Tugas manajemen



Yüklə 1,02 Mb.
səhifə12/25
tarix14.04.2017
ölçüsü1,02 Mb.
#14143
1   ...   8   9   10   11   12   13   14   15   ...   25

menerus tergantung pada pemberi bantuan, melainkan mengubahnya menjadi

wirausaha. Ketika ide itu ia teruskan pada bank milik pemerintah, Semuanya me-

nolak. Tapi ia tidak menyerah.

"Saya selalu mempercayai apa yang bisa saya lihat,

sementara mereka hanya percaya pada apa yang telah

mereka percayai, pada pengetahuan umum," ujarnya.

Dan itu benar-benar terjadi.

"Pada saat menerima pembayaran, saya menjadi semakin bersemangat dan saya

tunjukkan pada pemerintah. Tapi mereka pada Umumnya telah dididik dengan

pemahaman bahwa orang miskin tidak layak memperoleh pinjaman dan tidak dapat

mengembalikannya. Mereka dibutakan oleh pengetahuan mereka sendiri. Dan

ketika uang itu saya setorkan pada para penjamin, mereka menasehati saya. Hati-

hati, itu cuma awalnya saja, kata mereka. Nanti, begitu pinjamannya besar, mereka

akan mengemplang, kata mereka lagi. Nyatanya, tidak demikian."

Kini, sesuatu telah berubah. Berkat terobosan Yunus, micro finance telah di-

terima di seluruh dunia. Sekarang telah ada lebih dari 100 negara yang menga-

dopsi sistem ini. Mereka semua datang ke Bangladesh, ke Grameen untuk belajar

memberdayakan rakyat miskin.

KETERBUKAAN

Keterbukaan terhadap apa yang sehari-hari kita lihat, kita alami, kita pela-jari,

adalah modal awal yang penting bagi sebuah proses perubahan. Mereka akan

menjadi penjaga pusaka keraton yang dianggap magis dan hidup dalam tradisi.

Jangan heran kalau mereka akan menentang dan merasa aneh terhadap setiap upaya

pembaharuan.

PAUL OTELLINI: MEMBUNUH

KARYA BESAR ANDY GROOVE

CEO baru membawa angin segar, lain generasi lain pula tantangannya. Itulah

yang tengah dihadapi Intel dewasa ini. Seorang CEO baru memulai pembaharuan

dengan menghancurkan cara-cara lama.

Seperti yang diucapkan oleh Leonardo Davinci, "Every act of

creation should be started by the act of destruction."

Coba bayangkan apa yang akan terjadi kalau Anda menghadapi situasi ini: Anda bekerja di sebuah

perusahaan pembuat chip komputer yang besar, bahkan terbesar di dunia. Angka penjualan Anda

demikian besar, dari masa ke masa tumbuh terus. Tingginya penjualan dan keberhasilan perusahaan

diyakini sebagai hasil ramuan dari profesionalisme, kultur penemuan dan kewirausahaan serta

leadership dari orang yang sangat dihormati dalam industrinya. Selain dikelola oleh orang-orang

lulusan universitas terkemuka, perusahaan aktif meluncurkan produk-produk baru.

Meski sebagian besar key people adalah insinyur yang bekerja untuk mengembangkan produk,

mereka cepat menyesuaikan diri dengan selera pasar. Dulu, waktu berkonsentrasi di bisnis memory

chips, perusahaan sempat diserang oleh pendatang dari Jepang yang ternyata mampu membuat produk

baru lebih cepat. Berkat spirit kewirausahaan di layer tengah, para eksekutif dengan cepat mengalih-

kan produksi dari memory chips ke bisnis microprocessor. Wajar, Jepang lebih unggul, karena untuk

menjadi pemain memory chips yang kokoh, mereka didukung industri elektronik konsumen yang kuat.

Perusahaan Anda pindah ke microprocessor karena di negeri Anda basis industrinya adalah komputer.

Berkat hijrah itu perusahaan tumbuh pesat, melesat ke angkasa. Sampai

suatu ketika CEO yang ada harus pensiun dan generasi baru harus masuk.

Kali ini giliran Anda.

