Objek penelitian



Yüklə 27,7 Kb.
tarix14.04.2017
ölçüsü27,7 Kb.
#14093
BAB III

OBJEK PENELITIAN



  1. Gambaran Umum Tentang Lokasi Penelitian

  1. Kota Bandung

Kota Bandung merupakan kota metropolitan terbesar di Provinsi Jawa Barat, sekaligus menjadi ibu kota provinsi Jawa Barat. Kota Bandung juga merupakan kota terbesar di wilayah Pulau Jawa bagian selatan. Kota Bandung dijuluki Kota Kembang. Kota ini pada zaman dahulu dikenal sebagai Parijs van Java (bahasa Belanda) atau “Paris dari Jawa”. Karena terletak di dataran tinggi, Bandung dikenal sebagai tempat yang berhawa sejuk. Hal ini menjadikan Bandung sebagai salah satu kota tujuan wisata. Sedangkan keberadaan perguruan tinggi negeri dan banyak perguruan tinggi swasta di Bandung membuat kota ini dikenal sebagai salah satu kota pelajar diIndonesia.

Kota Bandung mulai dijadikan sebagai kawasan pemukiman sejakpemerintahan colonial Hindia-Belanda, melalui Gubernur Jenderalnya waktu itu Herman Willem Daendels, mengeluarkan surat keputusan tanggal 25 September1810 tentang pembangunan sarana dan prasarana untuk kawasan ini.Dikemudian hari peristiwa ini diabadikan sebagai hari jadi kota Bandung.KotaBandung secara resmi mendapat status gemeente (kota) dari GubernurJenderalJ.B. van Heutsz pada tanggal 1 April1906 dengan luas wilayah waktu itusekitar 900 ha, dan bertambah menjadi 8.000 ha pada tahun 1949, sampai terakhirbertambah menjadi luas wilayah saat ini. Pada masa perang kemerdekaan, pada 24 Maret1946, sebagian kota inidibakar oleh para pejuang kemerdekaan sebagai bagian dalam strategi perang waktu itu. Peristiwa ini dikenal dengan sebutan Bandung Lautan Api dan diabadikan dalam lagu Halo-Halo Bandung. Selain itu kota ini kemudian ditinggalkan oleh sebagian penduduknya yang mengungsi ke daerah lain. Pada tanggal 18 April1955 di Gedung Merdeka yang dahulu bernama "Concordia" (Jl. Asia Afrika, sekarang), berseberangan dengan Hotel Savoy Homann, diadakan untuk pertama kalinya Konferensi Asia-Afrika yang kemudian kembali KTT Asia-Afrika 2005 diadakan di kota ini pada 19 April-24 April2005. Kota Bandung merupakan kota terpadat di Jawa Barat, di mana penduduknya didominasi oleh etnis Sunda, sedangkan etnis Jawa merupakan penduduk minoritas terbesar di kota ini dibandingkan etnis lain yang berada di kota Bandung.




  1. Data Warga Miskin di Kota Bandung

Warga miskin dikota Bandung memang tercatat cukup banyak karena berbagai faktor penyebab meningkatnya Kemiskinan. faktor kemiskinan itu sendiri menjadi masalah yang kompleks dipengaruhi oleh  berbagai sumber yang saling berkaitan, antara lain seperti tingkat pendidikan masyarakat,  pendapatan, pengangguran, geografis, karakter, budaya, dan lainnya. Kota Bandung sendiri memiliki angka yang cukup besar dalam kategori kemiskinan kota.

Pada tahun 2008, berdasarkan sensus nasional disebutkan ada 83.432 keluarga miskin, sedangkan pada tahun 2015 jumlah keluarga miskin berkurang menjadi 79.573 keluarga. Berdasarkan pendataan yang dilakukan, jumlah warga miskin terbanyak berada di Kec. Bojongloa Kaler sebanyak 6.975 KK atau 27.577 orang, diikuti Kec. Babakan Ciparay sebanyak 6.018 KK atau 24.277 orang, Kec. Kiaracondong sebanyak 5.193 KK atau 21.616 orang, dan Kec. Bandung Kulon sebanyak 5.407 KK atau 18.735 orang. Data yang didapat memperlihatkan bahwa jumlah warga miskin di kota Bandung mengalami penurunan dalam kurun waktu tujuh tahun. Namun jumlahnya masih cukup tinggi.




