menerus tergantung pada pemberi bantuan, melainkan mengubahnya menjadi
wirausaha. Ketika ide itu ia teruskan pada bank milik pemerintah, Semuanya me-
nolak. Tapi ia tidak menyerah.
"Saya selalu mempercayai apa yang bisa saya lihat,
sementara mereka hanya percaya pada apa yang telah
mereka percayai, pada pengetahuan umum," ujarnya.
Dan itu benar-benar terjadi.
"Pada saat menerima pembayaran, saya menjadi semakin bersemangat dan saya
tunjukkan pada pemerintah. Tapi mereka pada Umumnya telah dididik dengan
pemahaman bahwa orang miskin tidak layak memperoleh pinjaman dan tidak dapat
mengembalikannya. Mereka dibutakan oleh pengetahuan mereka sendiri. Dan
ketika uang itu saya setorkan pada para penjamin, mereka menasehati saya. Hati-
hati, itu cuma awalnya saja, kata mereka. Nanti, begitu pinjamannya besar, mereka
akan mengemplang, kata mereka lagi. Nyatanya, tidak demikian."
Kini, sesuatu telah berubah. Berkat terobosan Yunus, micro finance telah di-
terima di seluruh dunia. Sekarang telah ada lebih dari 100 negara yang menga-
dopsi sistem ini. Mereka semua datang ke Bangladesh, ke Grameen untuk belajar
memberdayakan rakyat miskin.
KETERBUKAAN
Keterbukaan terhadap apa yang sehari-hari kita lihat, kita alami, kita pela-jari,
adalah modal awal yang penting bagi sebuah proses perubahan. Mereka akan
menjadi penjaga pusaka keraton yang dianggap magis dan hidup dalam tradisi.
Jangan heran kalau mereka akan menentang dan merasa aneh terhadap setiap upaya
pembaharuan.
PAUL OTELLINI: MEMBUNUH
KARYA BESAR ANDY GROOVE
CEO baru membawa angin segar, lain generasi lain pula tantangannya. Itulah
yang tengah dihadapi Intel dewasa ini. Seorang CEO baru memulai pembaharuan
dengan menghancurkan cara-cara lama.
Seperti yang diucapkan oleh Leonardo Davinci, "Every act of
creation should be started by the act of destruction."
Coba bayangkan apa yang akan terjadi kalau Anda menghadapi situasi ini: Anda bekerja di sebuah
perusahaan pembuat chip komputer yang besar, bahkan terbesar di dunia. Angka penjualan Anda
demikian besar, dari masa ke masa tumbuh terus. Tingginya penjualan dan keberhasilan perusahaan
diyakini sebagai hasil ramuan dari profesionalisme, kultur penemuan dan kewirausahaan serta
leadership dari orang yang sangat dihormati dalam industrinya. Selain dikelola oleh orang-orang
lulusan universitas terkemuka, perusahaan aktif meluncurkan produk-produk baru.
Meski sebagian besar key people adalah insinyur yang bekerja untuk mengembangkan produk,
mereka cepat menyesuaikan diri dengan selera pasar. Dulu, waktu berkonsentrasi di bisnis memory
chips, perusahaan sempat diserang oleh pendatang dari Jepang yang ternyata mampu membuat produk
baru lebih cepat. Berkat spirit kewirausahaan di layer tengah, para eksekutif dengan cepat mengalih-
kan produksi dari memory chips ke bisnis microprocessor. Wajar, Jepang lebih unggul, karena untuk
menjadi pemain memory chips yang kokoh, mereka didukung industri elektronik konsumen yang kuat.
Perusahaan Anda pindah ke microprocessor karena di negeri Anda basis industrinya adalah komputer.
Berkat hijrah itu perusahaan tumbuh pesat, melesat ke angkasa. Sampai
suatu ketika CEO yang ada harus pensiun dan generasi baru harus masuk.
Kali ini giliran Anda.