Ketika Anda diangkat, Anda melihat semua insinyur begitu bangga dengan microprocessor untuk

menggerakkan komputer. Mereka begitu bangga dengan temuan-temuan yang mereka kembangkan,

dan bangga dengan korps mereka. Anda bukanlah insinyur. Anda adalah MBA dari sebuah sekolah

bisnis. Dan pada saat Anda masuk dan mengutak-atik data strategis, tiba-tiba Anda melihat bahwa

Permintaan komputer di negeri Anda telah melewati masa puncaknya. Bahkan sekarang cenderung

turun. Tentu saja tak semua orang menyadari hal ini. Orang-orang yang asyik bekerja, yang tak punya

akses pada data, yang tidak paham dengan perhitungan akuntansi dan data-data makro tidak begitu

mengerti apa yang sedang terjadi di luar. Mereka lihat merek perusahaan masih top, produksi chips

masih seperti biasanya.

Sekarang Anda ditunjuk menjadi CEO. Apa yang akan Anda lakukan? Bekerja

seperti biasa? Memimpin seperti para perintis yang masih dibanggakan anak

buah? Atau mengubah arah perusahaan? Masa Paul Otellini

Orang yang ditunjuk sebagai CEO baru itu adalah Paul Otellini. Pria berusia 55 tahun ini mem-

peroleh gelar sarjana ekonomi dari Universitas San Fransisco dan MBA dari sebuah sekolah bisnis di

California. Negaranya adalah Amerika Serikat dan merek produk yang ia tangani adalah Intel. Anda

tentu tahu, Amerika adalah negeri yang serba komputerisasi. Di mana-mana orang menggunakan in-

ternet dan komputer. Pendahulunya bernama Craig R. Barrett yang pensiun tahun lalu. Tetapi bukan

Barrett yang perlu dicemaskan semua orang, melainkan Andrew S. Groove, mantan CEO yang sudah

pensiun beberapa tahun yang lalu.

Groove adalah tokoh spiritual Intel, dan salah seorang tokoh kharismatik dalam industri teknologi

informasi dunia.

Meski sudah pensiun, ruh Groove masih

bergentayangan di seluruh denyut nadi Intel

dan sekarang menjadi senior advisor. Meski

jabatannya hanya begitu, tak ada orang yang

bisa berku-tik di hadapannya.

Tak ada seorang pun yang dapat melakukan tindakan

strategis tanpa restu darinya. Adapun Barrett, meski CEO, ia

hanyalah penerus yang memimpin di balik bayang-bayang

Groove. Ia memimpin kala industri yang ditanganinya sedang

tumbuh. Sehingga praktis hanya meneruskan apa yang telah

dirintis Groove.

Pilihan Otellini tentu tidak mudah. Menghadapi para

pendahulunya dengan penuh keberanian, atau ikuti saja apa

kata mereka.

• • • Sebuah Lingkungan yang Sama Sekali Baru

Apa yang dilakukan Otellini ternyata begitu mengejutkan. Setelah mempercayai data yang ada,

Otellini mulai berani bicara ke mana-mana. Pada hampir setiap kesempatan akbar ia selalu mengatakan

bahwa masa depan industrinya berada pada piranti genggam, bukan komputer. Saat itu, April 2005, ia

masih menjabat sebagai COO (Chief Operating Officer) di Intel, tetapi media massa sudah mendapat

bocoran bahwa ia-lah putra mahkota terkuat. Sejak itu mereka menyebut Otellini sebagai incoming

CEO.


Dalam suatu kesempatan di sebuah konferensi (FOSE Conference di Amerika Serikat),

Kadang saya bertanya mengapa orang-orang tua enggan

memberi jalan pada anak-anaknya agar mereka bisa menjadi

diri mereka sendiri, padahal belum tentu mereka tidak

mampu...

'Tantangan manusia terbesar abad ini adalah

bagaimana mengubah teman-teman sendiri,

bukan musuh-musuhnya.'

- William Jefferson -

Paul S. Otellini

• Tanggal Lahir: 12 Oktober 1950

* Pendidikan:

- Tahun 1972, mendapat

gelar Sarjana bidang

ekonomi dari Universitas

San Francisco.

- Tahun 1974, menerima gelar MBA dari Haas School

of Business di California.

Masa kerja di Intel:

- 1974: Bergabung di Intel

- 1988: Menjadi operating group vice president

- 1991: Diangkat sebagai Intel corporate officer

- 1993: Menjadi senior vice president

- 1996: Dipromosikan menjadi executive vice president

- 1998-2002: Menjadi executive vice president dan general manager

- 2002: Terpilih menjadi salah seorang direktur, dan COO

- 18 Mei 2005: Menjadi CEO di Intel Otellini mengatakan,

"Betul saat ini Amerika memimpin industri IT, tetapi

kepemimpinan ini tidak akan kekal. Lihatlah, saat ini

pertumbuhan pemakaian internet di dunia terbesar sudah

bukan di sini lagi, melainkan di Asia."

