keadaan yang berubah-ubah. Misalnya daya kreasi, inisiatif, bekerja sama,
kecepatan merespons, dan sebagainya.
Nilai-nilai itu bukan sekadar dicatat dan dipajang di ruang-ruang kerja,
melainkan ditanam dan diberi pupuk. Nilai-nilai itu ditanam kepada semua orang,
sejak mereka bergabung. Ia diberi pupuk melalui kegiatan-kegiatan (events), pidato-
pidato pimpinan, ritual-ritual (pengangkatan, promosi, dan pelepasan), simbol-
simbol (bahasa, pakaian, logo, tulisan-tulisan, benda-benda) serta bukti-bukti nyata
(penegakkan disiplin, pemberian penghargaan, kegiatan sosial, dan Iain-lain).
Selain itu ia juga disegarkan dari masa ke masa dan diselaraskan dengan
'Tempora
mutantur et nos
mutamur in Mis.
Waktu berubah,
dan kita berjalan
bersamanya
- Anonim-
Dengan demikian bu-
daya korporat bukanlah
sekadar sistem nilai
historis yang dibawa
oleh para pendahulu,
melainkan sudah menja-
di bagian yang penting
dari sebuah strategi.
Jadi, ia lebih merupakan
sebuah proses "by
design" (dibuat)
daripada "inheritage"
(diwariskan).
'Keterbukaan
dalam berpikir
adalah modal
utama sebuah
proses perubah-
an.'
segala sesuatu yang membentuk perilaku seperti mekanisme penggajian dan imbal
jasa, SOP (Standard Operating Procedur) atau manual kerja, tata tertib organisasi,
dan sebagainya.
Oleh karena itu perumusan budaya korporat menjadi sangat penting dan
kaitannya sangat luas. Sekali lagi, ini bukanlah budaya antropologis atau historis,
melainkan budaya yang dibentuk untuk beradaptasi dengan kebutuhan riil.
"Pikiran" Organisasi
Budaya korporat "dibentuk", dan ia adalah bagian sebuah strategi. Karena ia
tidak terjadi dengan sendirinya, maka tentu saja dibutuhkan pemimpin. Peran
pemimpin sangat penting, tetapi ia tidak dapat bekerja sendirian. Sebuah organisasi
tidak akan menjadi "super organisasi" hanya karena berhasil merekrut seorang
super CEO. Pemimpin super memerlukan anak buah-anak buah dan insentif yang
super pula.
"Pikiran" Organisasi dan
"Budaya Korporat"
Budaya korporat adalah
sebuah bentuk strategi.
Maka pikirkan baik-
baik dan bentuklah
dengan penuh
kesungguhan.
Gambar 7.2
Gambar 7.2 di atas menunjukkan budaya korporat tidak bisa berdiri sendiri.
Budaya korporat memerlukan "gizi" atau energi yang memacu organisasi agar
terus hidup dan antusias menghadapi tantangan zaman. Gizi atau energi itu kita
sebut Pikiran Organisasi. Inilah subjek buku ini, yaitu Re-Code.
Budaya korporat tidak dapat bekerja efektif kalau kita tidak melakukan Re-
Code.
Ibarat tanaman, maka setiap pohon yang sehat perlu disentuh
tanahnya. Re-Code berarti menggemburkan tanah-tanah yang
keras agar tanaman memperoleh oksi-gen, dan akar-akarnya
dapat menyerap pupuk dan gizi yang diberikan.
Pupuk ini akan bekerja mentransformasi pikiran-pikiran organisasi untuk
menjadi bagian dari strategi organisasi.
"Pikiran" organisasi itu adalah sebuah pikiran yang dibentuk dari pikiran-
pikiran individu yang masing-masing memiliki molekul-molekul pembawa sifat.
Dan masing-masing molekul itu saling berinteraksi satu sama lain. Orang ber-
ganti, generasi baru bermunculan setiap saat, mengakibatkan DNA Organisasi
bergerak dinamis.
Pola Pikir Re-Code
'Tapi kita tahu,
manusia toh
berubah - ter-
masuk agresinya
atas tubuh.'
- Goenawan
Mohammad -
Organisasi yang hidup
adalah organisasi yang
berpikir. Semakin tua
harus semakin aktif
berpikir. Maka dorong
orang-orang untuk
terus membaca dan
berpikir!
