Indonesia adalah negara yang kaya akan rempah – rempah dan hasil bumi lainnya. Rempah – rempah sangat digemari negara – negara Eropa yang beriklim dingin. Bangsa Eropa menggunakan rempah – rempah untuk bumbu masak, obat – obatan, dan pengawet makanan. Mula – mula pedagang Eropa membeli rempah – rempah dari pedagang Asia di kota Konstantinopel, Turki. Pada awal abad ke – 16 mereka berhasil berlayar sampai ke Indonesia. Pada awa tujuannya mereka ingin berdagang, namun berubah setelah melihat bumi Indonesia yang kaya akan rempah – rempah.
Penjajahan VOC Belanda
Orang – orang Belanda pertama kali tiba di Indonesia mendarat di Banten pada tahun 1596 dengan empat buah kapal di bawah pimpinan Cornelis de Houtman. Semakin tahun orang – orang Belanda semakin banyak datang ke Indonesia yang menyebabkan persaingan dagang baik dengan orang Belanda sendiri maupun dengan bangsa Eropa lainnya. Untuk memenangkan persaingan, Belanda mendirikan persatuan dagang / kongsi dagang yang disebut VOC ( Vereenigde Oost Indishce Companignie = persatuan dagang Hindia Timur ) pada tanggal 20 Maret 1602 dengan tujuan utamanya adalah menghindari persaingan dagang dengan bangsa Belanda sendiri dan memenangkan persaingan dagang serta meraih keuntungan yang sebesar – besarnya. Pimpinan VOC disebut Gubernur Jenderal, dan Gubernur Jenderal pertamanya adalah Pieter Both. Sikap VOC semakin semena – mena, rempah – rempah Indonesia hanya boleh di jual kepada VOC dengan harga yang sangat murah. VOC mempunyai beberapa hak khusus ( hak Octrooi ) sebagai berikut:
Sikap VOC ini menimbulkan perlawanan dari kerajaan – kerajaan di berbagai daerah di Indonesia. Namun VOC menjalankan politik adu domba ( Devide et Impera ) supaya raja – raja tersebut saling bermusuhan. Setelah hampir 200 tahun berkuasa, VOC mengalami kebangkrutan yang disebabkan beberapa hal, diantaranya :
VOC terlalu banyak mengeluarkan biaya untuk perang melawan rakyat Indonesia
Anggaran pengeluaran VOC lebih besar dari pada pendapatan
Banyak pegawai VOC yang korupsi
Munculnya persaingan dagang dengan kongsi – kongsi dagang lain.
Masa Daendels ( 1808 – 1811 )
Sejak tahun 1795, Perancis berhasil menaklukan Belanda. Dengan demikian, semua jajahan Belanda juga berada di bawah kekuasaan Perancis. Waktu itu Perancis juga sedang berperang melawan Inggris. Oleh karena itu, Perancis mengangkat Herman Willem Daendels sebagai Gubernur Jenderal Belanda di Indonesia.Daendels menerapkan kerja paksa / kerja rodi. Dia memerintahkan rakyat Indonesia untuk membuat jalan raya yang sangat panjang yaitu dari Anyer sampai Panarukan, kira – kira 1.100 Km dengan tujuan untuk mempercepat gerak pasukan Belanda bila diserang Inggris. Tahun 1811, Daendels di gantikan oleh Janssens.
Masa penjajahan Inggris.
Bangsa Inggris berhasil mengalahkan Perancis dan mengambil alih kekuasaannya di Indonesia. Gubernur Jenderal Janssens menyerahkan Indonesia kepada Inggris dengan mengadakan perjanjian Tuntang. Kemudian Inggris mengangkat Thomas Stamford Raffles sebagai Gubernur Jenderal Inggris di Indonesia. Raffels menerapkan kebijakan yang sangat merugikan rakyat Indonesia yaitu Landrent System ( sistem pajak tanah ). Dia menganggap semua tanah rakyat Indonesia adalah milik Inggris dan rakyat harus menyewa untuk memakai tanahnya. Raffles hanya lima tahun berkuasa, dia kemudian menyerahkan kembali Indonesia kepada Belanda.