Pandangan ini kelak sangat mewarnai perubahan yang digariskannya di Intel.

Tentu saja ia juga menandaskan lagi,

"Bukan karena kita menurun, melainkan karena ne-gara-

negara lain bergerak lebih agresif."

Untuk mengantisipasi kemunduran industri IT Amerika, Ia menggagas kon-

sep "multi-core processors" yang dikenal juga dengan nama lain pararelisme. Apa-

kah ini berarti Intel akan meninggalkan "core" industrinya di bidang computer

microprocessor?

Orang-orang yang bekerja di bidang rekayasa (engineering) dan desain Intel

tentu merasa aneh dengan pandangan sang putra mahkota. Tetapi Otellini terus

mengasah pikiran-pikirannya. Kepada majalah Times yang mewawancarainya,

Otellini mengatakan masa depan itu ada di MP3 player buatan Apple, iPod. De-

ngan menghubungkan iPod (mesin musik) dengan laptop (disebutnya sebagai con-

tent machine) dan PC (producting machine) untuk bekerja sambil menghibur diri.

Singkatnya, kalau gagasan itu Jadi diteruskan, wajah Intel bisa berubah. Ia bisa

menjelajah dunia-dunia baru lewat pintu gerbang iPod. Ini berarti Ia akan melawan

rumus yang dipercaya telah menjadi "rule" di Intel.

Entah bagaimana ceritanya, prediksi itu telah menjelma

menjadi semacam aturan yang tidak tertulis. Celakanya

semua orang mempercayainya.

Hukum Moore Setidaknya telah membimbing Intel mencapai suksesnya. Belief

itu. pulalah yang membuat para insinyur bekerja tekun mengembangkan rekayasa

microprocessor untuk komputer dari masa ke masa, selalu ada yang lebih baru dalam

tempo 18 bulan sekali.

Setelah secara agresif meluncurkan seri-seri terbarunya, pada tahun 2004, hu-

kum Moore untuk pertama kalinya dalam sejarah Intel mengalami tantangan. Saat

itu, Intel menunda peluncuran chip Pentium 4-nya, dan sebagai gantinya, Ia

meluncurkan pengurangan kecepatan dari 4 GHz ke 3,8 GHz. Selain karena alasan

teknis, kebutuhan konsumen ternyata belum sejauh itu.

Tetapi lebih mengganggu lagi, Craig Barrett mewariskan sebuah masalah be-

sar yang harus dipikul Otellini. Tiba-tiba saja peta "pertemanan" yang mewakili

kolaborasi industri ini memudar satu per satu, Microsoft yang dulu menjadi teman

sejati bagi Intel, sudah mengumumkan secara terbuka akan berpaling ke chip

buatan IBM untuk mengembangkan program-program video game-nya, XBox 2.

Padahal pada saat mengembangkan program Xbox awal, ia masih bersama In-

'Seorangyang

fanatik adalah

manusia tanpa

kemampuan

mengubah

pikiran dan tidak

mau mengubah

subjek yang

dipikirkannya.'

- Sir Winston Churcill -

"Rule" itu berasal

dari Gordon Moore,

founder Intel yang 40

tahun lalu mengatakan

kemajuan dalam

miniaturisasi transistor

harus diimbangi dengan

peningkatan kecepatan

prosesor komputer dua

kali lipat dalam tempo

delapan belas bulan.

Hati-hati ucapan Anda

dapat menjadi mitos.

Mitos dalam pekerjaan

bak pisau bermata

dua: mendorong

semangat,

tapi suatu ketika

dapat dianggap sebagai

kebenaran mutlak.

Anak-anak berpikir kri-

tislah terhadap mitos!

Makanya Intel tak boleh

salah memilih orang.

Orang itu harus melaku-

kan pilihan-pilihan yang

sulit ditengah-tengah

ketidakpastian. Dalam

surat terbukanya, yang

ditujukan kepada

seluruh karyawan lewat

internet sebelum masa

jabatannya berakhir

Craig Barrett menga-

takan, "This is not the

Intel we know."

