Tugas manajemen



Yüklə 1,02 Mb.
səhifə11/25
tarix14.04.2017
ölçüsü1,02 Mb.
#14143
1   ...   7   8   9   10   11   12   13   14   ...   25

Pasal mana dan seberapa pentingkah? Anda cenderung tidak mempersulit sepanjang hal itu di-

lakukan untuk kehidupan yang lebih baik, lebih reaktif, lebih relevan. Tetapi ini bukan berarti

Anda tidak dapat berkelahi. Anda dapat tampil dengan berani memperkelahikan pihak-pihak yang

bebal, yang merusak mental intsitusi. Anda "memilih" siapa saja yang harus Anda tekan dan

hadapi, dan mana yang masih dapat dibina. BAGIAN V - Keterbukaan terhadap Tekanan A B

Anda tidak pernah "kalah" dan "gagal". Tetapi sutatu ketika Anda ha-

rus menerima kenyatan ini; kalah/rugi atau gagal, (A) Saya akan sangat

memikirkannya, sebab tidak seharusnya saya alami hal ini (B) Saya harus

menerimanya, saya tutup pintu, lalu mulai bekerja lagi, lupakanlah sega-

la kejadian itu.

Setiap kali selesai melakukan suatu pekerjaan (A) saya tidaksegera menye-

rahkan kepada atasan. Saya timbang-timbang dulu, tanya kiri-kanan.

Saya khawatir kalau yang saya kerjakan tidak tepat. Saya perlu lihat situ-

asi. Bila perlu berhari-hari (B) saya akan segera serahkan kepada atasan

dan melakukan pekerjaan lainnya.

Seseorang telah diberhentikan dari pekerjaannya. Padahal keadaan

ekonomi sedang sulit. Orang ini dianggap telah melakukan tindakan ti-

dak disiplin, padahal ia hanya orang kecil, (A) saya merasa kurang nya-

man, tidak sepatutnya hal itu dilakukan. Apalagi ia orang kecil. Pem-

berhentian sungguh tidak manusiawi, tidak dapat diterima. Saya lihat

dia sangat sedih, ini tidak adil. Saya akan solider menentang tindakan

semena-mena ini, (B) hukuman itu sudah dikenakan, orang yang tidak

disiplin dapat merusak keseluruhan kerja tim. Mudah-mudahan ia bisa

belajar dari kejadian ini.

Seseorang telah mengirim pesan-pesan berisi ancaman-ancaman ke-

pada Anda lewat SMS. Selain itu juga kepada orang-orang lain secara

berantai (A) kejadian itu cukup mencemaskan, saya bisa tidak tidur, saya

tidak bisa tenang, (B) diamkan saja, fitnah adalah biasa, nanti juga akan

ketahuan dan hilang sendiri.

Saat-saat ini situasi ekonomi begitu buruk. Setiap hari muncul berita-

berita kesulitan. Kita memang telah berubah, tetapi bukan menjadi lebih

baik, melainkan lebih buruk. Di mana-mana berita kekurangan makan,

kenaikan harga, kurang gizi, penyakit, kelaparan, PHK, jalan rusak anak-

anak tidak bisa sekolah, (A) sebaiknya kita kurangi, produksi saja, sebab

daya beli masyarakat menurun, situasinya kurang bagus, kalau kita biar-

kan perusahaan nanti akan rugi besar. (B) kita harus bekerja lebih serius.

Situasi sulit ini pertanda kita sedang jalan naik ke atas, bukan ke bawah. PENJELASAN

Kalau Anda lebih banyak memilih (A) pada pernyataan-pernyataan di atas, maka Anda adalah

tipe manusia pencemas, mudah gelisah, putus asa, dan khawatir berlebihan. Anda cenderung

kurang tahan terhadap tekanan-tekanan. Padahal perubahan sudah pasti menimbulkan tegangan-

tegangan, dan membutuhkan terobosan-terobosan kreatif. Orang yang mudah cemas cenderung

tidak bekerja dengan baik, melainkan bertanya ke kiri dan ke kanan, menyebarkan rasa takutnya ke

mana-mana, dan terlihat dalam banyak gosip dan rumor. Ia juga mudah terhasut emosi dan terlihat

dalam gerakan-gerakan yang bersifat solidaritas, meski hal ini dapat berakibat destruktif bagi

organisasi dan diri Anda sendiri. Orang-orang seperti ini cenderung pesimis yang memilih tidak

melakukan apa-apa. Miskin karena dibuat sendiri, cemas karena pikirannya sendiri.