  1. Visi Misi Kota Bandung

  1. Visi kota Bandung :

"TERWUJUDNYA KOTA BANDUNG SEBAGAI KOTA JASA YANG BERMARTABAT (BERSIH, MAKMUR, TAAT, DAN BERSAHABAT )"

  1. Kota Bandung sebagai Kota Jasa harus bersih dari sampah, dan bersih dari praktik Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN), penyakit masyarakat (judi, pelacuran, narkoba, premanisme dan lainnya), dan perbuatan-perbuatan tercela lainnya yang bertentangan dengan moral dan agama dan budaya masyarakat atau bangsa.

  2. Kota Bandung sebagai Kota Jasa yang memberikan kemakmuran bagi warganya.

  3. Kota Bandung sebagai Kota Jasa harus memiliki warga yang taat terhadap agama, hukum dan aturan. Aturan yang ditetapkan untuk menjaga keamanan, kenyamanan dan ketertiban kota.

  4. Kota Bandung sebagai Kota Jasa harus memiliki warga yang bersahabat, santun, akrab, dan dapat menyenangkan bagi orang yang berkunjung serta menjadikan kota yang bersahabat dalam pemahaman kota yang ramah lingkungan.

Secara harfiah, Bermartabat diartikan sebagai harkat atau harga diri, yang menunjukkan eksistensi masyarakat kota yang dapat dijadikan teladan karena kebersihan, kemakmuran, ketaatan, ketaqwaan, dan kedisiplinannya.

Jadi kota jasa yang bermartabat adalah kota yang menyediakan jasa pelayanan yang didukung dengan terwujudnya kebersihan, kemakmuran, ketaatan, ketaqwaan, dan kedisiplinan masyarakatnya.




  1. Misi Kota Bandung :

  1. Mengembangkan sumber daya manusia yang handal yang religius, Yang mencakup pendidikan, kesehatan dan moral keagamaan.

  2. Mengembangkan perekonomian kota yang adil, yang mencakup peningkatan perekonomian kota yang tangguh, sehat dan berkeadilan dalam rangka meningkatkan pendapatan masyarakat, menciptakan lapangan kerja dan kesempatan berusaha.

  3. Mengembangkan Sosial Budaya Kota yang ramah dan berkesadran tinggi, serta berhati nurani, yang mencakup peningkatan partisipasi masyarakat dalam rangka meningkatkan ketenagakerjaan, meningkatkan kesejahteraan sosial, keluarga, pemuda dan olah raga serta kesetaraan gender.

  4. Meningkatkan penataan Kota , yang mencakup pemeliharaan serta peningkatan prasarana dan sarana kota agar sesuai dengan dinamika peningkatan kegiatan kota dengan tetap memperhatikan tata ruang kota dan daya dukung lingkungan kota.

  5. Meningkatkan kinerja pemerintah kota secara professional, efektif, efisien akuntabel dan transparan, yang mencakup pemberdayaan aparatur pemerintah dan masyarakat.

  6. Mengembangkan sistem keuangan kota , mencakup sistem pembiayaan pembangunan yang dilaksanakan pemerintah, swasta dan masyarakat.