Sistem Tanam Paksa
Pada tahun 1830, Van den Bosch diangkat sebagai Gubernur Jenderal Belanda di Indonesia. Dia menerapkan sistem tanam paksa atau Cultuurstelsel. Rakyat dipaksa menanam tanaman yang laku dijual yaitu, kopi, tebu, nila, lada dan teh. Hasil panen dari tanaman tersebut pun dibeli Belanda dengan harga yang sangat murah. Orang Belanda yang tidak setuju dengan perlakuan ini adalah Eduard Douwes Dekker dan Van Houvel. Douwes Dekker mengecam sistem tanam paksa melalui bukunya yang berjudul Max Havelaar yang mengisahkan penderitaan rakyat Indonesia dalam masa tanam paksa. Dalam buku itu, ia memakai nama samaran Multatuli.
Para pahlawan yang melakukan perlawanan
Pattimura, mempunyai nama asli Thomas Matulessi. Ia dilahirkan di Saparua, Maluku pada tahun 1783
Tuanku Imam Bonjol, mempunyai nama asli Peto Syarif dan Muhammad Shahab. Bonjol adalah nama daerah di Sumatera Barat tempat ia dilahirkan. Imam Bonjol memimpin perang Paderi melawan kaum adat.
Pangeran Diponegoro, dilahirkan di Yogyakarta pada tanggal 11 November 1785. Beliau adalah putra dari Sultan Hamengku Buwono III. Nama kecil beliau adalah Raden Mas Ontowiryo. Dalam berperang, Pangeran Diponegoro dibantu oleh temannya yaitu Kyai Mojo dan Sentot Prawirodirjo
Raja Buleleng dan I Gusti Ketut Jelantik.
Beliau adalah Raja Bali. Di wilayah kerajaan itu berlaku hukum tawan karang ( semua kapal yang terdampar di Bali maka kerajaan berhak merampas kapal beserta isinya )
K.H Zaenal Mustofa ( dari Tasikmalaya ) melakukan perlawanan terhadap Jepang
Latar belakang lahirnya pergerakan nasional
Semangat nasionalisme untuk membebaskan bangsa Indonesia dari penjajah
Munculnya kelompok terpelajar
Ini muncul dari politik etis atau politik balas budi yang dikemukakan oleh Van Deventer yang berisi tentang : irigasi ( pengairan ), edukasi ( pendidikan ), emigrasi ( perpindahan penduduk )
Emansipasi wanita
R.A. Kartini, lahir di Jepara Jawa tengah pada tanggal 21 April 1879. Buku yang terkenal mengenai Kartini berjudul “ Habis Gelap Terbitlah Terang “
Dewi Sartika, lahir di Jawa Barat pada tanggal 4 Desember 1884. Ia mendirikan sekolah khusus wanita yang diberi nama “ Sakola Kautamaan Istri “
Budi Utomo, didirikan pada tanggal 20 Mei 1908 oleh dr. Wahidin Sudirohusodo dan dr. Sutomo. Tujuan dari didirikannya Budi Utomo adalah untuk memajukan pendidikan, pengajaran dan kebudayaan. Tanggal berdiri Budi Utomo diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional.
Sarekat Islam, didirikan oleh Haji Samanhudi pada tahun 1911 di kota Surakarta Jawa Tengah
Muhammadiyah, didirikan di kota Yogyakarta pada tanggal 18 November 1912 oleh K.H. Ahmad Dahlan
Indische Partij, didirikan tanggal 25 Desember 1912 di Kota Bandung Jawa Barat oleh tiga orang yang dikenal dengan tiga serangkai, yaitu : Douwes Dekker, R.M. Suwardi Suryaningrat ( Ki Hajar Dewantara ) dan Dr. Cipto Mangunkusumo. Indische Partij mempunyai semboyan berbunyi Indonesia bebas dari negeri Belanda
Pemuda Indonesia, berdiri di kota Bandung Jawa Barat pada 20 Februari 1927, tokoh yang terkenalnya adalah Sutan Syahrir
Taman Siswa, didirikan pada tahun 1922 di Yogyakarta oleh Ki Hajar Dewantara. Beliau disebut sebagai Bapak Pendidikan Nasional.