Gambar 7.3
Yang kita bicarakan di sini adalah "pikiran", yaitu suatu sistem yang memikir-
kan dan memutar gerak roda organisasi agar ia terus hidup. Pikiran bekerja dari
suatu proses yang saling terkait satu dengan lainnya. Sama seperti manusia, pikiran
dihasilkan melalui suatu sistem yang terpusat pada susunan syaraf dan sel-sel di
otak.
Seperti pada Gambar 7.3 di atas, Setidaknya ada empat komponen yang mem-
bentuk "pikiran" organisasi yang memerlukan treatment Re-Code, yaitu:
+ Individu (Re-Code Individu) dan pemimpinnya {Re-Code the CEO) di
sebelah kiri pada Gambar 7.3.
+ Organisasi (Re-Code Organisasi) dan The Critical Mass (Re-Code The
Critical Mass) yang berada di sebelah kanan pada Gambar 7.3.
'Perubahan pasti,
kemajuan belum
tentu.'
-Carr E.H-
'Selalu ada cara
untuk membuat
yang lebih baik....
temukanlah!'
- Thomas Edison -
Bacalah buku ini!
The Power of
Followership
(Robert Kelley, 1992)
Kata kuncinya adalah
adaptasi. Tanpa ke-
mampuan beradaptasi
kita bukan cuma akan
mati, tetapi spesies kita
pun akan punah.
Namun sebentar dulu. Masih ada lagi. Re-Code pada keempat komponen terse-
but belum dapat memberi hasil yang optimal bila eksekutif belum melakukan Re-
Code pikiran (lihat bagian tengah), khususnya yang merekatkan keempat kom-
ponen tersebut.
Re-Code individu, khususnya dilakukan dengan mengecek kadar OCEAN
(lihat bab 3 dan bab 4). Sedangkan Re-Code CEO lebih banyak menyangkut
kepemimpinan (lihat bab 7). Seorang CEO adalah seorang pemimpin yang bekerja
dengan sebuah tim yang disebut bawahan atau anak buah. Pemimpin tidak bisa
bekerja seorang diri. Dengan kata lain ia bukanlah seorang "super" CEO yang
memimpin hanya untuk dirinya sendiri. Oleh karena itu seorang pemimpin wajib
merekonstruksi kembali tim yang diwariskan kepadanya, memberi mereka sema-
ngat, meningkatkan kompetensi, mengembangkan kapabilitas mereka, mendorong
untuk berpikir dan bekerja sepenuh hati.
Dengan demikian, organisasi bukan hanya berjaya di masa kepemimpinannya,
melainkan terus melaju dan mampu beradaptasi di masa pengganti-pengganti-nya.
Seorang pemimpin bukan seorang "bos" yang mencetak pengikut (followers),
melainkan seseorang yang selalu membentuk anak buahnya menjadi pemimpin-
pemimpin baru lainnya (self leaders).
••• Re-Code Organisasi
Proses transfer dari apa yang dipikirkan manusia dan pemimpinnya, akan
tampak pada bentukan organisasi yang ditinggalinya. Hal ini akan tampak pada
pilar yang berada di sisi sebelah kanan pada Gambar 7.3 (organisasi).
Desain, kultur dan iklim organisasi sebenarnya juga mencerminkan kadar
DNA orang-orang yang mendiami dan memimpinnya. Bukan menyangkut
kekayaan atau pengetahuan yang dimiliki semata-mata. Karena Change DNA orang
per orang dalam organisasi dapat ditumbuhkan, maka rumah atau organisasi yang
didiami dapat saja berubah iklimnya. Orang-orang yang selalu menghendaki
adaptasi akan menciptakan suasana yang kondusif bagi mereka untuk berkarya dan
menumpahkan pikiran-pikiran serta perasaan-perasaannya, serta memberi ruang
bagi hal-hal baru, inisiatif dan tentu saja merasa pikirannya terbuka.
Sementara itu, rumah/institusi yang didiami oleh mereka yang Change DNA-
nya terbelenggu oleh DNA-DNA lainnya akan cenderung bernuansa birokratik,
lesu, kurang bergairah, panas, tak peduli, dan sebagainya. Misalnya saja "rumah"
itu didiami kaum tua yang ingin menikmati ketenangan hidup, akan menghasil-kan
iklim "rumah jompo" yang tenang, tanpa aksesoris, lamban, dan bersahaja.