Sebaliknya, kalau Anda memilih lebih banyak (B), maka Anda cenderung lebih tenang, tidak

larut dalam emosi atau gerakan-gerakan yang membenturkan antarkelompok, tidak ter-lalu

mencemaskan hal-hal yang belum pasti atau belum tentu kebenarannya, dan lebih kreatif dalam

bekerja. Akibatnya, Anda juga lebih optimis dalam melihat hari esok. Anda melakukan terobosan-

terobosan. Kalau Anda mendapatkan tekanan-tekanan, maka Anda beranggapan itu adalah hal

yang biasa, yang harus dihadapi sehari-hari dalam pekerjaan. Anda mungkin saja kecewa, sedih

atau cemas, tetapi itu cuma sebentar saja. Tak sampai membuat Anda dikendalikan oleh

kegelisahan.

KEPEMIMPINAN

TRANSFORMASI

• Transformasi dan Re-Code memerlukan pemimpin.

• Tetapi siapakah pemimpin itu? Apakah mereka yang berbekal surat keputusan (SK), yang

dilantik dan disumpah saat memangku jabatan, atau juga dipilih secara demokratis oleh

rakyat? Mari kita belajar dari tokoh-tokoh besar pembaharu dunia.

• Mengapa di masa-masa sulit yang disebut pemimpin bukan presiden, menteri, direktur,

manajer, kabag, kasie, dan kapolres? Mengapa sebutan pemimpin di masa sulit menjadi

panglima, jendral, guru, komandan, ketua, atau tokoh masyarakat?

• Jabatan adalah "pintu" untuk memimpin, tetapi tanpa respek bawahan, tak akan ada

perubahan. Yang kita cari bukan manajer, melainkan pemimpin yang mampu me-Re-Code

dirinya menjadi great leader yang "melihat" dunia baru dengan pikiran-pikiran baru.

• Mengapa para pemimpin besar berani melakukan perubahan dan menentang para

pendahulunya dan mengapa para pendahulu dapat menyetujui langkah mereka?

• Ia mampu membedakan yang mana fakta (realitas) dan mana yang ilusi, opini atau gosip. Ia

terbuka terhadap hal-hal baru, namun sensitif terhadap kemanusiaan, punya keberanian dan

visioner.

• Leadership bukan selalu berarti "leading" atau "controlling". Bila staf Anda terdiri atas orang-

orang hebat, Anda cukup melakukan shaping saja. Banyak pilihan dalam leadership style

yang dapat Anda ambil dalam situasi yang berbeda-beda. 5 Individu dengan Change DNA Unggul

AMPAI di sini mungkin Anda mulai bertanya: Siapakah saya

sesungguhnya dan apakah saya punya potensi untuk mem-

perbaharui dunia ini? Tentu saja ada cukup banyak tokoh

yang dapat Anda jadikan acuan dan contoh bagi pemben-

tukan diri Anda. Sebagian dari mereka dapat Anda baca dalam buku

saya terdahulu (CHANGE! Tak Peduli Berapa Jauh Jalan Salah yang

Anda Jalani, Putar Arah Sekarang Juga).

S Pada Bab 5 ini saya ingin memperkenalkan 4 (empat) tokoh perubahan dan bagaimana mereka

memanfaatkan DNA Perubahan yang mereka miliki. Masing-masing adalah Muhammad Yunus,

Sheikh Mohammad Bin Rasjid Al Makhtoum, Martin Luther King, dan Paul Otellini.

Dengan menyajikan ke 4 (empat) tokoh tersebut, maka lengkaplah gambaran DNA Perubahan

pada berbagai bidang. Keempatnya mewakili perubahan bisnis/perusahaan, sosial dan nilai-nilai, serta

negara/wilayah. Semoga cerita dan perjuangan mereka dapat membuat pemahaman Anda menjadi

lebih baik.

MUHAMMAD YUNUS: BANK

UNTUK PARA PENGEMIS

• Ia belajar di Chittagong Collegiate School and Chittagong College. Menyelesaikan gelar BA dan

MBA dari Universitas Dhaka. Tahun 1969, ia mendapat gelar Ph.D. bidang ekonomi dari

Universitas Vanderbilt setelah mendapatkan beasiswa Fulbright.

• Ia bergabung dengan Universitas Chittagong sebagai profesor bidang ekonomi.

• Pertama kali terjun ke dalam dunia bisnis saat memerangi kemiskinan yang terjadi di

Bangladesh di tahun 1974.

