PRESENTASI KASUS
GIZI BURUK
Presentan:
Benedicta Mutiara S 0906639713
Narasumber:
Dr. Titis Prawitasari, Sp.A(K)
Modul Praktik Klinik Ilmu Kesehatan Anak dan Remaja
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
April 2014
BAB I
ILUSTRASI KASUS
IDENTITAS
Nama : An AZM
Jenis kelamin : Perempuan
Tanggal lahir : 17 Juni 2012
Usia : 21 bulan
Nomor rekam medis: 388-59-27
Nama orangtua : Tn. D / Ny. S
Usia orangtua : 32 thn / 29thn
Pekerjaan orangtua: Karyawan swasta / ibu rumah tangga
Alamat : Tambun, Bekasi
Tanggal masuk : (IGD) 15 Maret 2014, (ruang rawat Gedung A) 17 Maret 2014
Jaminan kesehatan : JKN
ANAMNESIS (Alloanamnesis ibu kandung pasien, 19 Maret 2014)
Keluhan Utama
Diare yang memberat sejak 11 hari SMRS
Riwayat penyakit Sekarang
Pasien mengalami diare yang memberat sejak 11 hari SMRS, konsistensi cair ( tidak ada ampas), warna kuning, bercampur lendir, tidak ada darah, dan berbau asam. Frekuensi buang air besar (BAB) dalam sehari tidak diketahui secara pasti karena pasien memakai popok-siap-pakai, jumlah popok yang habis dalam sehari sekitar 2 bungkus popok (masing-masing isi 10 buah) dan sekali mengganti popok jumlah BAB sekitar setengah gelas Aqua. Sejak 8 hari SMRS, pasien juga mengalami demam, dirasakan muncul langsung tinggi, terus-menerus sepanjang hari. Pasien sempat dibawa berobat ke tempat praktik bidan dan saat diukur suhu mencapai 390C. Pasien tidak diberikan obat-obatan, hanya diberi banyak air putih dan oralit 2 sacchet setiap hari yang dianjurkan oleh bidan. Demam menurut orangtua dirasakan berkurang setelah pasien banyak minum (suhu tidak diukur). Selama sakit, pasien minum sekitar 60 ml (air dan susu formula). Saat 1 hari SMRS pasien tampak lebih rewel, tidak mau menyusu, saat menangis tidak ada air mata yang keluar, namun BAK masih ada sekitar 3 jam SMRS, jumlah BAK lebih sedikit dibandingkan biasa.
Keluhan diare sebenarnya sudah dirasakan berulang sejak 1 tahun SMRS (usia 6 bulan) di mana pasien mulai mengalami diare dengan konsistensi cair, berbau asam, dan kadangkala bercampur darah/lendir. Diare tersebut dimulai kurang lebih 2 bulan setelah pasien beralih dari ASI ke susu formula dan terjadi terus-menerus dengan episode yang memberat sekitar 2-3 bulan sekali. Akibatnya, pasien sering berobat ke dokter di berbagai rumah sakit, dianjurkan mengganti susu formula beberapa kali oleh (terakhir menggunakan susu formula SGM LLM plus), dan pernah beberapa kali dirawat-inap karena diare yang memberat tersebut. Diare pernah berhenti beberapa kali selama dirawat, namun beberapa hari hingga seminggu setelah selesai dirawat diare akan timbul kembali. Biasanya, BAB pasien setengah padat, air lebih banyak daripada ampas (seperti bubur) warna kuning, dan sehari mengganti popok 5-6 kali. Sehari-hari, pasien dapat minum susu formula 120 ml sehari, namun sejak 3 bulan SMRS pasien sering tidak mau minum, tampak menangis saat diberi minum, dan sehari hanya minum susu formula 30 ml atau kurang. Jumlah diare menurut orang tua tetap tidak berkurang walaupun pasien minum hanya sedikit.
Keluhan lain seperti batuk/pilek tidak ada, keluar cairan dari telinga tidak ada, muntah tidak ada, menangis/tampak kesakitan saat BAK tidak ada, ruam/ lesi pada kulit tidak ada.
