Auto
Disable
Syringe,
perencanaan
safety
box,
perencanaan
kebutuhan peralatan cold chain dan terakhir
perencanaan pendanaan (Kemenkes, 2013).
Berdasarkan hasil pengumpulan data
terhadap pelaksanaan program imunisasi di
Puskesmas Lubuk Buaya bahwa pelayanan
imunisasi
diberikan
secara
rutin
di
puskesmas dan di posyandu sesuai jadwal.
Sesuai dengan hasil FGD dengan ibu-ibu
yang mempunyai anak usia 1-3 tahun
menyimpulkan bahwa pelaksanaan imunisasi
selama ini sudah berlangsung dengan baik
karena sudah sesuai dengan jadwal dan
petugasnya selalu ada.
Masih ada permasalahan dari petugas
imunisasi yang berhubungan dengan sikap
petugas dalam memberikan edukasi dan
komunikasi saat memberikan pelayanan
imunisasi. Hasil FGD menyimpulkan ada
petugas yang menyampaikan sesuatu dengan
gaya komunikasinya secara terang-terangan
kadang-kadang
membuat
masyarakat
tersinggung seperti menyampaikan anak
mereka kurang gizi, sehingga mereka enggan
untuk datang pada kegiatan posyandu
berikutnya.
Hasil observasi ditemukan petugas
tidak memberikan penyuluhan sebelum
pemberian imunisasi secara maksimal,
dimana petugas tidak menginformasikan
secara jelas yang berhubungan dengan jenis
vaksin, manfaat imunisasi, akibat apabila
tidak
diberi
imunisasi,
kemungkinan
terjadinya KIPI dan upaya-upaya yang harus
dilakukan.
Hasil penelitian menemukan bahwa
gaya petugas kesehatan di posyandu
menghasilkan persepsi yang negatif bagi
masyarakat. Tenaga kesehatan seharusnya
tidak bersikap menggurui, tetapi berbicara
pada tingkat yang sama dan dapat
mengkomunikasikan
penghargaan
dan
menghormati
perbedaan
pandangan
(Hutagaol, 2012).
Komunikasi petugas
dengan masyarakat sebenarnya bertujuan
supaya antara petugas dengan mayarakat
yang dilayani dapat saling bertukar pikiran
dalam membantu menyelesaikan masalah
yang dihadapi dan mendengarkan adalah cara
yang baik untuk dapat menerima pesan
secara benar dan lengkap.
Pemeliharaan cold chain secara umum
sudah terlaksana sesuai ketentuan namun
masih ada ketidakdisiplinan petugas dalam
e-ISSN:2528-66510;Volume 5;No.3(June, 2020): 865-874
Jurnal Human Care
871
melakukan pencatatan pengontrolan suhu
kulkas vaksin setiap hari. Berdasarkan
observasi pada pelaksanaan pelayanan
imunisasi di temukan masih ada petugas
yang melakukan tindakan pelayanan yang
tidak sesuai dengan SOP, dan tidak
melakukan pengelolaan limbah dengan
menggunakan safety box.
Berdasarkan hasil observasi pada
Bidan
Praktek
Swasta/klinik
yang
melaksanakan pelayanan imunisasi dasar
ditemukan bahwa pemeliharaan cold chain
tidak dilakukan sesuai standar, dimana
ditemukan penyimpanan vaksin pada kulkas
pendingin minuman/kulkas rumah tangga
dan vaksin disimpan dengan barang-barang
yang lain, serta tidak ada termometer untuk
mengontrol suhu lemari pendingin.
Penelitian
Faktor-faktor
yang
Berhubungan dengan Kepatuhan Petugas
terhadap SOP Imunisasi menunjukkan bahwa
sebanyak 39,1% petugas dikategorikan tidak
patuh dalam melaksanakan SOP imunisasi,
variabel independen yang paling dominan
berhubungan dengan kepatuhan petugas
adalah pengetahuan dan sarana prasarana
(Yulianti, 2010).
Ketidak patuhan petugas terhadap SOP
pada pelaksanaan pelayanan imunisasi,
pengelolaan rantai dingin dan pengelolaan
limbah tentu akan berpengaruh kepada
kualitas vaksin. Hasil penelitian Faktor-
Faktor Resiko Kualitas Pengelolaan Vaksin
Program Imunisasi yang Buruk di Unit
Pelayanan Swasta Studi Kasus di Kota
Semarang. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa, petugas dengan pengetahuan yang
kurang baik mempunyai risiko 31,6 kali
menyebabkan kualitas pengelolaan vaksin
menjadi buruk dibandingkan dengan nilai
pengetahuan yang baik. Kesalahan membawa
vaksin berisiko 9,4 kali lebih besar
menyebabkan kualitas pengelolaan vaksin
menjadi buruk dibandingkan dengan vaksin
yang dibawa dengan benar (Kristini T, 2008).
Sejalan
dengan
penelitian
Hubungan
Pengetahuan dan Sikap Pengelola Vaksin
dengan Skor Pengelolaan Vaksin di Daerah
Kasus Difteri di Jawa Timur menemukan
bahwa pelatihan petugas dalam mengelola
vaksin berpengaruh terhadap ketepatan
dalam pengelolaan vaksin
di tempat
pelayanan kesehatan (Pracoyo, 2013).
Untuk menjaga kualitas vaksin tetap
tinggi sejak diterima sampai didistribusikan
pada tingkat berikutnya vaksin harus selalu
disimpan pada suhu yang telah ditetapkan
yaitu pada puskesmas semua vaksin disimpan
pada suhu 2°C - 8°C pada vaccine
Dostları ilə paylaş: |