• Yunus menyatakan bahwa pinjaman dengan bunga yang sangat kecil dapat membuat

perubahan secara bertahap pada kaum papa untuk bertahan hidup.

PRESTASI &PENGHARGAAN

1985: Bangladesh Bank Award, Bangladesh

1987: Shwadhinota Dibosh Puroshkar

(Independence Day Award), Bangladesh

1989: Aga Khan Award For Architecture,

Switzerland 1993: CARE Humanitarian

Award 1994: Winner of the World Food Prize

1996: Winner of the Simon Bolivar Prize of the

UNESCO 1998: Received Prince of

Asturias Award

Suatu hari di tahun 1974, di Jobra, sebuah

desa di Bangladesh, seorang guru besar ilmu

ekonomi dari Universitas Chittagong

melakukan kunjungan ke lapangan. Sebagai

lulusan yang baru kembali dari sebuah uni-

versitas terkemuka di Amerika Serikat, sang

profesor tentu saja berpikir bagaimana me-

nerapkan subsidi atau insentif untuk meng-

gerakkan ekonomi.

Tetapi apa yang dilihatnya secara riil

di Jobra hari itu telah me-nimbulkan

pengaruh yang sangat besar bagi

hidup profesor itu di kemudian hari

dan hidup jutaan orang miskin di

seluruh dunia.

Di Jobra, Pak Profesor bertemu dengan

seorang wanita muda berusia 21 tahun yang

tengah membuat sebuah kursi bambu. Hidup-

nya yang miskin membuat ruang lingkup ibu

muda ini terbatas. Ia bersandar pada dinding

yang terbuat dari tanah untuk menyelesaikan

kerjanya. Berapa untungnya yang ia peroleh

Saya percaya kita punya banyak orang sekelas Yunus di sini.

Bukalah pikiran Anda dan jangan terlalu dogmatis dalam melihat persoalan.

Kita tidak perlu adu jago ilmu, tapi buktikan saja dalam tindakan nyata.

Ayo! Negeri ini butuh Anda, bung!

Muhammad Yunus

LATAR BELAKANG

Lahir di Chittagong, 28 Juni 1940.

• Ia adalah seorang bankir di Bangladesh,

pakar ekonomi, pengembang sekaligus

penggerak mikro kredit, dengan mengem-

bangkan bank untuk kaum papa yang

memberi pinjaman tanpa jaminan. Ia juga

sebagai penditi Grameen Bank.

1998: Winner of the Sydney Peace Prize

2004: Winner of The Economist newspaper's

Prize for social and economic

innovation. 2006: Received an

Honorary Doctorate from

the American University of Beirut

2006: Mother Teresa Award, Kolkata, India

2006: 8th Seoul Peace Prize 2006:

Received Peace Nobel

and 47 others, for total of 62.

untuk membuat satu buah kursi bambu itu? Hanya dua cent!! Uang sebesar ini tentu tidak seberapa.

Tidak seberapa untuk hidup sekeluarga, bahkan untuk seorang diri sekalipun. Kalau untuk makan saja

tidak cukup, bagaimana untuk membeli pakaian, rumah, atau membayar uang sekolah untuk tiga orang

anak yang menjadi tanggungannya?

"Betapa malunya saya terhadap diri sendiri. Mereka telah terperangkap pada

kemiskinan padahal yang mereka perlukan tidak seberapa dan saya sendiri

mampu membantunya," ujar profesor itu.

Dalam bukunya yang berjudul Bank for the Poor, profesor itu bercerita bahwa beberapa hari

kemudian ia datang kembali dengan ditemani seorang mahasiswanya. Di situ ia menjadi sadar bahwa

mereka membutuhkan modal yang jumlahnya tidak seberapa.

Karena mereka tak punya jaminan, maka akses ke dunia perbankan tertutup.

Maka wajarlah, mereka menjadi sasaran empuk para tengku-

lak dan rentenir. Mereka harus

membayar biaya yang tinggi,

tetapi setiap saat mereka mem-

butuhkan, mereka bisa

mendapatkannya.

Begitu cepat dan mudah. Kon-

sekuensinya mereka harus menye-

rahkan produknya kepada. teng-kulak

itu dengan harga rendah. Mereka pun

terjerat ke dalam ling-karan setan

kemiskinan. Yang mereka butuhkan

adalah pinjaman tanpa jaminan dengan

bunga dan cicilan yang rendah.