Merekalah orang-orang

yang tekun menjaga

tradisi di Intel, yaitu

tradisi kesempurnaan

dan tradisi keunggulan.

Mereka sangat bangga

dengan tradisi itu,

apalagi semua founder

dan CEO dalam sejarah

Intel selalu satu korps

dengan mereka.

Eric B.Kim adalah

mantan pemimpin

pemasaran di Samsung

sejak tahun 1999. Ia

adalah orang yang

membangun merek

Samsung pada produk

elektronik konsumen,

ponsel dan chip

komputer.

tel. Setelah itu, sebuah berita buruk datang lagi dari Dell, raja pasar pembuat PC.

CEO Dell, Kevin Rollins baru saja mengumumkan kemungkinan besar, Dell akan

beralih dari chips buatan Intel ke AMD.

Pengetahuan dan inovasi adalah dua modal besar untuk

pembaharuan industri IT garis depan. Keduanya sudah

tumbuh di ranah Intel. Tetapi tanpa kolaborasi, bisnis ini cuma

akan menjadi sejarah.

Tapi apakah para insinyur mengerti apa yang sebenarnya tengah terjadi di

dalam industri ini?

"Saya tidak ingin melebih-lebihkan dari keadaan yang sebenarnya sedang ter-

jadi," kata Craig Barrett pada sebuah konferensi sambil mengucapkan kata-kata

perpisahan pada industri dan memohon maaf atas segala kekurangannya. "Tetapi,

ketika kita memimpin pada industri yang berubah, kita tidak perlu takut terhadap

kegagalan," ujarnya membesarkan hati mereka.

• • • Para Insinyur Mulai Merasa Gerah

Hampir pada setiap perusahaan yang besar, selalu ditemui

profesi-profesi yang menjadi warga negara kelas satu. Di

beberapa perusahaan penerbit surat kabar misalnya,

wartawanlah warga terhormat itu. Di perusahaan penerbangan

para crew (pilot) menjadi warga yang paling berpengaruh.

Sedangkan di Intel, sudah barang tentu para insinyur.

Merekalah yang memimpin penemuan-penemuan produk baru, cara pembuat-

an, pabrikasi, perawatan mesin, dan sebagainya.

Saat Otellini diangkat sebagai CEO, Mei 2005 tentu saja sesuatu yang berbeda

telah terjadi. Otellini bukan insinyur. Ia adalah akuntan yang sekolah bisnis. Maka

mereka semua melihat bos baru itu dengan sedikit arogan, melihat ke ba-wah.

Tetapi yang membuat mereka gerah, tak lama setelah diangkat,

Otellini bukan merangkul mereka, melainkan merekrut orang-

orang baru. Menurut majalah Business Week, hanya dalam

hitungan bulan, ia sudah merekrut lebih dari 20.000 wajah

baru.


Latar belakang kebangsaan mereka juga amat beragam. Untuk posisi direktur

pemasaran, Otellini memilih Eric B. Kim, seorang pria keturunan Korea yang

besar di Samsung.

Selain Kim, ada puluhan dokter senior yang mulai menjadi bagian dari core

team. Salah satunya adalah Bern Shen, dokter spesialis yang diberi tugas mengem-

bangkan teknologi kesehatan digital. Juga ada beberapa alumnus dari Nokia. Di antaranya adalah Steven Gray yang dipercaya menjadi Vice President untuk

menjelajahi teknologi peranti genggam. Selain mereka, ada ribuan lagi yang datang

dengan latar belakang beragam, ilmu pasti, seni maupun ilmu sosial.

Kejadian ini benar-benar menggusarkan orang-orang lama. Hanya dalam

tempo tiga bulan, Intel kehilangan sekitar 4% dari para insinyurnya yang memilih

mundur secara sukarela. Jumlah ini, menurut Business Week sama dengan jumlah

karyawan rata-rata industri IT di Amerika Serikat.

Tetapi yang lebih berbahaya sebenarnya bukan tenaga yang

keluar, melainkan yang tidak senang dengan sua-sana baru

namun tetap bertahan di dalam perusahaan.

Tak lama setelah itu, terdengar kabar sejumlah spesialis desain yang menger-

jakan proyek Pentium 4 yang proyeknya dihentikan Otellini, mengundurkan diri.

Kabarnya, mereka pindah ke perusahaan-perusahaan pesaing, AMD, Texas Ins-

trument, dan IBM. Kejadian-kejadian i tu cukup merisaukan. Otellini pun berke-

liling, mendengarkan secara langsung suara-suara sumbang itu.