Ketika Anda diangkat, Anda melihat semua insinyur begitu bangga dengan microprocessor untuk
menggerakkan komputer. Mereka begitu bangga dengan temuan-temuan yang mereka kembangkan,
dan bangga dengan korps mereka. Anda bukanlah insinyur. Anda adalah MBA dari sebuah sekolah
bisnis. Dan pada saat Anda masuk dan mengutak-atik data strategis, tiba-tiba Anda melihat bahwa
Permintaan komputer di negeri Anda telah melewati masa puncaknya. Bahkan sekarang cenderung
turun. Tentu saja tak semua orang menyadari hal ini. Orang-orang yang asyik bekerja, yang tak punya
akses pada data, yang tidak paham dengan perhitungan akuntansi dan data-data makro tidak begitu
mengerti apa yang sedang terjadi di luar. Mereka lihat merek perusahaan masih top, produksi chips
masih seperti biasanya.
Sekarang Anda ditunjuk menjadi CEO. Apa yang akan Anda lakukan? Bekerja
seperti biasa? Memimpin seperti para perintis yang masih dibanggakan anak
buah? Atau mengubah arah perusahaan? Masa Paul Otellini
Orang yang ditunjuk sebagai CEO baru itu adalah Paul Otellini. Pria berusia 55 tahun ini mem-
peroleh gelar sarjana ekonomi dari Universitas San Fransisco dan MBA dari sebuah sekolah bisnis di
California. Negaranya adalah Amerika Serikat dan merek produk yang ia tangani adalah Intel. Anda
tentu tahu, Amerika adalah negeri yang serba komputerisasi. Di mana-mana orang menggunakan in-
ternet dan komputer. Pendahulunya bernama Craig R. Barrett yang pensiun tahun lalu. Tetapi bukan
Barrett yang perlu dicemaskan semua orang, melainkan Andrew S. Groove, mantan CEO yang sudah
pensiun beberapa tahun yang lalu.
Groove adalah tokoh spiritual Intel, dan salah seorang tokoh kharismatik dalam industri teknologi
informasi dunia.
Meski sudah pensiun, ruh Groove masih
bergentayangan di seluruh denyut nadi Intel
dan sekarang menjadi senior advisor. Meski
jabatannya hanya begitu, tak ada orang yang
bisa berku-tik di hadapannya.
Tak ada seorang pun yang dapat melakukan tindakan
strategis tanpa restu darinya. Adapun Barrett, meski CEO, ia
hanyalah penerus yang memimpin di balik bayang-bayang
Groove. Ia memimpin kala industri yang ditanganinya sedang
tumbuh. Sehingga praktis hanya meneruskan apa yang telah
dirintis Groove.
Pilihan Otellini tentu tidak mudah. Menghadapi para
pendahulunya dengan penuh keberanian, atau ikuti saja apa
kata mereka.
• • • Sebuah Lingkungan yang Sama Sekali Baru
Apa yang dilakukan Otellini ternyata begitu mengejutkan. Setelah mempercayai data yang ada,
Otellini mulai berani bicara ke mana-mana. Pada hampir setiap kesempatan akbar ia selalu mengatakan
bahwa masa depan industrinya berada pada piranti genggam, bukan komputer. Saat itu, April 2005, ia
masih menjabat sebagai COO (Chief Operating Officer) di Intel, tetapi media massa sudah mendapat
bocoran bahwa ia-lah putra mahkota terkuat. Sejak itu mereka menyebut Otellini sebagai incoming
CEO.
Dalam suatu kesempatan di sebuah konferensi (FOSE Conference di Amerika Serikat),
Kadang saya bertanya mengapa orang-orang tua enggan
memberi jalan pada anak-anaknya agar mereka bisa menjadi
diri mereka sendiri, padahal belum tentu mereka tidak
mampu...
'Tantangan manusia terbesar abad ini adalah
bagaimana mengubah teman-teman sendiri,
bukan musuh-musuhnya.'
- William Jefferson -
Paul S. Otellini
• Tanggal Lahir: 12 Oktober 1950
* Pendidikan:
- Tahun 1972, mendapat
gelar Sarjana bidang
ekonomi dari Universitas
San Francisco.
- Tahun 1974, menerima gelar MBA dari Haas School
of Business di California.
Masa kerja di Intel:
- 1974: Bergabung di Intel
- 1988: Menjadi operating group vice president
- 1991: Diangkat sebagai Intel corporate officer
- 1993: Menjadi senior vice president
- 1996: Dipromosikan menjadi executive vice president
- 1998-2002: Menjadi executive vice president dan general manager
- 2002: Terpilih menjadi salah seorang direktur, dan COO
- 18 Mei 2005: Menjadi CEO di Intel Otellini mengatakan,
"Betul saat ini Amerika memimpin industri IT, tetapi
kepemimpinan ini tidak akan kekal. Lihatlah, saat ini
pertumbuhan pemakaian internet di dunia terbesar sudah
bukan di sini lagi, melainkan di Asia."
