Efloresensi Kulit
-
Makula, papula, nodula
-
Infiltrat à ulkus
Makula hipopigmentasi yang khas + 5A yaitu :
-
Achromia = tidak ada pigmen
-
Anestesia = baal
-
Atrofi = kulit agak mencekung
-
Alopesia = tanpa rambut
-
Anhidrosis = tidak berkeringat
2. Kelainan Saraf
a. Penebalan saraf perifer, a.l:
-
N.facialis: raba bagian pelipis
-
N.auric.magnus: raba sisi/ lateral leher
-
N. radialis: raba lateral lengan atas
-
N.ulnaris: raba dorsal epicondilus lateral
-
N.peroneus lateral: raba dorsal capitulum fibulae
-
N.tibialis posterior: raba dorsal maleolus medialis
b.
Gangguan sensibilitas
(+ tabung reaksi, jarum & kapas)
-
Lakukan pemeriksaan:
-
rasa suhu (panas & dingin)
-
rasa sakit (tajam & tumpul)
-
rasa raba (sentuhan kapas)
-
rasa nyeri dalam
-
Gangguan Saraf Autonom
-
Alopesia (alis mata/ madarosis, bulu mata)
-
Anhidrosis (tes potlot Gunawan, tes histamin)
-
Gangguan Saraf Motorik
-
Atrofi otot thenar, hipothenar & interphalangeal
-
Claw Hand & Drop Wrist
-
Drop Foot & Claw Toes
3. Gangguan organ-organ lain (merupakan komplikasi), a.l:
a. Mata: iritis, iridosiklitis, ggn visus (buta), lagofthalmus
b. Hidung: epistaksis, hidung pelana (kerusakan tulang rawan
c. Lidah: nodus, ulkus
d. Larings: suara parau
e. Ginjal: pielonefritis, nefritis interstitiel, Glomerulonefritis, amilidosis ginjal
f. Testis: epididimitis, orchitis, atrofi à ginekomastia & steril
g. Kel limfe: limfadenitis
h. Tulang & sendi: artritis, tendosinovitis, absorpsi tulang jari tangan (mutilasi)
Pada Stadium Lanjut: xerosis, ulkus tropikum, mutilasi, ankilosis
Diagnosis
1. Anamnesa teliti (± 80%)
-
Keluhan utama/ tambahan
-
Riw kontak dengan penderita
-
Latar belakang keluarga, asal/ sos-ekonomi
2. P.f (klinis):
-
Bercak kulit: makula hipopigmentasi/ eritematosa + ggn rasa sentuh, suhu & nyeri
-
Penebalan saraf dan atau nyeri disertai dengan :
-
Gangguan sensoris à rasa nyeri sampai dengan mati rasa
-
Gangguan motoris à paresis & paralisis
-
Gangguan otonom à kulit kering & retak, edema & alopesia
3. Pemeriksaan Bakteriologi
-
Pew Ziehl Neelsen/ Kinyoun Gabet/ Tan Thiam Hok
-
Bahan dari 6 lokasi à lesi kulit (2), cuping telinga (2), kulit distal jari telunjuk/ tengah (2)
-
Bahan biopsi kulit atau saraf
Indeks Bakteri
Untuk menentukan klasifikasi penyakit Lepra, dengan melihat kepadatan BTA tanpa melihat kuman hidup (solid) atau mati (fragmented/ granular)
0
|
BTA -
|
1 – 10/ 100 L.P
|
+1
|
1 – 10/ 10 L.P
|
+2
|
1 – 10/ 1 L.P
|
+3
|
10 – 100/ 1 L.P
|
+4
|
100 – 1000/ 1 L.P
|
+5
|
> 1000/ 1 L.P
|
+ 6
|
Indeks Morfologi
Untuk menentukan persentasi BTA hidup atau mati
Rumus:
Jumlah BTA solid x 100 % = X %
Jumlah BTA solid + non solid
Guna:
-
Untuk melihat keberhasilan terapi
-
Untuk melihat resistensi kuman BTA
-
Untuk melihat infeksiositas penyakit
4. Pemeriksaan histopatologik (utk membedakan tipe TT & LL)
-
Pada tipe TT à ditemukan Tuberkel (Giant cell, limfosit)
-
Pada tipe LL à ditemukan sel busa (Virchow cell/ sel lepra) yi histiosit dimana di dalamnya BTA tidak mati, tapi berkembang biak membentuk gelembung. Ditemukan lini tenang (subepidermal clear zone)
5. Pemeriksaan
tes lepromin (digunakan utk melihat daya imunitas pdrt thdp peny Lepra)
-
TES MITSUDA
-
Menggunakan basil lepra mati
-
Hasil rx diperiksa stlh 3 – 4 minggu
-
Interpretasi:
-
- tidak ada reaksi/ kelainan
-
+/- papel + eritema Æ < 3 mm
-
+1 papel + eritema Æ 3 – 5 mm
-
+2 papel + eritema Æ > 5 mm
-
+3 ulserasi
-
TES FRENANDEZ
-
Menggunakan fraksi prot M.leprae
-
Hasil reaksi diperiksa setelah 48 jam
-
Interpretasi:
-
- tidak ada kelainan
-
+/- indurasi + eritema Æ < 5 mm
-
+ 1 indurasi + eritema Æ 5 – 10 mm
-
+ 2 indurasi + eritema Æ10 – 15 mm
-
+ 3 indurasi + eritema Æ 15 – 20 mm