Exodus mengancam masa depan Intel,

dan ia harus menemui mereka.

••• Sebuah Rencana Perubahan

Mengapa para insinyur resah?

Atasan yang bukan insinyur, secara simbolik sudah memisahkan mereka, tetapi

yang lebih menakutkan adalah berakhirnya sebuah kekuasaan, yaitu kekua-saan

insinyur. Tampaknya ini akan sangat mengganggu mereka. Kalau sudah be-gini,

mereka pasti akan mengacak-acak perusahaan, dan bila perlu menggempur-nya

dari orang nomor satu, tokoh kharismatik Intel, Andrew Groove. Jangankan

berbuat salah, bekerja benar saja Otellini akan terus dipersalahkan.

Tapi bukankah Otellini punya alasan yang kuat?

Tanda-tanda penurunan memang sangat jelas. Tetapi

sepanjang seseorang hanya asyik dengan pekerjaannya saja,

maka mereka tidak dapat melihat tanda-tanda za-man.

Misalnya, mereka tidak membaca dan tidak percaya bahwa pesaing mereka

nomor 1, Advanced Micro Devices (AMD) yang sama-sama membuat chips kom-

puter sejak tahun 2004 mulai menggerogoti pangsa pasar intel. Tahun itu, AMD

meraih pasar sebesar 17,8%, naik dari 16,6% setahun sebelumnya. Banyak pihak

menduga, dalam dua tahun ke depan AMD dapat memukul Intel. AMD mulai

unjuk gigi sejak mereka berhasil meluncurkan chip Opteron dan Athlon 64. Para

pengguna percaya, chip ini jauh lebih unggul, lebih powerful, dan lebih hemat

dalam pemakaian listrik daripada produk Intel.

Mereka punya pendapat

sendiri, tidak sepaham

dengan pemimpin

baru, tetapi tidak

mau keluar. Seorang

eksekutif pemasaran

yang berkunjung ke

salah satu cabang

Intel misalnya, sempat

mengalami cobaan

dari kelompok ini. Saat

berdialog dengan para

insinyur, seseorang

dengan lantangberani

mengumpat,

"Berapa lama Anda

sudah di tempat baru

itu? Setahun? Baru

saja setahun, tetapi

otak Anda sudah

rusak!!"

Ingat, kejayaan ada

masa berakhirnya.

Banyak orang meng-

harapkan hidupnya

berubah, tapi dari hari

ke hari tetap melakukan

hal yang sama.

'Tiap pesulap

tahu, di depan

khalayak ia

berdusta, karena

dusta itu meng-

asyikkan para

hadirin.'

- Goenawan

Mohammad -

Selain itu, para pemain tanggung yang tidak memimpin selama bertahun-tahun

mulai membangun kolaborasi menurut cara mereka masing-masing. Texas

Instruments dengan Qualcomm dan AMD membentuk aliansi yang mereka sebut

sebagai aliansi strategis untuk melahirkan Chip Platform dalam rumah digital.

Kejadian-kejadian yang pernah membuat Intel kalah dari

pesaing-pesaingnya mulai muncul lagi. Dulu, saat bermain di

bidang memory chips Intel dipukul oleh lawan-lawannya dari

Jepang (Fujitsu, dan Iain-lain). Sekarang musuh itu ada lagi di

depan mata, dari negeri sendiri.

Perhatikanlah kejadian berikut ini!

Setelah sukses dengan project "The Centrino" - sebuah project yang menghasilkan chips

yang dibuat khusus untuk Wi-fi yang mampu membuat laptop lebih powerful, Intel be-

rencana menghasilkan Desktrino. Chips ini dipercaya sangat powerful untuk mengaktifkan

komputer desktop dengan kemampuan multi aplikasi pada saat bersamaan. Sayangnya,

sebelum ia lahir, ia sudah keduluan oleh IBM yang menyalib dengan Cell Processor yang

dibuat bersekutu dengan Sony dan Toshiba. Cell Processor memiliki delapan otak yang be-

kerja sekaligus, sementara Desktrino cuma punya dua otak. Sekali lagi Intel kecolongan.

Majalah Business Week

mencatat:

"Otellini meng-

guncang setiap

sudut perusahaan.

