TUGAS AKHIR
Prarancangan pabrik fosgen dari karbon monoksida dan
gas klor kapasitas 30.000 ton/tahun
Disusun Oleh :
1. Niken Rakhmawati
NIM. I.0501035
2. RM. Hatmiyarsa D.P.
NIM. I0501039
JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2007
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Pendirian Pabrik
Perkembangan industri di Indonesia, khususnya industri kimia mengalami
perkembangan yang cukup pesat. Perkembangan yang cukup pesat ini dapat
dilihat dari meningkatnya jenis bahan kimia yang diproduksi dan kuantitasnya.
Dengan peningkatan ini, berarti meningkat pula kebutuhan bahan baku dan bahan
penunjang produksinya.
Fosgen, dengan rumus molekul COCl
2
merupakan produk yang dihasilkan
dari proses reaksi antara karbon monoksida dengan gas klor, cukup potensial
untuk dikembangkan di Indonesia mengingat semakin banyak industri yang
menggunakannya dan karena kebutuhannya di Indonesia masih dipenuhi dari
impor. Penggunaan fosgen terbesar sebagai bahan intermediate untuk
pembentukan isocyanat pada pembuatan polyurethane dan untuk pembuatan
polycarbonate. Polycarbonate dan polyurethane merupakan produk yang sangat
dikembangkan pemanfaatannya, misalnya untuk optical disc (cd dan dvd), busa
pada automotif, roda, perabotan, bahkan untuk lem dan kondom. Selain itu fosgen
juga digunakan pada industri farmasi dan pestisida juga sebagai chlorinating
agent.
Segi-segi positif dengan didirikannya pabrik fosgen ini adalah :
1.
mengatasi masalah pengangguran dengan terciptanya lapangan kerja.
2.
mengurangi ketergantungan akan produk impor.
3.
merangsang pertumbuhan pabrik-pabrik baru
Fosgen pada suhu kamar dan tekanan atmosfir berupa gas tidak berwarna.
Senyawa fosgen ini pertama kali dibuat pada tahun 1812 oleh J. Davy dengan
reaksi dari karbon monoksida dan gas klor sebagai bahan baku dan karbon aktif
sebagai katalisatornya.
Saat ini, kebutuhan fosgen di Indonesia masih diimpor dari negara-negara
penghasil fosgen.
Tabel 1.1. Produsen fosgen di dunia
Negara
Jumlah(%)
Eropa Barat
Amerika
Jepang
Eropa Timur
Amerika Latin & Timur Jauh
40
37
11
7
5
(Ullman,1985)
Perencanaan pendirian pabrik fosgen di Indonesia untuk memenuhi
kebutuhan pasar dalam negeri yang semakin meningkat setiap tahunnya, sehingga
hal ini dapat mengurangi ketergantungan pada luar negeri dan dapat merangsang
pertumbuhan pabrik-pabrik baru di Indonesia yang membutuhkan fosgen.
1.2
Kapasitas Perancangan
Permintaan fosgen di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami
peningkatan. Kebutuhan tersebut dapat dilihat dari impor fosgen pada tabel 1.2
Tabel 1.2. Impor fosgen di Indonesia
Tahun
Impor ( ton )
1998
1999
2000
2001
2002
8500,387
10445,821
12001,761
13531,213
14014,093
( Sumber : Biro Pusat Statistik )
Dari tabel di atas diperoleh persamaan garis lurus antara data tahun
sebagai sumbu x dan data impor sebagai sumbu y yaitu :
y = 1411,28 x - 2810862,15.
Grafik 1.1. Kebutuhan Fosgen Tiap tahun
0
2000
4000
6000
8000
10000
12000
14000
16000
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
Tahun
( ton )
Persamaan di atas dipakai untuk menghitung kebutuhan fosgen pada tahun
2013, yaitu :
y = 1411,28 . (2013) – 2810862,15
= 30044,49
Direncanakan pendirian pabrik fosgen pada tahun 2013. Dari perhitungan
di atas diperoleh kapasitas perancangan pabrik sebesar 30.000 ton /tahun.
Kapasitas pabrik sebesar 30.000 ton/ tahun sesuai dengan harapan :
1.
Dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri.
2.
Dapat membuka kesempatan berdirinya industri-industri lain yang
menggunakan fosgen.
(Hydrocarbon Processing No 1989)
1.3
Lokasi Pabrik
Rencananya pabrik akan didirikan di daerah Banten, dengan alasan :
1.