"Mahasiswa saya kemudian

menghitung berapa jumlah orang yang

memerlukan bantuan. Wanita tadi

ternyata hanya butuh 22 cents. Orang-

orang yang lain memerlukan dalam

jumlah yang kurang lebih

Anda bisa mendapatkan informasi

lebih dalam lagi, bagaimana Muham-

mad Yunus menolong kaum papa

dalam bukunya: 'Bank For The Poor'

Perjuangan Mohammad Yunus dalam merangkul, menolong, serta memaju-

kan para kaum papa dengan mengajak mereka berusaha dan bekerja.

'Siapa yang

tidak percaya

dan merasa tidak

bisa, hendaknya

jangan meng-

halangiyang

merasa bisa dan

mampu.'

- Muhammad Yunus -

sama. Seluruhnya ada 42 orang, dan total modal yang diperlukan cuma 856 taka,

atau kurang dari US$27. Saya tak memerlukan pemerintah untuk membantu

mereka," ujarnya.

Itulah yang mendasari berdirinya Grameen Bank, yaitu bank untuk kaum papa,

bank yang memberikan pinjaman tanpa jaminan. Sebuah sasaran yang diang-

gap mustahil oleh pemerintah maupun masyarakat perbankan. Muhammad

Yunus, profesor tadi, pendiri Grameen Bank telah merubahnya.

Mereka tidak memiliki

"belief" seperti yang

kita miliki. Selain itu,

kalangan tertentu

merasa tidak senang.

"Ketika kami memberi-

kan kredit untuk rakyat

miskin, banyak ulama

yang menentang karena

kami melibatkan kaum

perempuan," ujar Mu-

hammad Yunus. Selain

kedua hal di atas, masih

ada hambatan-ham-

batan lain yang datang

dari segala arah.

KEMISKINAN

SEPERTI POHON

BONSAI.


Ia tumbuh kerdil

karena akarnya

hidup dalam

wadah terbatas.

Akarnya tak

cukup kuat untuk

mencari makan

ke mana-mana

karena ia

dibatasi.

Anda bisa

saja tumbuh

menjadi besar

seperti raksa-

sa, tetapi Anda

tak pernah

menemukan

caranya.

• • • Melihat Kaum Miskin sebagai Pasar Aktif

Kejadian di Jobra menyadarkan Yunus akan adanya kebutuhan, dan bagi

ekonom kebutuhan berarti pasar. Pertanyaan berikutnya adalah bagaimana meng-

gerakkan kebutuhan ini menjadi pasar?

Sebagian besar orang tidak melihat "pasar" ini dan mereka

yang melihat sekalipun, tidak mempercayainya. Mereka tak

percaya apa yang kita lakukan adalah benar.

Maksud hati membantu orang miskin agar mereka terbebaskan dan bisa hidup

lebih sejahtera, tapi tak seorang pun tahu apa yang harus dilakukan. Tanyakan-lah

pada para ekonom, maka jawaban mereka akan seragam: dibutuhkan peran

pemerintah. Bentuknya bisa bantuan, bisa juga kredit mikro. Tetapi tengoklah apa

yang akan terjadi di kala bantuan diberikan? Tiba-tiba saja ribuan, bahkan jutaan

orang merasa dirinya miskin dan berhak memperoleh bantuan.

"Mereka tidak butuh bantuan pemerintah. Mereka juga tidak perlu pelatihan

untuk survival. Mereka tahu persis bagaimana untuk survive. Dari pengalaman

kami, di mana-mana di seluruh dunia keterlibatan pemerintah dalam pemberian

kredit, apakah kredit mikro ataupun kredit lainnya, tidak berhasil," ujar Yunus.

Mereka tidak perlu modal dalam jumlah besar, tetapi sistem perbankan yang ada

tidak memungkinkan mereka untuk memperoleh pinjaman. Maka kalau pemerintah

terlihat, hampir pasti sistem ini akan terpolitisasi.

"Kredit dan pemerintah tidak mempunyai kemis-tri.

Pemerintah harus mengambil jarak terhadap

mikrokredit," katanya lagi.

Lantas bagaimana pasar ini ditumbuhkan?

"Kami sudah melihatnya, sekarang kami harus menggerakkannya, membuat-

nya menjadi kenyataan," ujar Yunus suatu ketika. "Kemiskinan," katanya lagi,

"adalah... seperti pohon bonsai. Ia tumbuh kerdil karena akarnya hidup dalam

wadah terbatas. Akarnya tak cukup kuat untuk mencari makan ke mana-mana

karena ia dibatasi. Anda bisa saja tumbuh menjadi besar seperti raksasa, tetapi

Anda tak pernah menemukan caranya." Caranya itu akhirnya ditemukan Yunus. Kaum miskin itu harus diubah, dari

orang kampung biasa, dari orang miskin, menjadi seorang wirausaha. Mereka

perlu diberi wadah yang lebih besar agar akarnya bisa keluar mencari makan

sendiri ke mana-mana.