Sedangkan "rumah" yang didiami oleh orang-orang muda yang dipimpin CEO
yang inovatif akan menghasilkan iklim yang kompetitif. DNA AKTIF/DINAMIS DNA LAIN-LAIN
DNA Perubahan (Change DNA)
DNA Kewirausahaan (Entrepreneurial DNA)
DNA Kenyamanan
DNA Status quo
DNA Kecurigaan/Kecemburuan
Dan Iain-Iain
Oleh karena itu, Re~Code organisasi harus dimulai dengan program re-
orientasi OCEAN. Proses reorientasi ini akan memakan waktu satu sampai enam
bulan, tergantung dari besarnya organisasi, orang yang terlihat, serta kompleksnya
masalah yang dihadapi. Secara garis besar proses yang harus dilewati dalam Re-
Code organisasi adalah sebagai berikut:
1. Re-Orientasi OCEAN
Menumbuhkan sikap-sikap positif dalam pembaharuan seperti keterbukaan
terhadap hal-hal baru, penanaman nilai-nilai kedisiplinan, etos kerja dan kreativi-
tas.
Proses re-orientasi OCEAN ini membutuhkan penanganan yang serius,
dibantu oleh tenaga-tenaga profesional yang terlatih. Seperti yang dapat dibaca
pada bab 3 dan bab 4,
re-orientasi ini harus mampu membedakan antara "say-belief"
(apa yang diucapkan) dengan "do-belief" (apa yang
dilakukan).
Hal yang pertama biasanya sulit digunakan untuk memperbaharui sikap.
"Say belief" Umumnya agak berhubungan dengan apa yang dilakukan dalam
tes-tes psikologi pada saat seorang karyawan baru akan diterima bekerja. Pada saat
baru akan masuk, institusi tempat bekerja belum mempunyai catatan apa-apa
mengenal produktivitas calon karyawannya. Mereka cuma membawa bukti-bukti
tertulis di tempat terdahulu (ijazah dan surat referensi). Karena itu kita tidak tahu
persis kontribusi mereka yang sebenarnya sebelum mereka benar-benar berada
dalam sebuah team. Psikolog biasanya melakukan test kepribadian untuk mereka-
reka apa yang dimiliki calon yang bersangkutan.
Personality: What you are (juga what you say, say belief)
Behavior: What you do (juga do belief)
Kepribadian, bagi sebagian orang dianggap sebagai alat prediksi yang baik un-
tuk menilai apa yang akan dilakukan seseorang. Dalam praktiknya ada kepribadian
yang 100% mencerminkan apa yang akan dilakukan seseorang, tetapi ada juga
yang hanya 70%, 60% atau bahkan di bawah 50%. Para ahli sendiri saat ini
'Manusia harus
ber-perang
melawan naluri-
nalurinya,
melawan sejarah
hidupnya. Yang,
kalau tak kuasa,
seperti benda
yang tak lentur,
mudah patah.'
Bahayaterbesar dalam
perubahan adalah saat
manusia terlalu cepat
menyimpulkan sebelum
mendalami sesuatu.
Hutan yang dilihat dari
luar akan berbeda bila
dilihat dari dalam.
Perilaku adalah
hasil dari suatu proses
interaksi. Oleh karena
itu cara terbaik untuk
menilai mereka adalah
dengan memasukkan
mereka dalam suatu
proses re-orientasi.
'Kalau Anda
berubah maka
orang-orang di
sekitar Anda juga
akan berubah.'
mulai meragukan pemakaian alat ukur ini untuk memprediksi perilaku seseorang.
Tetapi sebagai alat ukur, sampai saat ini, belum ditemukan alat ukur lain yang lebih
efektif dan mudah.
Masalahnya, perilaku seseorang tidak hanya ditentukan oleh
keadaan sebelum seseorang itu bergabung dalam suatu
organisasi.
Sepanjang waktu, manusia itu berproses, berinteraksi dengan orang-orang di
sekitarnya. Kita akan bertemu dengan berbagai hambatan, kejadian-kejadian, kese-
nangan-kesenangan, dan macam-macam guru yang mempengaruhi hidup kita.