Pandangan ini kelak sangat mewarnai perubahan yang digariskannya di Intel.
Tentu saja ia juga menandaskan lagi,
"Bukan karena kita menurun, melainkan karena ne-gara-
negara lain bergerak lebih agresif."
Untuk mengantisipasi kemunduran industri IT Amerika, Ia menggagas kon-
sep "multi-core processors" yang dikenal juga dengan nama lain pararelisme. Apa-
kah ini berarti Intel akan meninggalkan "core" industrinya di bidang computer
microprocessor?
Orang-orang yang bekerja di bidang rekayasa (engineering) dan desain Intel
tentu merasa aneh dengan pandangan sang putra mahkota. Tetapi Otellini terus
mengasah pikiran-pikirannya. Kepada majalah Times yang mewawancarainya,
Otellini mengatakan masa depan itu ada di MP3 player buatan Apple, iPod. De-
ngan menghubungkan iPod (mesin musik) dengan laptop (disebutnya sebagai con-
tent machine) dan PC (producting machine) untuk bekerja sambil menghibur diri.
Singkatnya, kalau gagasan itu Jadi diteruskan, wajah Intel bisa berubah. Ia bisa
menjelajah dunia-dunia baru lewat pintu gerbang iPod. Ini berarti Ia akan melawan
rumus yang dipercaya telah menjadi "rule" di Intel.
Entah bagaimana ceritanya, prediksi itu telah menjelma
menjadi semacam aturan yang tidak tertulis. Celakanya
semua orang mempercayainya.
Hukum Moore Setidaknya telah membimbing Intel mencapai suksesnya. Belief
itu. pulalah yang membuat para insinyur bekerja tekun mengembangkan rekayasa
microprocessor untuk komputer dari masa ke masa, selalu ada yang lebih baru dalam
tempo 18 bulan sekali.
Setelah secara agresif meluncurkan seri-seri terbarunya, pada tahun 2004, hu-
kum Moore untuk pertama kalinya dalam sejarah Intel mengalami tantangan. Saat
itu, Intel menunda peluncuran chip Pentium 4-nya, dan sebagai gantinya, Ia
meluncurkan pengurangan kecepatan dari 4 GHz ke 3,8 GHz. Selain karena alasan
teknis, kebutuhan konsumen ternyata belum sejauh itu.
Tetapi lebih mengganggu lagi, Craig Barrett mewariskan sebuah masalah be-
sar yang harus dipikul Otellini. Tiba-tiba saja peta "pertemanan" yang mewakili
kolaborasi industri ini memudar satu per satu, Microsoft yang dulu menjadi teman
sejati bagi Intel, sudah mengumumkan secara terbuka akan berpaling ke chip
buatan IBM untuk mengembangkan program-program video game-nya, XBox 2.
Padahal pada saat mengembangkan program Xbox awal, ia masih bersama In-
'Seorangyang
fanatik adalah
manusia tanpa
kemampuan
mengubah
pikiran dan tidak
mau mengubah
subjek yang
dipikirkannya.'
- Sir Winston Churcill -
"Rule" itu berasal
dari Gordon Moore,
founder Intel yang 40
tahun lalu mengatakan
kemajuan dalam
miniaturisasi transistor
harus diimbangi dengan
peningkatan kecepatan
prosesor komputer dua
kali lipat dalam tempo
delapan belas bulan.
Hati-hati ucapan Anda
dapat menjadi mitos.
Mitos dalam pekerjaan
bak pisau bermata
dua: mendorong
semangat,
tapi suatu ketika
dapat dianggap sebagai
kebenaran mutlak.
Anak-anak berpikir kri-
tislah terhadap mitos!
Makanya Intel tak boleh
salah memilih orang.
Orang itu harus melaku-
kan pilihan-pilihan yang
sulit ditengah-tengah
ketidakpastian. Dalam
surat terbukanya, yang
ditujukan kepada
seluruh karyawan lewat
internet sebelum masa
jabatannya berakhir
Craig Barrett menga-
takan, "This is not the
Intel we know."
