdorong ke sisi sehat

  • Palatum mole bombans, uvula terdorong ke sisi sehat

  • Diagnosis pasti  pungsi pd tempat bombans. Bila pus (+)  abses, bila darah (+)  infiltrat



Penjalaran abses  abses parafaring  mediastinitis

  • Penjalaran abses  abses parafaring  mediastinitis

  • Udim menjalar ke bawah  udim laring  obstruksi

  • Aspirasi pus, sepsis



Bila infiltrat, terapi seperti tonsilitis akut

  • Bila infiltrat, terapi seperti tonsilitis akut

  • Bila abses  insisi (tanpa anestesi)

  • Dapat diberikan antibiotik seperti pada tonsilitis akut

  • 4-6 minggu setelah sembuh  tonsilektomi





Indikasi: Abses peritonsil

  • Indikasi: Abses peritonsil

          • Unilateral
          • Bombans palatum mole, hiperemi
          • Tonsil terdorong ke medial, depan, bawah
          • Trismus, rinolalia aperta
  • Alat:

      • Jarum injeksi no. 18 dan spuit
      • Pisau bentuk melengkung, tajam, pean atau kocher
      • Air hangat untuk berkumur
      • Mouth gag, alat penghisap (bila ada)


Pelaksanaan:

  • Pelaksanaan:

  • di poliklinik, tidak masuk rumah sakit, penderita posisi duduk

  • Cara:

      • Buka mulut (spontan atau dengan alat)
      • Pungsi dengan jarum, arah lurus kebelakang, di tempat yang paling bombans. Sedot nanah sebanyak-banyaknya.
      • Insisi di bekas pungsi, atau di titik pertemuan antara garis horisontal yang melewati dasar uvula dengan garis vertikal lewat ujung bawah arkus anterior. Arah pisau tegak lurus ke belakang, jangan terlalu dalam.


Membuka lubang insisi dengan pean/kocher  nanah keluar  diludahkan/disedot dengan alat penghisap

      • Membuka lubang insisi dengan pean/kocher  nanah keluar  diludahkan/disedot dengan alat penghisap
      • Kumur-kumur sampai bersih


Penilaian:

  • Penilaian:

      • Berhasil, jika:
        • Nanah mengalir keluar
        • Nyeri banyak berkurang
        • Trismus/rinolalia berkurang
      • Nanah tidak keluar:
  • Terapi yang diberikan:

        • Antibiotika
        • Analgetika


Follow up:

  • Follow up:

      • Setiap hari, buka lubang insisi  diulang setiap hari sampai nanah habis
      • Perhatikan pernafasan, jika sesak berat  trakeotomi
  • Cara 2:

      • Hanya dilakukan tindakan pungsi, tanpa insisi, diulang setiap hari
      • Setiap kali nanah disedot sampai habis, dengan tempat pungsi dapat lebih dari satu tempat (pole atas-tengah dan pole bawah)




Aliran limfe: tons. Palatina/lidah, sinus paranasal, tuba

  • Aliran limfe: tons. Palatina/lidah, sinus paranasal, tuba

  • Insiden: bayi & anak < 5 tahun

  • Dikenal 2 jenis: akut dan kronik (TBC)



Etiologi: Streptokokus

  • Etiologi: Streptokokus

  • Pembuluh limfe retrofaring dari:

      • Tonsil palatina
      • Tonsil lingualis
      • Adenoid
      • Kavum nasi – sinus paranasalis
      • Tuba Eustachius – kavum timpani


Penyebab:

  • Penyebab:

      • Infeksi jalan nafas atas:
        • Morbili
        • Skarlatina
        • Influenza
        • Faringitis akut
      • Trauma:
        • Duri ikan/korpus alienum
        • Tindakan dokter
  • Lokalisasi: epifaring, mesofaring, hipofaring



Klinis:

  • Klinis:

    • Subyektif: febris, nyeri menelan – tak mau makan, gelisah, buntu hidung
    • Obyektif: kepala hiperekstensi, kelj. leher >>, otot leher kaku, bengkak leher unilateral, kepala sukar digerakkan
    • Lokal: benjolan pada dinding belakang faring, uvula udim hebat-terdorong ke depan, fluktuasi
  • DD: 1. Aneurisma  pulsasi

  • 2. Malformasi korpus vertebra

  • Terapi: - Insisi

  • - Simtomatis

  • - Antibiotika



Komplikasi:

  • Komplikasi:

      • Bawah  perilaringitis, peritrakeitis, mediastinitis
      • Lateral  spatium parafaring  abses laring  obstruksi rima glotis
      • Pecah  aspirasi
      • Trombosis vena leher
      • Sepsis




Mengatur posisi

  • Mengatur posisi

      • Trendelenburg, kepala melewati pinggir meja terkulai ke bawah
      • Agar pus nanti mengalir ke nasofaring, tidak ke laring
  • Pungsi

      • Spuit dengan jarum besar
      • Ambil sebanyak-banyaknya kalau tdk ada alat penghisap/zuiger
      • Utk memastikan diagnosis


Insisi

  • Insisi

      • Tanpa anestesi
      • Pisau lurus
      • Tempat yang paling bombans
      • Arah cranio-caudal
      • Pus dihisap dengan alat penghisap
  • Penderita di MRS kan

      • Lubang insisi dibuka setiap hari, sampai tdk ada lagi pus yg keluar




Yüklə 464 b.

Dostları ilə paylaş:




Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©azkurs.org 2024
rəhbərliyinə müraciət

gir | qeydiyyatdan keç
    Ana səhifə


yükləyin