Selain melakukan

reorganisasi, ia juga

membuat perubahan

besar dalam

pengembangan

produk. Bila pada

masa lalu para in-

sinyur mengerjakan

chips yang semakin

cepat dan setelah itu

membiarkan

tenaga-

tenaga pemasaran

menjual produk itu,

sekarang produk

dikembangkan

bersama-sama."

Mengapa mereka tidak bisa melihat?

Orang yang disinari cahaya terang di masa lalu, memang tak

akan bisa melihat benda-benda baru di depan. Kalaupun terlihat

mereka tak akan memper-cayainya. Lawan yang kecil akan

dianggap kecil terus sepanjang masa, meski mereka tumbuh dan

adaptif terhadap perubahan. Setelah tak melihat kehadiran lawan-lawan

baru, mereka para Insinyur di Intel tambah gerah tatkala, Otellini yang

kurang didukung itu mengguncang kebiasaan-kebiasaan

mereka.

Rencana perubahan yang digalang Otellini dan

timnya memang sangat revolusioner.

Mengapa ia memasukkan veteran dari Samsung

sebagai anggota timnya?

Mengapa ia merekrut demikian banyak orang baru

dari multidisiplin sebagai pengembang produk di Intel?

Semata-mata ingin menghancurkan hegemoni-

hegemoni para insinyur?

GAGASAN PETA PERUBAHAN OTELLINI

1. Tingkatkan Kekuasaan Pasar

Untuk meningkatkan kekuasaan di pasar, ia beranggapan masa depan Intel tidak bisa lagi

digadaikan dalam industri komputer. Intel akan memasuki rimba perawan baru,

tanah tak bertuan yang ia sebut multi-core. Intel akan memasuki segala bidang

kenidupan, mulai dari elektronik konsumen, komunikasi tanpa kabel, perawatan kesehatan

sampai ke entertainment. Dari Hollywood sampai ke ruang gawat darurat, dari sekadar

microprocessor atau computer chip, sampai piranti genggamnya untuk membentuk platform

baru. Itu sebabnya ia merekrut para dokter, pembuat ponsel, desainer sampai ethnografer. Maka,

kalau dunia mempercayainya dan Otellini tidak tergelincir, dunia hiburan sampai perawatan

kesehatan dapat berubah total. Tapi bila ia tergelincir, Intel dapat saja mati.

2. Hapuskan Segala Sesuatu yang Berbau Intel Lama'

Dari segi branding, segala sesuatu yang berbau Intel lama akan dihapuskan. Sebelum ia

menjadi busuk dan terkesan "kalah", segala hal yang berbau ketidakunggul-an

akan dibersihkan. Yang paling menonjol adalah logo lama yang telah berusia 37 tahun akan

diganti. Logo itu akan diberi lingkaran di bagian luarnya untuk mengesankan dinamika, sebuah

gerakan. Sementara itu, logo Intel Inside yang menjadi kebanggaan Andrew Groove, dan

dianggap pelopor dalam strategi Co-Branding, akan dibusukkan habis. Konsep Intel Inside

dihapuskan seketika. Maka mulai saat itu Anda tak akan pernah melihat kata-kata itu lagi dalam

komputer yang baru Anda beli. Tetapi sebuah slogan baru dikeluarkan: Leap Ahead.

3. Kembangkan Produk Baru

Merek Pentium yang menjelajahi hampir setiap pemilik komputer dihapuskan. Intel

mengembangkan product brand baru yang dinamai Viiv (untuk chip PC rumah, lengkap dengan

link untuk dunia hiburan). Nama Viiv berasal dari kata alive (hidup). Mereka menyebut Viiv

sebagai platform yang mampu menghidupkan segala kebutuhan di rumah. Mulai dari PC, Teve,

stereo, dan dapat dipakai untuk men-download film, musik dan game ke seluruh sudut rumah.

Sedangkan chip di luar Viiv diberi nama "Core" dan sejak awal tahun 2006 sudah mulai dipakai

oleh Apple Computer. 4. Bangun Budaya Baru

Masa depan Intel baru harus dibangun dengan budaya baru yang lebih terbuka,

lebih horizontal, dan tak ada lagi istilah pemimpin kharismatik dan warganegara


Yüklə 1,02 Mb.

Dostları ilə paylaş:
1   ...   8   9   10   11   12   13   14   15   ...   25




Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©azkurs.org 2024
rəhbərliyinə müraciət

gir | qeydiyyatdan keç
    Ana səhifə


yükləyin