Saat ini pasien menjalani perawatan hari ke-5, diberikan susu melalui NGT dan per oral. Demam masih ada, berkisar 37,5-380C (dengan obat demam). Jumlah BAK telah kembali seperti biasa, ganti popok setiap 4-6 jam. BAB sudah setengah padat, ampas lebih banyak daripada air (seperti odol), saat ditimbang dalam sehari berkisar antara 40-80 gram. Pasien diberikan asupan 8x100ml melalui NGT, dikeluhkan muntah setiap kali diberikan susu melalui NGT dalam 1 jam, muntah berkurang jika kecepatan feeding tube diperlambat. Asupan susu per oral dalam sehari paling banyak 30 ml. Berat badan saat ini belum naik dibandingkan saat masuk RS.
Pasien diketahui HIV positif sejak bulan Februari 2014 saat berobat di RSUD Bekasi, hingga saat ini belum diberikan pengobatan untuk HIV.
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien pernah didiagnosis TB paru di RSUD saat usia 7-8 bulan, saat itu berobat karena berat badan tidak naik-naik sejak usia 6 bulan. Pasien diberikan obat TB selama 5 bulan, namun dihentikan oleh dokter yang merawat, dikatakan karena tes Mantoux negatif. Pasien sebelumnya pernah dirawat di RS 5 kali (setiap kali rawat 1-2 minggu) karena diare .
Riwayat Penyakit Keluarga
Keluhan batuk-batuk lama (lebih dari 2 minggu), penyakit TB atau flek paru pada keluarga ada (kakek pasien BTA positif) namun sudah berobat tuntas saat pasien lahir. Batuk-batuk lama ada, yaitu salah satu tetangga pasien yang terkadang berkunjung dan bermain bersama pasien.
Riwayat kontak penderita campak pada keluarga atau lingkungan sekitar disangkal.
Ibu pasien diketahui HIV positif sejak bulan Februari 2014, saat ini mendapatkan kotrimoksazol dari RSUD Bekasi, belum diberikan ARV karena menunggu hasil CD4. Ayah dan kakak pasien (usia 7 tahun) telah diperiksa di RSUD dan dikatakan HIV negatif.
Riwayat Kehamilan dan Kelahiran
Selama kehamilan ibu rutin periksa hamil di bidan, konsumsi obat-obatan hanya vitamin dan suplemen yang diberikan bidan. Selama kehamilan ibu merasa kondisi tubuhnya sehat, hanya dua atau tiga kali batuk pilek yang sembuh sendiri. Pasien merupakan anak kedua, lahir di bidan, usia kehamilan 37 minggu, spontan, langsung menangis, tidak biru, tidak kuning, dan tidak pucat. Berat badan lahir 2800 gram, panjang badan lahir 49 cm, lingkar kepala tidak diingat ibu pasien.
Riwayat Nutrisi
Pasien minum ASI eksklusif sejak lahir hingga usia 6 bulan, menyusu tiap 1-2 jam, setiap kali menyusu kurang lebih 20 menit, tidak terputus-putus dan setelah menyusu bayi tampak kenyang. Pasien tidak ada keluhan muntah-muntah atau gumoh setiap kali minum/menyusu. Saat usia pasien 6 bulan ibu merasa produksi ASI berkurang, sehingga pasien diberikan susu formula biasa untuk bayi, tidak menggunakan formula rendah laktosa atau formula khusus lainnya. Pasien biasa minum susu 5 kali sehari, setiap kali minum 90 cc (masing-masing 3 sendok takar), berat badan pasien saat itu 7 kg.
Pasien mulai makan biskuit Milna sejak usia 6 bulan, sehari satu keping biskuit. Makan bubur susu dan nasi tim saring saat usia 8 bulan, sehari 1 porsi (kurang lebih 4 sendok makan) bubur susu. Mulai makan nasi tim sejak usia 12 bulan.
Sejak 3 bulan SMRS pasien sering tidak mau/menolak saat diberi makan dan minum, tampak menangis saat minum. Jumlah makan/minum pasien berkurang. Dalam sebulan terakhir pasien biasa minum susu formula 8 kali sehari, tiap kali minum hanya beberapa isapan sampai paling banyak 10 cc (sehari habis 30-60cc). Sejak mulai demam, pasien juga diberikan air putih selain susu formula, sehingga susu formula paling banyak habis 30 cc. Nasi tim makan 3 kali, 5 sendok makan per kali. Biskuit 2 gigitan per hari. Orang tua pasien juga mengeluh sejak 1,5 bulan lalu pasien sering muntah jika diberikan minum 90 ml dalam sehari, dan akhir-akhir ini sudah muntah jika diberikan minum 60 ml dalam sehari.