  1. Fenomena Manusia Gerobak

Fenomena manusia gerobak menggambarkan kemiskinan, dan ketidak beruntungan hidup. Meski bisa saja semua itu hanya cover atau kedok untuk menutupi kondisi sebenarnya yang lebih baik, namun kita juga tidak bisa menutup mata atas kondisi yang bisa jadi memang demikianlah adanya. Keberadaan manusia gerobak dan kelompok masyarakat miskin pada umumnya bisa dipengaruhi makin lesunya perekonomian nasional dan global. Faktanya Manusia gerobak adalah warga pendatang yang datang ke kota-kota besar termasuk bandung untuk mengadu nasib. Namun karena tidak memiliki keterampilan, mereka akhirnya terlantar sehingga tidak mampu menyewa rumah, lalu hidup di gerobak.

  1. Gambaran Umum Tentang Manusia Gerobak

Manusia gerobak merupakan orang-orang yang selalu berpindah-pindah tempat dengan membawa gerobaknya, dan di pergunakan untuk mengangkut barang-barang hasil memulung sekaligus dipergunakan pula untuk tempatnya bersitirahat dimalam hari. Biasanya manusia gerobak membawa seluruh anggota keluarganya bersama dengan gerobaknya dimana segala macam perabotan juga tersimpan didalam gerobak. mereka tidak memiliki tempat tinggal, mereka masuk kedalam kategori tuna wisma, mereka memiliki kesulitas untuk memenuhi kebutuhan air bersih, penerangan dan akses pada pelayanan sosial . Bisa dikatakan, mereka melarat. Kondisi ini makin dirumitkan oleh ketiadaan data identitas diri karena asal daerah mereka yang kadang tidak jelas. Yang akhirnya dapat mereka lakukan adalah mencoba bertahan di tempat yang mereka dapat tinggali dan membentuk kelompok-kelompok pemukiman.

Gerobak sendri diartikan sebagai sebuah alat angkut atau alat transportasi tradisional menggunakan tenaga manusia. Pada mulanya gerobak berupa sebuah tempat terbuat dari kayu dengan dua roda dan dua pegangan/ kemudi. Kelompok manusia gerobak terdiri dari beberapa komunitas. Dominasi terbesar adalah komunitas pemulung. Dalam data manusia gerobak, ditemukan suatu fakta bahwa pekerjaan sebagai pemulung menghasilkan uang lebih sedikit dibandingkan duduk-duduk menunggu orang lain memberikan santunan., manusia gerobak memang bukan menjadi fenomena sosial yang cukup besar jumlahnya, Tidak ada jumlah pasti berapa manusia gerobak di Kota Bandung. Jika dilihat, manusia gerobak tidak terlalu membanjiri kota Bandung disiang hari. Mungkin memang ada namun tidak sebanyak kota-kota besar lainnya seperti Jakarta yang jika dilihat memang jumlah manusia gerobak cukup banyak lalu lalang melalui keramaian kota Jakarta.

Di Bandung sendiri ternyata kebanyakan manusia gerobak adalah pendatang dari luar kota bahkan luar pulau Jawa yang mengadu nasib ke kota Bandung. Namun karena berbagai macam hal mengakibatkan menjadi manusia gerobak adalah pilihan terakhir untuk dapat bertahan hidup. Kebanyakan manusia gerobak sebenarnya memiliki pekerjaan seperti bertani, atau bekerja di warung-warung kecil di daerahnya, namun karena merasa pekerjaan itu sama sekali tidak mampu menopang kebutuhan sehari-hari yang semakin bertambah membuat mereka memutuskan untuk ke kota Bandung dengan harapan dapat bekerja lebih layak dengan penghasilan yang lebih tinggi. Namun masalah justru bertambah karena Ketidak mampuan dalam mengikuti perkembangan dikota-kota besar menyebabkan mereka menjadi manusia gerobak. Hal mendasar seperti tingkat pendidikan yang rendah ditambah tidak memiliki keterampilan apapun untuk bersaing di dunia kerja juga menjadi alasan mereka memilih hidup sebagai manuisa gerobak.