Ketersediaan bahan baku
Pabrik berusaha untuk memperoleh bahan baku baik secara kualitatif maupun
kuantitatif dengan mudah, harga murah serta keseimbangan yang
berkesinambungan dan biaya pengangkutan yang rendah dan resiko kerusakan
kecil, sehingga biaya produksi dapat ditekan serendah mungkin, dan kualitas
produk sesuai dengan standar. Bahan baku CO dialirkan melalui pemipaan
langsung dari PT AIR PRODUCTS INDONESIA yang berlokasi di Banten
dan Cl
2
dari PT SULFINDO ADIUSAHA yang juga berlokasi di Banten,
sehingga menghemat biaya transportasi dan penyimpanan.
2.
Penyediaan utilitas
Kebutuhan listrik didapatkan dari PLN dan generator, di mana bahan
bakarnya diperoleh dari Pertamina. Dan untuk penyediaan air dapat diambil
dari PAM (Perusahaan Air Minum) yang letaknya tidak jauh.
3.
Penyediaan tenaga kerja
Tenaga kerja di Indonesia cukup banyak sehingga penyediaan tenaga kerja
tidak terlalu sulit memperolehnya.
4.
Sarana transportasi
Transportasi sangat penting bagi suatu industri. Daerah Banten dekat dengan
pelabuhan serta memiliki jalan raya dan jalan tol yang memadai sehingga
memudahkan pengangkutan bahan baku dan produk.
5.
Kemungkinan perluasan pabrik
Banten
merupakan
kawasan
industri
yang
cukup
luas
sehingga
memungkinkan adanya perluasan pabrik.
6.
Pemasaran hasil industri
Banten merupakan kawasan industri sehingga lokasi itu cocok untuk didirikan
pabrik fosgen karena merupakan bahan intermediate yang diperlukan sebagai
bahan baku untuk pabrik lain.
1.4
Tinjauan Pustaka
1.4.1.
Proses
Pada pembuatan fosgen, baik di Negara-negara Eropa maupun di Amerika
yang telah memproduksi fosgen dengan kapasitas mencapai ratusan juta pound
per tahun, hanya dikenal satu macam proses yaitu dengan menggunakan karbon
monoksida dan gas klor sebagai bahan baku dan karbon aktif sebagai katalisator.
Reaksi berjalan pada fase gas dan dijalankan dalam suatu reaktor fixed bed
multitube. Katalisator diletakkan di dalam tube-tube reaktor sedangkan pendingin
di dalam shell yang akan membawa panas reaksi yang eksotermik.
Gas keluar reaktor akan dikondensasikan untuk mendapatkan fosgen cair,
sedang fosgen yang tidak terkondensasikan dan uncondensable gas dibuang
sebagai gas buang.
(Ullman,1985)
1.4.2.
Kegunaan produk
Berbagai kegunaan fosgen adalah sebagai berikut :
1.
Dalam industri farmasi dan industri pestisida, digunakan untuk
membentuk chloro formic ester.
R-OH + COCl
2
à RO-COCl + HCl
Alkohol Fosgen Chloroformic ester
2.
Untuk pembuatan plastik polycarbonate yaitu dengan mereaksikan
fosgen dengan Bhispenol A (BPA) secara langsung atau tidak langsung
melalui dhipenyl carbonate.
Kegunaan polycarbonate :
1.
Optical Disc
Untuk cd dan dvd
2.
Automotif
Polycarbonate digunakan untuk busa pada interior mobil dan
bemper
3.
Electrical dan elektronik
Sebagai electric conector, outlet box dan kabel jaringan telepon
4.
Perabotan
Plastik polycarbonate dapat juga digunakan untuk membuat meja,
kursi termasuk botol susu.
(Kirk Othmer,1978)
3.
Digunakan dalam pembuatan polyurethane yaitu dalam pembentukan
isocyanat.
Kegunaan polyurethane :
1.
Pernis
Sebagai pelapis terakhir untuk menutupi dan melindungi kayu.
2.
Lem
Untuk membuat lem perekat kayu. Contohnya Gorilla glue
3.
Roda
Pembuatan roda pada in line skates, roler blade.
4.
Automotive
Busa pada interior mobil seperti sandaran kepala, atap. Pada
eksterior mobil seperti bemper dan fender.
5.
Kondom
Kondom yang dihasilkan antara lain Trojan Supra dan DUREX
(www.wikipedia.com)
4.
Dalam kimia anorganik fosgen digunakan untuk memproduksi
aluminium chloride
5.
Dalam industri gelas fosgen digunakan sebagai bleaching sand dan
chlorinating agent.
(Ullman,1985)
1.4.3.
Sifat-sifat bahan baku dan produk
1.4.3.1. Bahan baku
1.