Merekalah orang-orang
yang tekun menjaga
tradisi di Intel, yaitu
tradisi kesempurnaan
dan tradisi keunggulan.
Mereka sangat bangga
dengan tradisi itu,
apalagi semua founder
dan CEO dalam sejarah
Intel selalu satu korps
dengan mereka.
Eric B.Kim adalah
mantan pemimpin
pemasaran di Samsung
sejak tahun 1999. Ia
adalah orang yang
membangun merek
Samsung pada produk
elektronik konsumen,
ponsel dan chip
komputer.
tel. Setelah itu, sebuah berita buruk datang lagi dari Dell, raja pasar pembuat PC.
CEO Dell, Kevin Rollins baru saja mengumumkan kemungkinan besar, Dell akan
beralih dari chips buatan Intel ke AMD.
Pengetahuan dan inovasi adalah dua modal besar untuk
pembaharuan industri IT garis depan. Keduanya sudah
tumbuh di ranah Intel. Tetapi tanpa kolaborasi, bisnis ini cuma
akan menjadi sejarah.
Tapi apakah para insinyur mengerti apa yang sebenarnya tengah terjadi di
dalam industri ini?
"Saya tidak ingin melebih-lebihkan dari keadaan yang sebenarnya sedang ter-
jadi," kata Craig Barrett pada sebuah konferensi sambil mengucapkan kata-kata
perpisahan pada industri dan memohon maaf atas segala kekurangannya. "Tetapi,
ketika kita memimpin pada industri yang berubah, kita tidak perlu takut terhadap
kegagalan," ujarnya membesarkan hati mereka.
• • • Para Insinyur Mulai Merasa Gerah
Hampir pada setiap perusahaan yang besar, selalu ditemui
profesi-profesi yang menjadi warga negara kelas satu. Di
beberapa perusahaan penerbit surat kabar misalnya,
wartawanlah warga terhormat itu. Di perusahaan penerbangan
para crew (pilot) menjadi warga yang paling berpengaruh.
Sedangkan di Intel, sudah barang tentu para insinyur.
Merekalah yang memimpin penemuan-penemuan produk baru, cara pembuat-
an, pabrikasi, perawatan mesin, dan sebagainya.
Saat Otellini diangkat sebagai CEO, Mei 2005 tentu saja sesuatu yang berbeda
telah terjadi. Otellini bukan insinyur. Ia adalah akuntan yang sekolah bisnis. Maka
mereka semua melihat bos baru itu dengan sedikit arogan, melihat ke ba-wah.
Tetapi yang membuat mereka gerah, tak lama setelah diangkat,
Otellini bukan merangkul mereka, melainkan merekrut orang-
orang baru. Menurut majalah Business Week, hanya dalam
hitungan bulan, ia sudah merekrut lebih dari 20.000 wajah
baru.
Latar belakang kebangsaan mereka juga amat beragam. Untuk posisi direktur
pemasaran, Otellini memilih Eric B. Kim, seorang pria keturunan Korea yang
besar di Samsung.
Selain Kim, ada puluhan dokter senior yang mulai menjadi bagian dari core
team. Salah satunya adalah Bern Shen, dokter spesialis yang diberi tugas mengem-
bangkan teknologi kesehatan digital. Juga ada beberapa alumnus dari Nokia. Di antaranya adalah Steven Gray yang dipercaya menjadi Vice President untuk
menjelajahi teknologi peranti genggam. Selain mereka, ada ribuan lagi yang datang
dengan latar belakang beragam, ilmu pasti, seni maupun ilmu sosial.
Kejadian ini benar-benar menggusarkan orang-orang lama. Hanya dalam
tempo tiga bulan, Intel kehilangan sekitar 4% dari para insinyurnya yang memilih
mundur secara sukarela. Jumlah ini, menurut Business Week sama dengan jumlah
karyawan rata-rata industri IT di Amerika Serikat.
Tetapi yang lebih berbahaya sebenarnya bukan tenaga yang
keluar, melainkan yang tidak senang dengan sua-sana baru
namun tetap bertahan di dalam perusahaan.
Tak lama setelah itu, terdengar kabar sejumlah spesialis desain yang menger-
jakan proyek Pentium 4 yang proyeknya dihentikan Otellini, mengundurkan diri.