••• Bank untuk Para Pengemis

Pada tahun 1976, Yunus mendirikan Bank Grameen (Grameen berarti daerah

pedesaan atau kampung) untuk kaum papa di Bangladesh. Untuk memperoleh

pinjaman dari Grameen, mereka harus mentaati sejumlah aturan. Grameen hanya

memberikan kredit kepada peminjam individual yang membentuk kelompok

berjumlah lima orang. Gagasannya adalah memberikan tekanan kelompok agar

anggota-anggota menjadi lebih bertanggung jawab untuk mengembalikan pinja-

man. Cara ini dikenal sebagai sistem "grup solidaritas", di mana setiap anggota ke-

lompok kecil ini bertindak sebagai rekan-penjamin pembayaran dan mendukung

usaha satu sama lain. Segera setelah pinjaman diterima mereka sudah harus be-

kerja, berusaha dan mulai mencicil pada dua minggu berikutnya.

Grameen juga mengutamakan sasaran pasarnya pada

kaum perempuan.

Tak diduga ternyata kaum miskin merespons begitu positif.

Mereka percaya inilah jalan keluar yang sudah lama mereka

tunggu. Mereka merasa terbebaskan. Padahal dulu pasar ini adalah

garapan kaum rentenir. Sampai tahun 2004, bank ini telah

menyalurkan pinjaman mikro sebesar US$4,5 miliar, dengan

recovery rate sebesar 99%. Lebih dari 3 juta orang telah menjadi

nasabah. Stephen Covey, dalam bukunya yang ber-judul "The 8th

Habit", mencatat Grameen Bank telah berop-erasi di lebih dari

46,000 desa di Bangladesh dan mempeker-jakan sekitar 12.000

karyawan.

Di Bangladesh, Yunus melihat ada demikian banyak

pengemis. Ketika memulai usahanya, Yunus benar-benar ber-

maksud membebaskan kaum miskin dari kepapaan. Untuk itu,

bantuan tanpa upaya menjadikan mereka sebagai pelaku usaha

yang aktif, bukanlah pilihan yang bijak.

Pengemis hidup miskin, tetapi sebenarnya mereka mau

bekerja, yaitu mengemis. Sekarang tinggal bagaimana

kita mengubahnya.

Pada awal tahun 2004, Yunus membidik pengemis menjadi nasabah Grameen.

Wadah besar itu adalah

kemerdekaan berusaha,

dan yang mereka

butuhkan adalah

modal berupa uang

untuk memulai usaha.

Apakah untuk membuat

furnitur, keranjang

bambu, beternak ayam,

kolam ikan, atau apa

saja. Pokoknya usaha

mandiri dan mengun-

tungkan. Bagi orang

kecil, yang mereka

butuhkan antara US$1

hingga US$100. Yang

diperlukan adalah

akses, bebasjaminan,

dan cicilan ringan.

Alasannya sederhana,

kaum perempuan lebih

teliti, lebih bertang-

gungjawab dalam

mengelola uang dan

mengembalikannya.

Mereka cenderung

menjadi penang-

gung jawab keluarga

miskin, kalau mereka

ditinggalkan atau

diceraikan, maka anak-

anak diurus mereka.

Tidak punya banyak

keahlian untuk bekerja

karena terkondisi untuk

mengurus rumah

tangga. Lagi pula,

kalau memperoleh

keuntungan, akan

digunakannya untuk

keperluan keluarga.

Yunus berangan-angan,

alangkah indahnya

kalau pengemis yang

biasa duduk duduk di

tepi-tepi jalan, mengo-

tori jalan-jalan dengan

kaleng-kaleng kosong

mulai menjual barang-

barang konsumsi dari

rumah ke rumah. Yunus

menasehati mereka.

"Bawalah permen, lilin,

minuman, coklat atau

apa saja. Kalau kalian

letih minta-minta,

berdaganglah. Kalau

tak ada yang mau beli,

silakan minta-minta

lagi. Kalau sudah bosan,

jualan lagi, dan seterus-

nya."

'Kita Semuanya



terpenjara,

namun beberapa

di antara kita

berada dalam sel

berjendela. Dan

beberapa lainnya

dalam sel tanpa

jendela.'