Gas Klor (Cl
2
)
Sifat fisis :
§
Fasa (pada P dan T lingkungan)
: gas
§
Berat molekul
: 71 kg/kgmol
§
Titik didih (1 atm)
: -34,5°C
§
Titik beku (1 atm)
: -100,98°C
§
Densitas gas
: 0,9425 gr/ml
§
Suhu kritis
: -144°C
Sifat kimia :
·
Bereaksi dengan CO membentuk fosgen
Cl
2
+ CO à COCl
2
·
Bereaksi dengan methana membentuk methylchloride
Cl
2
+ CH
4
à CH
3
Cl + HCl
2.
Karbon Monoksida (CO)
Sifat fisis :
§
Fasa (pada P dan T lingkungan)
: gas
§
Berat molekul
: 28 kg/kgmol
§
Titik didih (1 atm)
: -192°C
§
Titik beku (1 atm)
: -207°C
§
Densitas gas (21°F,1 atm)
: 1.1613 kg/m
3
§
Suhu kritis
: -140,22°C
Sifat kimia :
·
Bereaksi dengan methylamine membentuk dimethyl formamide
CO + (CH
3
)
2
NH à (CH
3
)
2
NHCO
·
Bereaksi dengan methanol membentuk asam asetat
CO + CH
3
OH à CH
3
COOH
·
Bereaksi dengan formaldehid membentuk asam glikol
CO + HCHO à HOCH
2
COOH
1.4.3.2. Produk
Fosgen (COCl
2
)
Sifat fisis :
§
Fasa (pada P dan T lingkungan)
: gas
§
Berat molekul
: 99 kg/kgmol
§
Titik didih
: 8,2°C
§
Densitas gas
: 0,26 kg/m
3
§
Suhu kritis
: 181,89°C
Sifat kimia :
·
Bereaksi dengan alumunium bromide membentuk carbonyl dan
aluminium chloro bromide
AlBr
3
+ COCl
2
à COBr
2
+ AlCl
2
Br
·
Bereaksi dengan alkohol membentuk ester
R-OH + COCl
2
à ROCCl
2
O + HCl
·
Bereaksi dengan amina sekunder membentuk carbonyl chloride
R
2
NH
2
+ COCl
2
à RNCCl
2
O + HCl
1.4.4.
Tinjauan proses secara umum
Proses pembuatan fosgen dijalankan pada fase gas dengan mereaksikan
karbon monoksida dan gas klor dengan katalis karbon aktif pada reaktor fixed bed
multitube pada tekanan atmosferis dan suhu 125-150
o
C. Reaktor dilengkapi
dengan pendingin karena reaksinya eksotermis. Katalisator diletakkan dalam
tube-tube reaktor, sedangkan pendingin di dalam shell.
(Ullman,1985)
Reaksi :
CO + Cl
2
à COCl
2
Harga konstanta kesetimbangan adalah :
]
][
[
2
2
Cl
CO
COCl
K
=
(Leidler,1980)
BAB II
DESKRIPSI PROSES
2.1.
Spesifikasi Bahan Baku dan Produk
2.1.1. Spesifikasi bahan baku Utama
1.
Gas Klor
·
Rumus Molekul
: Cl
2
·
Berat Molekul
: 71
·
Fase
: cair
·
Kemurnian
: 99,9%
·
Impuritas
: 0,1 % H
2
2.
Karbon Monoksida
·
Rumus Molekul
: CO
·
Berat Molekul
: 28
·
Fase
: gas
·
Kemurnian
: 98,5%
·
Impuritas
: 1,5 % H
2
2.1.2. Spesifikasi bahan pembantu
1.
Katalis karbon aktif
·
Bentuk
: Butiran
·
Diameter
: 4 mm
·
Bulk density
: 1350 kg/m
3
2.1.3.
Spesifikasi produk
1. Fosgen
·
Rumus Molekul
: COCl
2
·
Berat Molekul
: 99
·
Fase
: cair
·
Kemurnian
: 99,9 %
·
Impuritas
: 0,1 % Cl
2
2.2.
Konsep Proses
2.2.1. Dasar reaksi
Pada pembuatan fosgen, baik di Negara-negara Eropa maupun di Amerika
yang telah memproduksi fosgen dengan kapasitas mencapai ratusan juta pound
per tahun, hanya dikenal satu macam proses yaitu dengan menggunakan karbon
monoksida dan gas klor sebagai bahan baku dan karbon aktif sebagai katalisator.