Pekerjaan manusia gerobak di Kota bandung pada umumnya adalah memulung, dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti juga ditemukan fakta bahwa beberapa manusia gerobak sebelum benar-benar hidup menjadi mansia gerobak dan memulung, ada beberapa yang sempat bekerja menjadi buruh kecil-kecilan di pabrik home indsutri namun karena berbagai faktor yang mengakibatkan pabrik gulung tikar, maka merekapun tidak mencoba untuk bekerja ditempat-tempat lain. Mereka beranggapan bahwa bekerja di pabrik dengan gaji yang tidak seberapa namun harus bekerja seharian. Menjadi pemulung dianggap lebih menguntungkan karena uang yang didapat setiap hari tidak harus menunggu gaji yang dibayarkan hanya diakhir atau awal bulan. Ada pula dari hasil penelitian mengungkapkan bahwa sebelum memeilih untuk menjadi pemulung, beberapa manusia gerobak menjadi pengemis dengan tipuan-tipuan untuk mendapat belas kasihan dari masyarakat yang melihatya. Tipuan yang dimaksud seperti berpura-pura cacat, tidak memiliki kaki, dengan taktik-taktik yang digunakan sehingga terlihat benar-benar cacat.



  1. Faktor Penyebab Menjadi Manusia Gerobak

Banyak faktor yang menyebabkan sesorang memilih untuk hidup sebagai manusia gerobak untuk dapat bertahan hidup dan memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari di berbagai kota besar termasuk kota Bandung. Seperti yang sudah diketahui, dari hasil penelitian ditemukan bahwa mayoritas manusia gerobak dikota Bandung ini adalah bukan penduduk asli Bandung. Tidak sedikit yang berasal dari luar kota Bandung bahkan luar pulau jawa. Urbanisasi adalah bentuk global yang berupa pergerakan manusia menuju tempat-tempat yang diyakini mampu memenuhi kebutuhannya tersebut. Maka urbanisasi menjadi salah satu faktor penyebab mereka menjadi manusia gerobak di kota Bandung. Dengan pendidikan yang rendah ditambah keterampilan serta keahlian yang minim di berbagai bidang membuat mereka tidak dapat diterima bekerja di sektor manapun. Alasan ekonomi tentu menjadi faktor klasik berbagai masalah sosial, pemenuhan kebutuhan yang semakin meningkat tentu memaksa mereka untuk dapat hidup kreatif dengan segala keterbatasan yang ada. Dengan menjadi manusia gerobak, setidaknya mereka tidak harus menguras lebih banyak uang untuk pengeluaran seperti kontrakan. Mereka juga tidak harus membayar air serta listrik karena meraka bisa mendapatkan kebutuhan tersebut secara cuma-cuma dengan berbagai cara tentunya.



  1. Data Identitas Informan


Identitas Informan 1

Nama : Bapak Iyas

Jenis kelamin : Laki-laki

Status : Menikah

Usia : 52 tahun

Asal : Karawang

pendidikan : -

Pekerjaan : Pemulung



Identitas Informan 2

Nama : Bapak Yadi

Jenis kelamin : Laki-laki

Status : Menikah

Usia : 57 tahun

Asal : Cirebon

pendidikan : -

Pekerjaan : Pemulung


Identitas Informan 3

Nama : Bapak Agus

Jenis kelamin : Laki-laki

Status : Menikah

Usia : 49 tahun

Asal : Tarakan (Kal-ut)

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : Pemulung



Identitas Informan 4

Nama : Ibu Ai

Jenis kelamin : Perempuan

Status : Menikah

Usia : 41 tahun

Asal : Majalaya

pendidikan : SD

Pekerjaan : Pemulung


Identitas Informan 5

Nama : Ibu Ida

Jenis kelamin : Perempuan

Status : menikah

Usia : 56 tahun

Asal : Talaud, Sulawesi

pendidikan : SD

Pekerjaan : Pemulung





Yüklə 27,7 Kb.

Dostları ilə paylaş:




Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©azkurs.org 2024
rəhbərliyinə müraciət

gir | qeydiyyatdan keç
    Ana səhifə


yükləyin