Riwayat Tumbuh Kembang
Saat usia 0-6 bulan, berat badan pasien bertambah rata-rata setengah kilogram per bulan, saat usia 6 bulan berat badan pasien 7 kg, setelahnya pasien mulai mengalami diare dan berat badan pasien menjadi 6 kg. Berat badan pasien tetap 6 kg hingga usia kurang lebih 1 tahun 4 bulan, kemudian menjadi 5,5 kg dan saat masuk RS berat badan pasien 5 kg.
Pasien saat ini sudah bisa tengkurap (sejak usia 4 bulan), belum bisa duduk, merangkak, atau berdiri. Baru bisa berbicara beberapa kata, seperti “papa” dan “mama”, belum bisa merangkai 2 kata.
Riwayat Imunisasi
Pasien telah diberikan imunisasi dasar BCG, Hepatitis B (tiga kali), DPT (tiga kali), polio (tiga kali) terakhir saat usia 6 bulan, dan belum diberikan imunisasi campak.
PEMERIKSAAN FISIK ( 19 Maret 2014)
Appearance
Breathing
Circulation
|
Tonus otot baik, interactibility baik, consolability baik, look baik, speech/cry baik
Tidak ada penggunaan otot bantu napas, tidak ada retraksi, tidak ada napas cuping hidung tidak ada bunyi napas tambahan
Tampak pucat, tidak ada sianosis, tidak ada mottling
|
Kesadaran/ keadaan umum
|
Compos mentis, tampak pucat, tampak sangat kurus
|
Antropometrik
|
Berat badan = 5 kg BB = 4,815 kg (20 Maret); 4,794 kg (21 Maret)
Panjang badan = 69 cm
Lingkar kepala = 42,5 cm
LLA = 8 cm
|
Status nutrisi
|
Weight/age = z-score -3
Length/age = z-score -3 (height age = 8 bulan)
Weight/ length = z-score -3
Arm circumference/ age = z-score -3
Kesimpulan: gizi buruk
|
Frekuensi Nadi
|
190 kali/ menit, regular, isi cukup
|
Frekuensi Napas
|
45 kali/ menit, regular, abdominotorakal
|
Temperatur
|
38oC
|
Kepala
|
Normosefal, tidak ada deformitas, rambut warna kemerahan (rambut jagung), tersebar merata. Ubun-ubun besar tertutup.
|
Mata
|
Konjungtiva pucat ada, sklera ikterik tidak ada, produksi air mata ada, mata cekung tidak ada. Bercak Bitot tidak ada
pupil isokor 3 mm/3 mm, RCL positif/positif, RCTL positif/positif
|
Mulut
|
Oral thrush ada di palatum durum, palatum molle, lidah, mukosa dinding pipi bagian dalam
|
Telinga, hidung, tenggorokan
|
Liang telinga lapang, sekret tidak ada, membran timpani intak
Kavum nasi lapang, sekret tidak ada
Faring sulit dinilai
|
Kelenjar Getah Bening
|
KGB leher, aksilla, dan inguinal tidak teraba membesar
|
Paru
|
Inspeksi : tidak ada retraksi, pergerakan dada simetris statis dan dinamis
Auskultasi : Vesikular, ronkhi tidak ada, wheezing tidak ada
|
Jantung
|
Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : iktus kordis teraba di sela iga 5 linea midklavikula kiri, tidak ada thrill, heaving, tapping
Auskultasi : bunyi jantung I dan II normal, murmur atau gallop tidak ada
|
Abdomen
|
Inspeksi : membuncit, iga gambang ada
Auskultasi : bising usus positif meningkat