Gerakan Wanita, dipelopori oleh R.A. Kartini dan Dewi Sartika. Pada tanggal 22 – 25 Desember 1928 diselenggarakan kongres perempuan Indonesia I di Yogyakarta dengan tujuan menyatukan cita – cita dan memajukan usaha wanita serta menyatukan organisasi wanita di seluruh tanah air.
Kongres Pemuda
Pada tanggal 30 April – 2 Mei 1926, para pemuda mengadakan kongres yang kemudian dikenal dengan kongres pemuda I yang di pimpin oleh Muhammad Tabrani. Tujuan kongres ini adalah untuk membentuk sebuah organisasi yang merupakan persatuan dari organisasi – organisasi pemuda yang sudah ada. Pada kongres ini para pemuda belum berhasil membentuk organisasi tunggal.
Pada tanggal 27 – 28 Oktober 1928, para pemuda dari seluruh Indonesia kembali berkumpul dan mencapai satu keputusan yang di sebut sumpah pemuda dengan tujuan untuk mempersatukan seluruh bangsa Indonesia. Pada kongres ini seorang pencipta lagu Wage Rudolf Supratman memperdengarkan lagu ciptaannya pertama kali yang berjudul Indonesia Raya.
Kedatangan Jepang di Indonesia berawal dari pecahnya perang dunia II pada tahun 1939. Jepang menyerang pangkalan angkatan laut Amerika Serikat di Pearl Harbour. Sejak itu pecahlah Perang Pasifik atau Perang Asia Timur Raya. Pasukan Jepang pertama kali mendarat di Tarakan, Kalimantan Timur pada tanggal 11 Januari 1942. Jepang melakukan pendekatan kepada rakyat Indonesia, mereka membuat kebijakan untuk menarik simpati rakyat Indonesia. Berikut beberapa usaha Jepang untuk menghapus pengaruh Belanda di Indoensia :
Menjual barang – barang yang murah dengan pelayanan yang sopan
Melarang pemakaian bahasa Belanda
Melarang buku – buku bahasa Belanda dan Inggris
Memberi izin menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa sehari – hari
Mengizinkan pengibaran bendera merah putih
Mengizinkan menyanyikan lagu Indonesia Raya
Namun usaha Jepang tidak memberikan hasil yang memuaskan karena Jepang masih berlaku kasar dan sombong. Jepang hanya memanfaatkan tenaga rakyat Indonesia untuk kepentingan perangnya. Rakyat dipaksa menjadi tenaga kerja paksa atau Romusha. Mereka dipaksa membuat lapangan udara, membuat benteng pertahanan, dan jalan kereta api tanpa diberi makan yang cukup.
Dibentuk pada bulan April tahun 1942 dengan semboyan : Nippon Pemimpin Asia, Nippon Pelindung Asia, Nippon Cahaya Asia. Jepang menunjuk Mr. Syamsudin menjadi pemimpin Gerakan Tiga A.
Putera
Sebagai pengganti Gerakan Tiga A, Jepang membentuk Putera atau Pusat Tenaga Rakyat pada tanggal 9 Maret 1943. Organisasi ini dipimpin oleh Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, Ki Hajar Dewantara, dan K.H. Mas Mansyur. Keempat tokoh ini dikenal dengan sebutan Empat Serangkai.
Jawa Hokokai ( Himpunan Kebaktian Jawa )
Cuo Sangi In ( Badan Pertimbangan Pusat ), diketuai oleh Ir. Soekarno dengan beranggotakan 43 orang
Masyumi ( Majelis Syuro Muslimin Indonesia ) diketuai oleh K.H. Mas Mansyur dan didampingi oleh K.H. Hasyim Asyari
Heiho ( Pembantu Prajurit )
PETA ( Pembela Tanah Air ), organisasi ini lahir atas usulan seorang tokoh pergerakan nasional yang bernama Gatot Mangkupraja.
Proklamasi kemerdekaan Indonesia
Mempersiapkan proklamasi kemerdekaan merupakan langkah yang di ambil oleh bangsa Indonesia setelah mengetahui Jepang kalah oleh sekutu. Kekalahan Jepang ini disampaikan oleh Sutan Syahrir kepada Soekarno dan Moh Hatta.