Dalam perjalanan penyakit Lepra sering timbul gambaran klinik yang disebut
REAKSI LEPRA (Lepra Reaction) t.d:
-
Reaksi Lepra Tipe I (Reversal Reaction)
Sering pada tipe Pausi-basiler (TT-BB)
1.a. Reaksi Down Grading o.k. imunitas penderita menurun, sehingga proliferasi bakteri >>, timbul lesi-lesi baru à tipe L
1.b. Reaksi Up Grading o.k. peningkatan imunitas penderita, sehingga lesi yang tenang à meradang akut à tipe T
Gejala:
Kelainan kulit bertambah dengan atau tanpa ringan/ berat à cacat a.l. Claw Hand
2. Reaksi
Lepra Tipe II (Eritema Nodosum Leprosum/ ENL)
-
Sering timbul tipe multibasiler (BL-LL), di sini imunitas humoral menurun, sehingga terjadi reaksi dengan antigen yang banyak dilepas serta mengaktifkan sistem komplemen à kompleks imun
-
Umumnya sedang dapat terapi DDS (Dapsone)
-
Gejala:
-
Malaise, mialgia, demam sampai menggigil
Infiltrat bertambah à nodulus/ nodus eritematosus berkelompok + nyeri tekan terutama di muka, punggung, dada
-
Iritis, neuritis, arthritis, pleuritis, nefritis, orchitis
-
Faktor Pencetus:
-
Setelah terapi intensif
-
Stress fisik/ mental
-
Infeksi
-
Pembedahan
-
Imunisasi
-
Kehamilan & saat setelah melahirkan
Tujuan utama program pemberantasan kusta
-
Memutus rantai penularan penyakit dengan cara a.l:
-
Menurunkan insiden penyakit (deteksi dini & pencegahan)
-
Mengobati dan menyembuhkan penderita
-
Mencegah timbulnya cacat
-
Rehabilitasi medik, psikologis & sosial
Terapi
-
Obat DDS (4,4 diamino-difenil-sulfon, Dapson)
-
Bersifat bakteriostatik menghambat enzim dihidrofolat sintetase, bekerja sbg antimetabolit PABA
-
Dosis tunggal (sampai 6 bulan):
-
50 – 100 mg/ hari à utk dewasa
-
2 mg/ kgBB untuk anak-anak
-
Efek samping
-
Insomnia, neuropatia
-
Erupsi obat à nekrolisis epidermal toksika !!
-
Hepatitis
-
Leukopenia,anemia hemolitik, methemoglobinemia
-
Rifampisin
-
merupakan obat paling ampuh dg sifat bakteriostatik kuat utk BTA
-
bekerja menghambat enzim polimerase RNA dengan ikatan ireversibel, harga mahal
-
Dosis:
-
600 mg/ hari (5 – 15 mg/ kgBB/hari)
-
900 – 1200 mg/ minggu à flu like syndrome
-
600 atau 1200/ bulan à efek & toleransi baik
-
Efek samping
-
Ggn Gastrointestinal
-
Erupsi kulit
-
Hepatotoksik & nefrotoksik
-
Klofasimin (B-663, Lamprene)
-
Merupakan derivat zat warna iminofenazin dengan efek bakteriostatik, cara menggangu metabolisme radikal oksigen
-
Efek anti-inflamasi berguna utk reaksi lepra, harga relatif mahal
-
Dosis:
-
50 mg/ hari atau 100 mg/ 3x seminggu (1 mg/ kgBB sehari)
-
300 mg/ bulan utk cegah reaksi lepra
-
Efek samping
-
Pigmentasi kulit à keringat & air mata merah
-
Gangguan GIT à anorexia, vomitus, diare, kadang-kadang nyeri abdomen
SKEMA REJIMEN MDT-WHO
Untuk Pausi-basiler
-
Rifampisin 600 mg/ bulan (diawasi)
-
Dapson 100 mg/hari (swakelola) à 6 bln (dosis 1 – 2 mg/kgBB/hari)
Untuk Multi-basiler
-
Rifampisin 600 mg/ bulan (diawasi)
-
Dapson 100 mg/ hari (swakelola)
-
Lamprene 50 mg/ hari atau 100 mg/3x seminggu atau 300 mg/ bulan (diawasi)
OBAT KUSTA BARU
-
OFLOKSASIN
-
Merupakan obat turunan fluorokuinolon yang paling efektif thd M.leprae
-
Kerja melalui hambatan thdp enzim girase DNA mikobakterium
-
Dosis percobaan: 400 mg/ hari selama 1 bulan
-
MINOSIKLIN
-
Merupakan turunan tetrasiklin yang aktif thdp M.lepra karena sifat lipofiliknya mampu menembus dinding sel kuman
-
Cara kerjanya menghambat sintesis protein
-
Obat ini dapat menembus kulit dan mencapai jaringan saraf yang mengandung banyak kuman
-
Dosis uji klinis: 100 mg/ hari selama 2 bulan
-
KLARITROMISIN
-
Merupakan obat golongan makrolid (spt eritromisin & roksitromisin)
-
Mempunyai efek bakterisidal setara dengan ofloksasin & minosiklin ada mencit
-
Bekerja dengan menghambat sintesis protein
-
Dosis uji klinis: 500 mg/ hari