Taman Nasional Bunaken memiliki keindahan alam bawah laut yang memukau. Berada di Utara pulau Sulawesi, Bunaken menjadi habitat ratusan jenis terumbu karang. Taman Nasional Bunaken berlokasi di Minahasa, Sulawesi Utara. Bunaken adalah kawasan konservasi taman laut yang terletak di segitiga terumbu karang. Luas Taman Nasional Bunaken mencapai 79.056 Ha, dengan 97% merupakan ekosistem laut. Sisanya 3% merupakan daratan.
Dilansir dari buku berjudul "Informasi Wisata Alam, Taman Nasional Bunaken" yang diterbitkan Balai Taman Nasional Bunaken, disebutkan bahwa Taman Nasional Bunaken adalah kawasan pelestarian alam yang ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: 730/Kpts-II/1991 pada tanggal 15 oktober 1991. Secara geografis, kawasan ini terbagi menjadi 2 wilayah dimana bagian Utara terdiri dari pulau Bunaken, Manado Tua, Mantehage, Nian dan pesisir Molas-Tiwoho. Kemudian bagian selatan yaitu pesisir Desa Poopoh sampai Desa Popareng (Pesisir Arakan-Wawontulap). Awalnya, pada tahun 1980 Gubernur Sulawesi Utara, Gustaf Hendrik Mantik (pada masa itu) menetapkan Bunaken sebagai obyek wisata Manado. Kemudian tahun 1984 ia memperluas obyek wisata alam Bunaken. Setelah berbagai pengembangan, Taman Nasional Laut Bunaken diresmikan pada 15 Oktober 1991.
Kemudian, pada tahun 2005 kawasan Taman Nasional Bunaken secara resmi diakui sebagai situs warisan dunia oleh UNESCO. Fungsi pokok Taman Nasional Bunaken antara lain memberikan perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa. Selain itu juga berfungsi sebagai pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya. Meski baru didirikan pada tahn 1991, namun nama Bunaken sendiri sudah dikenal sejak tahun 1885.
Ketika itu, masyarakat Tanjung Parigi memilih untuk pindah ke arah tenggara, tepatnya di tepi pantai yang menghadap Kota Manado. Tempat baru itu oleh masyarakat disebut Wunakeng, yang berasal dari kata Kiwunakeng yang artinya tempat tinggal. Seiring berjalannya waktu, daerah ini disebut juga dengan Bunaken yang berasal dari kata Pamunakeng yang artinya tempat singgah kapal-kapal. Sementara keanekaragaman hayati laut di Taman Nasional Bunaken baru diketahui tahun 1975 oleh sekelompok penyelam.
Potensi besar yang dimiliki Bunaken adalah wisata bahari, konsep wisata bahari yang tepat untuk dikembangkan di Kawasan konservasi seperti Taman Nasional Bunaken. Pengembangan ekowisata bahari memiliki tingkat ketergantungan yang tinggi pada potensi sumber daya alam bawah laut dan pesisir daratannya. Obyek wisata alam yang dikembangkan adalah obyek sumber daya alam yang sepatutnya dijaga kelestarian sumber daya alaminya melalui manajemen konservasi Taman Nasional Bunaken. Kerusakan pada sumber daya alam tentunya akan sangat berdampak pada keberlanjutan sumber daya dan kegiatan wisata di wilayah ini, serta fungsi Taman Nasional Bunaken sebagai kawasan konservasi. Untuk itu, pengelolaan ekowisata bahari diterapkan dengan suatu konsep pengelolaan yang memprioritaskan kelestarian dan memanfaatkan sumber daya alam dan budaya masyarakat.
Taman Nasional Bunaken merupakan wisata alam yang terkenal akan keindahan bawah lautnya
Terdapat Objek wisata yang sangat diminati wisatawan baik wisatawan dalam negeri maupun luar negeri karena pihak pengelola wisata Taman Nasional Bunaken menawarkan jasa snorkeling dan menyelam.
Wisatawan yang terus bertambah karena banyaknya agenda wisata yang ditawarkan oleh pihak pengelola Taman Nasional Bunaken
Pemeliharaan dan pengawasan ekosistem Ancaman dan gangguan dalam kawasan konservasi dapat terjadi setiap waktu. Sebab itu, petugas Balai TN Bunaken melakukan kegiatan patroli pengamanan dan pengawasan kawasan perairan setiap harinya.
Penggunaan Aplikasi SMART Patrol dalam perkembangannya terus disempurnakan dengan tidak hanya digunakan dalam kegiatan patroli saja. Belakangan hampir semua kegiatan teknis yang berhubungan dengan pengelolaan kawasan seperti inventarisasi, monitoring, rehabilitasi, hingga sosialisasi/penyuluhan, koordinasi, anjangsana dan pendekatan kepada masyarakat sekitar kawasan.