Masing-masing proses itu bisa berdurasi pendek, bisa juga panjang. Bisa sangat
membekas, bisa juga sekadar memoles.
Dalam proses interaksi, orang-orang yang akan dinilai dibagi ke dalam berba-
gai kelompok-kelompok kecil yang diberi tugas dan selama kurun waktu terten-tu
dan selama itu mereka diobservasi. Bila durasi waktu yang disediakan sangat
pendek maka observasi sangat minimal dan kemungkinan didapat quasy attitude
(perilaku semu). Oleh karenanya, yang ideal proses ini memberi ruang minimal
selama sekitar 3 bulan.
Proses ini sekaligus menghasilkan dua hal yaitu membentuk nilai-nilai baru
(membuka aura yang terselubung), sekaligus memisahkan mana yang dapat terus
bergabung, di mana tempat mereka, siapa saja anggota tim yang tepat, dan siapa-
siapa saja yang harus diberhentikan.
Berarti arah angin dan
air. Feng Shui dikem-
bangkan dengan basis
pengetahuan, bukan
mitos atau klenik.
Output Proses Re-orientasi
1. Nilai-nilai dan benih-benih perilaku baru 2.
Pengelompokan orang (seleksi) beserta kadar DNA masing-masing:
• Yang dapat meneruskan pekerjaan
• Yang harus dipindahtugaskan (disesuaikan)
• Yang harus diberhentikan (kurang cocok dengany job demand)
Suasana di dalam
rumah kita bisa berubah
setiap saat sebagai
respons atas apa yang
terjadi di luar.
2. Re-desain Organisasi
Produktivitas seseorang bukan semata-mata ditentukan oleh DNA perilaku
yang ia miliki dan interaksinya dengan orang lain. Produktivitas seseorang juga
ditentukan oleh bentuk dan desain "rumah" yang mereka diami. "Rumah" itu dalam
sebuah organisasi, kita sebut desain organisasi.
Desain "Rumah" dan Feng Shui
SEJAK ratusan tahun yang silam orang-orang di Cina telah mempelajari apa yang mere-
ka sebut dengan Feng Shui (atau sering juga disebut Hong Shui) yang berarti angin dan
air, pada prinsipnya dipelajari untuk memberikan rasa aman, nyaman, dan sejahtera
(karena produktif) bagi mereka yang menempati tempat tinggal/tempat bekerja. Dengan mempelajari arah angin dan air, maka dapat dipelajari bagaimana energ
yang berada di sekitar kita memberi pengaruh pada sikap dan produktivitas kita. Bag
para penganut ilmu ini, dipercaya setiap benda mampu memantulkan atau menyerap
energi. Flow (aliran energi) juga ditentukan oleh jenis-jenis benda yang berada di seki-
tarnya.
Karena masing-masing memiliki sifat yang berbeda-beda, maka ada baiknya
manusia menata benda-benda itu agar manusia yang berada di tengah-tengahnya
mampu bekerja efisien, antusias, dan bertindak positif. Misalnya saja dikatakan, balok
kayu adalah benda yang menekan/menyerap energi, sehingga disarankan agar manu-
sia jangan bekerja di bawah plafon yang dibuat dari balok yang rendah. Plafon yang
demikian (dibuat dari balok kayu dan rendah) dapat membuat seseorang merasa cepat
letih dan tertekan.
Sayangnya, ilmu ini tidak depelajari oleh banyak orang secara ilmiah dan terbuka,
sehingga bagi sebagian orang, prinsip-prinsip feng shui yang sesungguhnya telah di-
selewengkan menjadi ilmu "keberuntungan" yang seakan-akan sama dengan klenik.
Seakan-akan dengan menerapkan Feng Shui keberuntungan akan datang dengan
sendirinya. Tentu saja ini belum cukup.
Seperti seorang yang mendesain sebuah rumah, sebuah organisasi yang baik
juga memerlukan perencanaan yang matang. Organisasi perlu dibuatkan "gam-
bar"-nya, yang akan terlihat unsur-unsurnya seperti struktur, keterkaitan-keterkait-
an (linkages), batas-batas (boundary), sistem insentif, dan nuansa/iklim (warna).