- Kahlil Gibran -

Tak disangka, dalam tempo 4 bulan, sudah 8.000 pengemis menjadi nasa-

bahnya. Mereka menjual apa saja. Karena itulah, maka di bulan April, target yang

semula "hanya" 10.000 nasabah di akhir tahun itu, dikoreksi menjadi 25.000 na-

sabah pengemis.

Seperti yang ditulis oleh Mukul Pandya dan Robbie Sheel (2005), Yunus me-

lihat bahwa para pengemis yang berhasil berwirausaha akan memasuki cara ber-

pikir baru.

Mereka akan dengan sendirinya membuang mangkuk-

mangkuk kaleng yang menandai profesi lama mereka. Mereka

menjadi wirausahawan. Selanjutnya mereka akan

membutuhkan atap untuk berteduh dan menjadi pemilik

warung.

Selanjutnya dapat diramalkan kebutuhan apa yang muncul: rumah, uang

sekolah, modal kerja, dan sebagainya. Kalau sebagai pengemis kreditnya bebas

bunga, maka tahapan Selanjutnya mereka harus membayar bunganya. Itulah yang

akan menghidupkan Grameen sehingga kuenya membesar dan dapat membantu

kaum papa lainnya.

• • • Mereka Tetap Tidak Bisa Melihat

Melakukan hal seperti ini bagi orang-orang tertentu tampaknya mudah. Tapi

bagi yang lainnya ternyata belum tentu.

Sebagian besar orang yang tak dapat melihat peluang

perubahan ini justru menghalanginya dengan mengatakan

tidak mungkin, tidak bisa, gila!, Aneh!, tidak akan berhasil,

dan sebagainya.

Tetapi begitu Anda berhasil, yang lain akan mengatakan bahwa sebenarnya

mereka juga bisa melakukannya asal ada kerja keras.

Dalam tulisannya untuk mendorong orang-orang agar memiliki habit yang

positif, Stephen Covey menyebutkan betapa powerful-nya bekerja dengan gairah

nurani.


Work-heart, bukan work-hard adalah kata kuncinya.

Dengarkanlah apa kata Yunus dalam wawancara khususnya dengan Stephen

Covey.

YUNUS MELIHAT BAHWA PARA PENGEMIS YANG



BERHASIL BERWIRAUSAHA AKAN MEMASUKI CARA

BERPIKIR BARU.

"Saya meninggalkan pola pikir seekor burung, yang memungkinkan kita melihat

segala-galanya jauh dari atas, dari langit. Saya mulai melakukan pandangan seekor

cacing, yang berusaha mengetahui apa saja yang terpapar persis di depan mata saya -

mencium baunya, menyentuhnya, dan melihat apakah ada sesuatu yang bisa saya

lakukan."

Ketika merintis sesuatu yang baru, yang bertentangan dengan pandangan umum, apa yang di-

lakukan oleh Yunus di sini dapat menjadi pelajaran berharga buat kita semua. Yang kelihatan aneh itu

bukanlah melulu sesuatu yang keliru. Bisa Jadi itulah awal bagi sesuatu yang baru yang berlalu di

SIAPA YANG MENUTUP DIRI, DAN HANYA MEMPERCAYAI APA YANG

DIKETAHUI DI MASA LALU, ATAU YANG MENGUNCI PINTU HATINYA

DENGAN DOGMA-DOGMA, AKAN TERBELENGGU SELAMANYA.

Saya sedih melihat be-

gitu banyak orang yang

tidak lentur dan begitu

mudah mengatakan

"tidak bisa"...

'Janganlah iri

terhadap seseorang

yang tengah

melakukan

perubahan dengan

kritik sambil

mengatakan

sesungguhnya Anda

melakukan karena

Anda sayang ke-

padanya. Rasa

sayang dan iri

adalah dua hal

yang berbeda. Rasa

sayang melihat

dengan teleskop,

sedangkan iri mela-

lui mikroskop. Kala

iri, Anda cenderung

mem-perbesar hal-

hal yang tidak

Anda miliki.'

- Paul Masson -

masa depan. Yunus telah menunjukkan bahwa ada cara baru untuk mengentaskan

kemiskinan, bukan dengan bantuan yang membuat rakyat miskin pasif dan terus


Yüklə 1,02 Mb.

Dostları ilə paylaş:
1   ...   7   8   9   10   11   12   13   14   ...   25




Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©azkurs.org 2024
rəhbərliyinə müraciət

gir | qeydiyyatdan keç
    Ana səhifə


yükləyin