Kabarnya, mereka pindah ke perusahaan-perusahaan pesaing, AMD, Texas Ins-
trument, dan IBM. Kejadian-kejadian i tu cukup merisaukan. Otellini pun berke-
liling, mendengarkan secara langsung suara-suara sumbang itu.
Exodus mengancam masa depan Intel,
dan ia harus menemui mereka.
••• Sebuah Rencana Perubahan
Mengapa para insinyur resah?
Atasan yang bukan insinyur, secara simbolik sudah memisahkan mereka, tetapi
yang lebih menakutkan adalah berakhirnya sebuah kekuasaan, yaitu kekua-saan
insinyur. Tampaknya ini akan sangat mengganggu mereka. Kalau sudah be-gini,
mereka pasti akan mengacak-acak perusahaan, dan bila perlu menggempur-nya
dari orang nomor satu, tokoh kharismatik Intel, Andrew Groove. Jangankan
berbuat salah, bekerja benar saja Otellini akan terus dipersalahkan.
Tapi bukankah Otellini punya alasan yang kuat?
Tanda-tanda penurunan memang sangat jelas. Tetapi
sepanjang seseorang hanya asyik dengan pekerjaannya saja,
maka mereka tidak dapat melihat tanda-tanda za-man.
Misalnya, mereka tidak membaca dan tidak percaya bahwa pesaing mereka
nomor 1, Advanced Micro Devices (AMD) yang sama-sama membuat chips kom-
puter sejak tahun 2004 mulai menggerogoti pangsa pasar intel. Tahun itu, AMD
meraih pasar sebesar 17,8%, naik dari 16,6% setahun sebelumnya. Banyak pihak
menduga, dalam dua tahun ke depan AMD dapat memukul Intel. AMD mulai
unjuk gigi sejak mereka berhasil meluncurkan chip Opteron dan Athlon 64. Para
pengguna percaya, chip ini jauh lebih unggul, lebih powerful, dan lebih hemat
dalam pemakaian listrik daripada produk Intel.
Mereka punya pendapat
sendiri, tidak sepaham
dengan pemimpin
baru, tetapi tidak
mau keluar. Seorang
eksekutif pemasaran
yang berkunjung ke
salah satu cabang
Intel misalnya, sempat
mengalami cobaan
dari kelompok ini. Saat
berdialog dengan para
insinyur, seseorang
dengan lantangberani
mengumpat,
"Berapa lama Anda
sudah di tempat baru
itu? Setahun? Baru
saja setahun, tetapi
otak Anda sudah
rusak!!"
Ingat, kejayaan ada
masa berakhirnya.
Banyak orang meng-
harapkan hidupnya
berubah, tapi dari hari
ke hari tetap melakukan
hal yang sama.
'Tiap pesulap
tahu, di depan
khalayak ia
berdusta, karena
dusta itu meng-
asyikkan para
hadirin.'
- Goenawan
Mohammad -
Selain itu, para pemain tanggung yang tidak memimpin selama bertahun-tahun
mulai membangun kolaborasi menurut cara mereka masing-masing. Texas
Instruments dengan Qualcomm dan AMD membentuk aliansi yang mereka sebut
sebagai aliansi strategis untuk melahirkan Chip Platform dalam rumah digital.
Kejadian-kejadian yang pernah membuat Intel kalah dari
pesaing-pesaingnya mulai muncul lagi. Dulu, saat bermain di
bidang memory chips Intel dipukul oleh lawan-lawannya dari
Jepang (Fujitsu, dan Iain-lain). Sekarang musuh itu ada lagi di
depan mata, dari negeri sendiri.
Perhatikanlah kejadian berikut ini!
Setelah sukses dengan project "The Centrino" - sebuah project yang menghasilkan chips
yang dibuat khusus untuk Wi-fi yang mampu membuat laptop lebih powerful, Intel be-
rencana menghasilkan Desktrino. Chips ini dipercaya sangat powerful untuk mengaktifkan
komputer desktop dengan kemampuan multi aplikasi pada saat bersamaan. Sayangnya,
sebelum ia lahir, ia sudah keduluan oleh IBM yang menyalib dengan Cell Processor yang
dibuat bersekutu dengan Sony dan Toshiba. Cell Processor memiliki delapan otak yang be-
kerja sekaligus, sementara Desktrino cuma punya dua otak. Sekali lagi Intel kecolongan.