Untuk mempersiapkan kemerdekaan, Indonesia membuat BPUPKI ( Badan Penyelidik Usaha – usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia ) dalam bahasa Jepang bernama Dokuritsu Junbi Cosakai yang diketuai oleh dr. Rajiman Wedyodiningrat dan Panitia Sembilan pada tanggal 22 Juni 1945 sebagai lanjutan dari BPUPKI yang diketuai oleh Soekarno. Sedangkan Moh Hatta sebagai wakil dan Ahmad Soebarjo sebagai anggota dengan 6 orang lainnya
Sidang BPUPKI pertama membahas tentang undang – undang dasar dan dasar negara. Dalam sidang tersebut ada tiga tokoh yang mengusulkan tentang dasar negara,yaitu : Mr. Muhammad Yamin, Prof. Dr. Mr. Soepomo, dan Ir. Soekarno. BPUPKI sempat istirahat 1 bulan, sebelum istirahat BPUPKI membentuk panitia sembilan yang diketuai oleh Ir. Soekarno untuk membahas dasar negara. Pada tanggal 22 Juni 1945, panitia sembilan menyerahkan hasil kerjanya yang disebut dengan Piagam Jakarta / Jakarta Charter yang isinya adalah Pancasila saat ini. BPUPKI dibubarkan pada tanggal 7 Agustus 1945 dan langsung dibentuk PPKI ( Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia ) atau dalam bahasa Jepang disebut Dokuritsu Junbi Inkai yang diketuai oleh Ir. Soekarno. Pada sidang PPKI dibahas beberapa hal diantaranya pembentukan BKR ( Badan Keamanan Rakyat ) yang selanjutnya pada tanggal 5 Oktober 1945 diganti dengan TKR ( Tentara Keamanan Rakyat ). Pada akhirnya Presiden menetapkan pembentukan organisasi tentara bernama TNI ( Tentara Nasional Indonesia ). Oleh karena itu, setiap tanggal 5 Oktober ditetapkan sebagai Hari TNI
Sebelum proklamasi kemerdekaan Indonesia terjadi perbedaan pendapat antara golongan tua dan golongan muda yang mengakibatkan terjadinya peristiwa Rengasdengklok ( Soekarno dan Moh Hatta dibawa pergi ke daerah karawang, Rengasdengklok dan dijemput oleh golongan tua yaitu Ahmad Soebarjo )
Teks proklamasi dirumuskan oleh 3 orang yaitu Soekarno, Moh Hatta dan Mr. Ahmad Soebarjo
Kemerdekaan Indonesia menyebar luas melalui media – media diantaranya kantor berita Jepang yaitu Domei melalui wartawannya Sukarni dan surat kabar Soeara Asia. Mesir merupakan negara yang pertama kali mengakui tentang kemerdekaan Indonesia
Teks Proklamasi dibacakan oleh Soekarno atas nama Bangsa Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 hari Jum’at pukul 10.00 di Jl Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta. Awalnya diusulkan agar dibacakan di lapangan IKADA akan tetapi Soekarno menolaknya dengan alasan menghindari bentroknya rakyat dengan tentara Jepang. Selain itu dikibarkan bendera Merah putih yang dijahit oleh Fatmawati. Pengibaran ini dilakukan oleh tokoh yang bernama Suhud dan Latief Hendraningrat serta menyanyikan lagu Indonesia raya karangan WR Supratman.
Perjuangan mempertahankan kemerdekaan
Pertempuran 10 November 1945 di Soerabaya
Setelah Jepang menyerah, sekutu mengambil kekuasaan di Indonesia, mereka tiba di Semarang pada tanggal 20 Oktober 1945 dan di Soerabaya pada tanggal 25 Oktober 1945 yang diboncengi oleh NICA ( Netherland Indies Civil Administration ). Pada tanggal 10 November pertempuran sengit berlangsung selama 3 minggu, ribuan pejuang gugur dalam mempertahankan kemerdekaan. Oleh karena itu, setiap tanggal 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan.
Pertempuran Ambarawa
Dalam pertempuran ini Letnan Kolonel Isdiman gugur dan digantikan kepemimpinannya oleh Kolonel Soedirman. Pada tanggal 15 Desember 1945, tentara sekutu berhasil dipukul mundur. Untuk memperingati pertempuran Ambarawa, pemerintah mendirikan sebuah Monumen yang disebut dengan Monumen Palagan Ambarawa.