Pada akhirnya, semua itu akan menentukan. Apakah Anda mendesain orga-
nisasi Anda menjadi organisasi organik (hidup, dinamis) atau mekanistik (bergerak
mekanis, seperti sebuah mesin). Semua itu sangat ditentukan oleh apa yang Anda
harapkan dari organisasi tersebut. Misalnya, apakah Anda menginginkan suasana
yang terang, atau dinamis, kompetitif atau teamwork, lingkungan bergejolak atau
stabil, pekerjaan rutin atau berubah-ubah, suasana kepatuhan atau penuh dengan
kreativitas. Mari kita lihat perbedaan antara keduanya di bawah ini.
Desain Organisasi Organik atau Mekanistik
'Perubahan
bukanlah sebuah
perang. Tetapi
adakalanya kita
harus bertarung
lebih dari sekali
untuk memenang-
kannya.'
Keberuntungan datang
dari kombinasi sifat-
sifat yang tepat. Bukan
dari kemalasan atau
klenik.
Sayang pengetahuan
rata-rata eksekutif kita
tentang desain orga-
nisasi sangat terbatas.
Saya belum pernah
melihat guru tentang
desain organisasi yang
menghasilkan murid-
murid yang hebat
dalam hal ini.
Bagan 7.1
'Mereka yang ber-
pikiran negatif
akan menghadapi
kekecewaan di
masa depan-
nya...'
-John C. Maxwell -
Membangun merek
bukan berarti sekadar
memberi nama,
melainkan membangun
citra, asosiasi, dan
personality.
Ingat birokrasi bisa
membunuh, dan ia tidak
hanya ada pada dunia
pemerintahan yang kita
sebut birokrat!
Setiap organisasi menghadapi lingkungan yang berbeda-beda. Misalnya, pada
era pemerintahan Soeharto, lingkungan terkendali dan stabil. Perusahaan-per-
usahaan dapat tumbuh menjadi besar dengan dukungan proteksi pemerintah.
Pelaku-pelaku usaha yang datang dari mancanegara diatur dan dibatasi, impor
dikendalikan melalui tarif dan sebagainya. Keamanan begitu ketat, dan semua
aktivitas memerlukan izin pemerintah. Pada masa itu desain organisasi bisnis se-
bagian besar perusahaan cenderung mekanistik dan birokratik (diatur dengan atur-
an-aturan dan prosedur). PT Bogasari Flour Mills, misalnya, praktis hidup dari
memungut fee (ongkos) giling gandum, yang kemudian penyalurannya ke pasar
dilakukan oleh Bulog.
Dengan demikian, sebagian besar pegawai PT. Bogasari adalah pegawai di
bagian produksi dan distribusi yang bekerja rutin dan mekanistik. Praktis tidak ada
kegiatan promosi atau pemasaran yang berubah-ubah. Mereka juga tidak per-lu
memikirkan persaingan atau kepentingan pelanggan. Pelanggan sudah puas dengan
apa yang disediakan.
Pasca pemerintahan Soeharto, organisasi perusahaan ini bertransformasi
menjadi organisasi organik, menyusul berubahnya tuntutan lingkungan yang
mewajibkan adanya persaingan, impor yang dibuka luas, dan mengendurnya pe-
ranan pemerintah. Bogasari harus memasarkan sendiri produknya ke pasar-pasar,
membangun merek sendiri, dan bekerja lebih dinamis. Peranan merek dan budaya
perusahaan menjadi sangat penting dalam menghadapi persaingan dan struktur
organisasinya didesain ulang.
Kulturnya pun diubah dari suasana rutin, yang didomi-nasi
oleh karyawan di bagian produksi, menjadi dinamis dengan
kombinasi dari tim pemasaran, produksi, Pembelian, SDM,
dan keuangan.
Yang terlihat menonjol adalah dalam tempo sekitar tiga tahun telah terbentuk
tim pemasaran yang terdiri atas orang-orang muda dalam jumlah yang cukup besar.
Respons Bogasari di pasar adalah cerminan dari desain organisasi baru yang
bertransformasi dari desain mekanistik yang birokratik menjadi desain organik
yang dinamis dan kompetitif. Anda bisa saksikan merek-merek yang dinamis dari
Bogasari yang muncul di media masa dan pasar-pasar tradisional.