Majalah Business Week
mencatat:
"Otellini meng-
guncang setiap
sudut perusahaan.
Selain melakukan
reorganisasi, ia juga
membuat perubahan
besar dalam
pengembangan
produk. Bila pada
masa lalu para in-
sinyur mengerjakan
chips yang semakin
cepat dan setelah itu
membiarkan
tenaga-
tenaga pemasaran
menjual produk itu,
sekarang produk
dikembangkan
bersama-sama."
Mengapa mereka tidak bisa melihat?
Orang yang disinari cahaya terang di masa lalu, memang tak
akan bisa melihat benda-benda baru di depan. Kalaupun terlihat
mereka tak akan memper-cayainya. Lawan yang kecil akan
dianggap kecil terus sepanjang masa, meski mereka tumbuh dan
adaptif terhadap perubahan. Setelah tak melihat kehadiran lawan-lawan
baru, mereka para Insinyur di Intel tambah gerah tatkala, Otellini yang
kurang didukung itu mengguncang kebiasaan-kebiasaan
mereka.
Rencana perubahan yang digalang Otellini dan
timnya memang sangat revolusioner.
Mengapa ia memasukkan veteran dari Samsung
sebagai anggota timnya?
Mengapa ia merekrut demikian banyak orang baru
dari multidisiplin sebagai pengembang produk di Intel?
Semata-mata ingin menghancurkan hegemoni-
hegemoni para insinyur?
GAGASAN PETA PERUBAHAN OTELLINI
1. Tingkatkan Kekuasaan Pasar
Untuk meningkatkan kekuasaan di pasar, ia beranggapan masa depan Intel tidak bisa lagi
digadaikan dalam industri komputer. Intel akan memasuki rimba perawan baru,
tanah tak bertuan yang ia sebut multi-core. Intel akan memasuki segala bidang
kenidupan, mulai dari elektronik konsumen, komunikasi tanpa kabel, perawatan kesehatan
sampai ke entertainment. Dari Hollywood sampai ke ruang gawat darurat, dari sekadar
microprocessor atau computer chip, sampai piranti genggamnya untuk membentuk platform
baru. Itu sebabnya ia merekrut para dokter, pembuat ponsel, desainer sampai ethnografer. Maka,
kalau dunia mempercayainya dan Otellini tidak tergelincir, dunia hiburan sampai perawatan
kesehatan dapat berubah total. Tapi bila ia tergelincir, Intel dapat saja mati.
2. Hapuskan Segala Sesuatu yang Berbau Intel Lama'
Dari segi branding, segala sesuatu yang berbau Intel lama akan dihapuskan. Sebelum ia
menjadi busuk dan terkesan "kalah", segala hal yang berbau ketidakunggul-an
akan dibersihkan. Yang paling menonjol adalah logo lama yang telah berusia 37 tahun akan
diganti. Logo itu akan diberi lingkaran di bagian luarnya untuk mengesankan dinamika, sebuah
gerakan. Sementara itu, logo Intel Inside yang menjadi kebanggaan Andrew Groove, dan
dianggap pelopor dalam strategi Co-Branding, akan dibusukkan habis. Konsep Intel Inside
dihapuskan seketika. Maka mulai saat itu Anda tak akan pernah melihat kata-kata itu lagi dalam
komputer yang baru Anda beli. Tetapi sebuah slogan baru dikeluarkan: Leap Ahead.
3. Kembangkan Produk Baru
Merek Pentium yang menjelajahi hampir setiap pemilik komputer dihapuskan. Intel
mengembangkan product brand baru yang dinamai Viiv (untuk chip PC rumah, lengkap dengan
link untuk dunia hiburan). Nama Viiv berasal dari kata alive (hidup). Mereka menyebut Viiv
sebagai platform yang mampu menghidupkan segala kebutuhan di rumah. Mulai dari PC, Teve,
stereo, dan dapat dipakai untuk men-download film, musik dan game ke seluruh sudut rumah.
Sedangkan chip di luar Viiv diberi nama "Core" dan sejak awal tahun 2006 sudah mulai dipakai
oleh Apple Computer. 4. Bangun Budaya Baru
Masa depan Intel baru harus dibangun dengan budaya baru yang lebih terbuka,
lebih horizontal, dan tak ada lagi istilah pemimpin kharismatik dan warganegara
Dostları ilə paylaş: |