Bandung Lautan Api
Pada tanggal 23 Maret 1946, datang perintah dari pemerintah Indonesia di Jakarta untuk mengosongkan kota Bandung. Hal tersebut dilakukan karena sering terjadi bentrokan antara rakyat Bandung dengan sekutu. Dengan berat hati, para pejuang melaksanakan perintah tersebut. Tetapi sebelumnya, mereka membumihanguskan Bandung bagian selatan supaya sekutu tidak dapat memanfaatkan bangunan-bangunan yang ada di Bandung. Peristiwa ini dinamakan Bandung Lautan Api, dan gugur seorang pejuang yang bernama Mohammad Toha.
Pertempuran Medan Area
Pertempuran ini terjadi pada tanggal 10 Desember 1945. Diawali ketika pasukan sekutu yang dipimpin oleh Brigjen T.E.D kelly tiba di Medan pada tanggal 9 Oktober 1945. Tujuan kedatangannya adalah untuk membebaskan tawanan Belanda. Tapi tanpa sepengetahuan pemerintah Indonesia, pihak sekutu mempersenjatai tawanan Belanda. Pada tanggal 1 Desember 1945, sekutu memasang papan-papan bertuliskan “Fixed Boundaries Medan Area” ( Batas Resmi Wilayah Medan ) di berbagai sudut kota Medan. Karena itulah pertempuran yang terjadi di Medan ini dikenal dengan nama Pertempuran Medan Area.
Perundingan – Perundingan :
Perjanjian Linggarjati ( 10 November 1946 ) diadakan di Cirebon, Jawa Barat. Dalam perjanjian ini delegasi Indonesia adalah Perdana Menteri Sutan Syahrir sedangkan dari pihak Belanda bernama Van Mook. Hasil perjanjian tersebut sebagai berikut:
Belanda hanya mengakui kedaulatan RI atas Jawa, Madura dan Sumatera
RI dan Belanda akan membentuk Negara Indonesia Serikat yang terdiri atas Negara Republik Indonesia, Negara Indonesia Timur dan Negara Kalimantan
Negara Indoensia Serikat dan Belanda merupakan satu uni yang dinamakan Uni Indonesia-Belanda dan diketuai oleh Ratu Belanda.
Perjanjian Renville
Perjanjian ini diadakan diatas sebuah kapal Renville milik Amerika yang sedang berlabuh di teluk Jakarta. Delegasi Indonesia dalam perjanjian ini adalah Mr. Amir Syarifuddin.
Perjanjian Roem – Royen
Perundingan ini dilaksanakan pada tanggal 7 Mei 1949. Delegasi Indonesia dalam perjanjian ini dipimpin oleh Mr. Muhammad Roem sedangkan Belanda diketuai oleh Dr. Van Royen. Hasil perundingan Roem-Royen sebagai berikut:
Indonesia akan menghentikan perang gerilya
Indonesia dan Belanda bekerja sama memulihkan perdamaian dan tertib hukum
Indonesia akan menyelenggarakan Konferensi Meja Bundar di Den Haag, Belanda.
Konferensi Meja Bundar ( KMB )
Dilaksanakan pada tanggal 23 Agustus – 2 November 1949 di Den Haag Belanda. Delegasi Indonesia pada konferensi ini adalah Drs. Mohammad Hatta. Hasil KMB sebagai berikut:
Belanda segera mengakui kedaulatan Republik Indonesia Serikat paling lambat akhir Desember 1949
Penyerahan Irian Barat akan dilakukan dalam waktu satu tahun
Pada tanggal 27 Desember 1949 Belanda menyerahkan kedaulatan kepada Republik Indonesia Serikat. Di Jakarta penyerahan dilakukan oleh Wakil Tinggi Mahkota Kerajaan Belanda Dr. A.H. J. Lovink kepada wakil Indonesia yaitu Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Sedangkan di Amsterdam, Belanda penyerahan dilakukan oleh Ratu Juliana kepada wakil Indonesia Drs. Moh. Hatta.