Reaksi berjalan pada fase gas dan dijalankan dalam suatu reaktor fixed bed
multitube pada tekanan 1 atm dan suhu 125-150
o
C. Katalisator diletakkan di
dalam tube-tube reaktor sedangkan pendingin di dalam shell yang akan membawa
panas reaksi yang eksotermik. Reaksi bersifat irreversible (tidak dapat balik /
searah).
Reaksi : CO + Cl
2
→ COCl
2
Dari reaksi diatas akan didapat konversi fosgen sebesar 99%.
2.2.2. Mekanisme Reaksi
Reaksi pembentukan fosgen dari karbon monoksida dan gas klor
berlangsung dengan mekanisme reaksi :
(1)
Cl
2
2Cl
(2)
Cl + CO
COCl
(3)
COCl + Cl
2
COCl
2
+ Cl
Reaksi no (1) dan (2) berlangsung cepat sedangkan reaksi no (3) berlangsung
lambat sehingga reaksi yang mengontrol adalah reaksi no (3)
K
1
=
[ ]
[ ]
2
2
Cl
Cl
[Cl]
= K
1
1/2
[Cl
2
]
1/2
K
2
=
[
]
[ ][ ]
CO
Cl
COCl
[COCl] = K
2
[Cl] [CO]
= K
2
K
1
1/2
[Cl
2
]
1/2
[CO]
dt
COCl
d
]
[
2
= k
3
[COCl] [Cl
2
]
= k
3
K
2
K
1
1/2
[Cl
2
]
1/2
[CO] [Cl
2
]
= k
3
K
2
K
1
1/2
[Cl
2
]
3/2
[CO]
= k [Cl
2
]
3/2
[CO]
( Leidler, 1980)
Dari mekanisme reaksi di atas dapat dibuat mekanisme reaksi katalitik
antara zat reaktan Cl
2
dan CO pada katalisator karbon aktif
berbentuk padatan
sebagai berikut :
Misal reaksi: A
+
B
à
D
Keterangan : A = Cl
2
B = CO
D = fosgen
Cv = konsentrasi di puncak kosong katalis
C
is
= konsentrasi i pada permukaan katalis
Ct = konsentrasi di puncak aktif
1.
Adsorbsi
A + 2S
2A.S
(cepat)
r
AD
=
ú
ú
û
ù
ê
ê
ë
é
-
1
2
.
2
1
.
K
C
Cv
P
k
S
A
A
2.
Reaksi permukaan
A.S + B
C.S
(cepat)
r
2
=
ú
ú
û
ù
ê
ê
ë
é
-
2
.
.
2
.
K
C
P
C
k
S
C
B
S
A
3. Reaksi permukaan
C.S + A
D.S
(lambat)
r
3
=
ú
û
ù
ê
ë
é
-
3
.
.
3
.
K
C
C
C
k
S
D
A
S
C
4.
Desorbsi
D.S
D + S
(cepat)
r
DD
=
ú
û
ù
ê
ë
é
-
DD
D
DS
DD
K
Cv
P
C
k
.
Reaksi yang mengontrol adalah reaksi yang ketiga
-r
A
= r
s
=
ú
û
ù
ê
ë
é
-
3
.
.
3
.
K
C
P
C
k
S
D
A
S
C
Reaksi kesatu, dua dan empat sangat cepat sehingga :
·
k
1
>>
0
1
=
k
r
AD
è C
A.S
= K
1
1/2
P
A
1/2
Cv
·
k
2
>>
0
2
2
=
k
r
è C
C.S
= K
2
C
A.S
P
B
C
C.S
= K
1
1/2
K
2
P
A
1/2
P
B
Cv
·
k
DD
>>
0
=
DD
DD
k
r
à C
D.S =
DD
D
K
Cv
P
.
Reaksi ketiga berjalan lambat sehingga :
·
k
3
<<
r
s
=
ú
û
ù
ê
ë
é
-
3
.
.
3
.
K
C
P
C
k
S
D
A
S
C
=
ú
ú
û
ù
ê
ê
ë
é
-
3
2
/
1
2
2
/
1
1
3
.
.
.
.
.
.
K
K
Cv
P
P
Cv
P
P
K
K
k
DD
D
A
B
A
=
ú
ú
û
ù
ê
ê
ë
é
-
3
2
2
/
1
1
2
/
3
2
2
/
1
1
3
.
.
.
.
.
.
.
K
K
K
K
P
P
P
Cv
K
K
k
DD
D
B
A
P
D
= 0 ( tidak ada pada awal reaksi)
Sehingga persamaan menjadi :
-r
A
=
[
]
.
.
.
.
.
2
/
3
2
2
/
1
1
3
B
A
P
P
Cv
K
K
k
Dostları ilə paylaş: |