CATATAN
DESAIN organik Umumnya hanya dapat berlangsung sementara, karena suatu ketika
orang-orang yang bekerja akan lebih dikuasai oleh subconcious mind (alam bawah sadar)
sehingga berevolusi menjadi rutin dan birokratik. Mengapa demikian? Tentu saja orang-
orang ini akan membentuk kebiasaan. Terbentuk kebiasaan atau terjadilah hard code (hard
wiring). Dan lama-lama kita pun akan dibelenggu oleh kebiasaan itu. Organisasi yang
demikian berubah menjadi mekanistik, sehingga setiap 10 sampai 20 tahun sekali orga-
nisasi pun harus direkayasa ulang, dire-orientasi dan di re-desain. Proses Re-Code diper-
lukan secara berkala. Selain keseluruhan organisasi, masing-masing divisi atau bagian dari sebuah
organisasi juga dapat memiliki keunikan dalam proses pengambilan keputusan dan
bekerjanya. Misalnya saja divisi akunting, produksi, dan keuangan dapat bersifat
mekanistik dan konservatif, sementara pemasaran, penjualan, dan SDM bersifat
organik. Bagaimana Anda mendesain akan sangat menentukan semangat
produktivitas karyawan/anak buah Anda dan pada akhirnya akan menentukan
bagaimana organisasi berpikir.
Selain kedua prinsip desain di atas (organik dan mekanistik), kelima kompo-
nen di dalamnya juga perlu diperiksa kembali, ditata ulang agar Change DNA yang
ada dapat tumbuh dan bergerak dinamis.
1.Struktur
Organisasi tidak melulu fungsional. Anda pun dapat membagi-bagi pekerjaan ke
dalam tim yang saling bekerjasama. Organisasi fungsional cenderung mengkotak-
kotak orang ke dalam fungsi-fungsi. Organisasi yang berbentuk tim dapat dibentuk
untuk memudahkan pengaturan flow, baik informasi maupun transaksi.
2. Hubungan-hubungan (Linkages)
Masing-masing bagian dalam suatu organisasi memiliki hubungan dengan bagian-
bagian lainnya. Bagaimana kita menata hubungan-hubungan, itu akan membentuk
dinamika yang berbeda-beda. Hubungan langsung, atau tidak langsung, serta
seberapa kuat masing-masing hubungan itu sangat menentukan bagaimana mereka
berproses.
3. Batas-batas (Boundary)
Di era Perang Dingin, desain organisasi cenderung kental dengan garis-garis batas
yang jelas. Setelah Perang Dingin berakhir, sejalan dengan semakin terbukanya batas-
batas negara, organisasi usaha dan pemerintahan pun mulai mencairkan batas-batas
itu. Persaingan menjadi sangat dinamis dan struktur bisnis yang semula cenderung
berintegrasi secara vertikal (vertical integration) mengalami kerontokan, terutama
karena berkembangnya paham outsourcing. Dengan demikian perusahaan cenderung
menyerahkan kegiatan-kegiatan yang berada di luar inti usahanya kepada pihak-pihak
lain (para spesialis).
Sementara itu, demi efektivitas produksi, batas-batas organisasi
dibuka, sehingga perusahaan-perusahaan pesaing pun dapat
masuk ke dalam tanpa ada lagi kecurigaan.
Mereka membentuk aliansi satu dengan yang lain, atau melakukan pemanfaatan
bersama dari kapasitas milik salah satu.
Change DNA Umumnya berhubungan erat dengan desain batas suatu organisasi.
Orang-orang yang bekerja jauh "di dalam" dengan batas-batas tegas untuk keluar,
cenderung memiliki karakter tertutup, hati-hati terhadap hal-hal baru, dan resisten
terhadap pembaharuan. Sementara orang yang bekerja di garis batas, yang cenderung
berinteraksi dengan dunia luar, biasanya lebih adaptif dan lebih lincah dalam
menghadapi perubahan.
'Eksekutifyang
bodoh akan
bertanya berapa
besar gaji dan
fasilitas yang
akan diterima.
Sedangkan yang
pintar akan
bertanya seberapa
besar ia bisa
berperan dalam
memperbabarui
sesuatu.'
Hubungan bukan
sekadar garis, melain-
kan cerminan dari
kerjasama dan akses.
Kontrol memang perlu,
demikian pula dengan
sentralisasi. Tetapi
Dostları ilə paylaş: |