Palpasi : lemas; nyeri tekan tidak ada; hepar teraba pada 2 cm bawah arcus costae dan 2 cm bawah prosesus xifoideus, tepi tajam, permukaan rata, tidak nyeri tekan; lien tidak teraba; ascites tidak ada
Turgor kulit baik
|
Genital
|
Perempuan, tidak ada sinekhia labia
|
Anus
|
Eritemanatum ada
|
Ekstremitas
|
Baggy pants ada, akral hangat, capillary refill time <2 detik, edema tidak ada, refleks fisiologis (patella) +2 / +2
|
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
(7 Februari 2014, RSUD Bekasi)
Anti HIV : reaktif
Kultur urin : kuman E.coli >105/ml
Kultur feses : Pseudomonas
Uji sensitivitas (urin) (feses)
Golongan penisilin
Amoxicilin : - -
Amoxiclav : S R
Ampicilin-sulbactam : S R
Golongan piperacilin-tazobactam
Piperasilin-tazobactam : - -
Golongan cephalosporin
Cefixime : - R
Cephazolin : R R
Cefuroxime : R S
Ceftazidime : S S
Cefoperazone : R R
Cefotaxime : R I
Ceftriaxone : R S
Cefepime : S S
Golongan carbapenem
Imipenem : - -
Meropenem : S S
Golongan aminoglikosida
Amikacin : S S
Gentamicin : S I
Kanamycin : R R
Golongan quinolon
Ciprofloxacin : R R
Ofloxacin : R R
Levofloxacin : R R
Golongan antiseptik urin
Nitrofurantoin : S
Norfloxacin : R
Piperrisidic Acid : R
Golongan antibiotik lain
Cotrimoxazol : - -
Tetracycline : R R
Chloramphenicol : R R
Fosfomycin : S I
(25 Februari 2014, RSUD Bekasi)
IgM Anti CMV : non reaktif
IgG Anti CMV : non reaktif
(27 Februari 2014, RSCM)
Limfosit (CD45+) absolut : 1903 sel/μl
Sel T (CD3+) persen : 80%
Sel T (CD3+) absolut : 1524 sel/μl
Sel T (CD4+) persen : 2%
Sel T(CD4+) absolut : 36 sel/μl
(15 Maret 2014, RSCM)
GDS 94
Albumin 2,76
SGOT 92
SGPT 37
Ur 12,7
Cr 0,22
Hb 8,2
Ht 23,2
Leukosit 8490 (hitung jenis 0/0/7/88/3/2)
Trombosit 477.000
MCV 75,5/ MCH 26,4/ MCHC 35
(16 Maret 2014, RSCM)
Analisa Tinja
Makroskopik
Warna : Kehijauan
Konsistensi : Encer
Lendir : Positif
Darah : Negatif
Pus : Negatif
Mikroskopik
Leukosit : BANYAK /LPB
Eritrosit : 8-10/ LPB
Telur cacing : negatif
Amoeba : tidak ditemukan
Pencernaan
Lemak : negatif
Serat tumbuhan : positif
Serat otot : negatif
Darah samar tinja : positif
Ditemukan sel ragi dan hifa
(19 Maret 2014, RSCM)
Analisa Tinja
Makroskopik
Warna : kuning
Konsistensi : lembek
Lendir : negatif
Darah : negatif
Berminyak : negatif
Berbusa : negatif
Mikroskopik
Leukosit : 2-3/LPB
Eritrosit : 4-5/LPB
Bakteri : (+)
Parasit : (-)
Lemak : -
Pemeriksaan khusus
pH : 6,0
Gula : negatif
Pengecatan Gram
Mikroorganisme :ditemukan basil Gram negatif
Jamur : Pseudohypha
(19 Maret 2014, RSCM)
Hb : 8,2 g/dL (10,1-12,9)
Ht : 25,1% (32 – 44)
Leukosit : 16.600
Hitung Jenis Leukosit : 0,13/1,3/0/36,3/48,7/13,4
Trombosit : 379.000
PT : 25,5 (9,7 – 13,1)
APTT : 55,4 (25,5 – 42,1)
Na : 119 (135 – 145)
Cl : 97 (97 – 107)
K : 3,9
Ca : 8,8
Protein total : 3,5 (6,6 – 8,7)
Albumin : 1,7 (3,4 – 5)
GDS : 101
SGOT : 37
SGPT : 57
Ur : 31
Cr : 0,5
2>
Dostları ilə paylaş: |