Tugas manajemen



Yüklə 1,02 Mb.
səhifə2/25
tarix14.04.2017
ölçüsü1,02 Mb.
#14143
1   2   3   4   5   6   7   8   9   ...   25

memahami bagaimana manusia merespons perubahan, mulai dari cara

berpikir, cara memproses informasi, cara penyebarannya, pengaruhnya,

sampai pada ham-batan-hambatan yang muncul dan membunuh perubahan

itu sendiri.

Saya mengkaji secara khusus sebuah studi tentang genetika perilaku yang

membahas tentang Change DNA dan Entrepreneurship DNA dan melihatnya

dari kacamata strategi perubahan. Akhirnya saya menurunkan model

perubahan itu dengan nama Pola Pikir Re-Code yang gam-barnya sebagai

berikut:

Gambar 1

Pola Pikir Re-Code

Pembagian bab-bab dalam buku ini disusun dengan Pola Pikir Re-Code di atas. Sedangkan proses

Re-Code itu sendiri beranjak dari adanya Hard-Code yang dapat dijelaskan pada gambar 2.

Secara garis besar buku ini menandaskan bahwa penting sekali bagi kita semua berfokus pada

manusia yang menjalankan perubahan itu sendiri, bukan pada alat-alat atau masalah yang kita

hadapi (first who then what). Kita tidak perlu cepat-cepat masuk kepada konsep-konsep bisnis

sebelum memberi perhatian pada cara orang-orang kita berpikir, sebab pada akhirnya konsep- konsep yang hebat itu akan terpu-

lang pada bagaimana para ekseku-tif

menjalankannya. Seringkali kita

berpikir apa yang cocok buat kita,

tapi mereka yang kita ajak bekerja

harus menjalankan apa yang ada di

kepala kita.

Padahal apa yang kita pikirkan

adalah apa yang bisa kita jalankan,

dan belum tentu dapat dijalankan

orang lain. Gambar 3 di bawah ini

menjelaskan Hubungan Antara

Pikiran dan Karakter manusia de-

ngan hasil akhir yang bisa kita capai

(results) seperti bongkahan es yang

sebagian berada di atas air (tidak

terlihat).

Semua itu beranjak dari proses berpikir dan modal dasar yang dimiliki (karakter) yang diper-

kaya oleh bagaimana organisasi membentuk kita dan bagaimana orang-orang di sekitar kita

berpikir. We are what we think adalah pernyataan yang sering Anda dengar. Tetapi kita juga se

ring mendengar ucapan yang lainnya: You are who your friends are. Artinya pikiran-pikiran Anda

Gambar3 juga dibentuk oleh lingkungan Anda. Oleh karena

Hubungan Antara Pikiran itu membentuk pikiran bersama-sama, bagaimana

clan Karakter dengan Hasi!

suatu hubungan dibangun dan bagaimana kita sekali-

Hasil/Kinerja an berpikir menjadi sama pentingnya

dengan bagaimana kita pribadi berpikir.

Di bawah permukaan air, selain apa yang kita pikir-

kan juga ada apa yang kita rasakan (emosi). Keduanya

membentuk perilaku kita. Itulah yang akan muncul

dalam bentuk kebiasaan atau habit kita. Dan hasil

yang kita capai Semuanya merupakan outcomes dari

kebiasaan-kebiasaan tadi. Dengan demikian, kalau kita ingin memperbaiki kinerja kita, maka jalan terbaik yang harus kita lakukan adalah

dengan menyentuh karakter dan cara berpikir.

Ketiga gambar di atas itulah yang merupakan pokok pikiran buku ini.

Filosofi

Re-Code adalah sebuah konsep yang sangat kaya dengan filosofi. Mungkin karena

Re-Code menyangkut perjaianan manusia, maka dituntut banyak renungan, refleksi, dan

pemikiran tentang keberadaan dan cara berpikir manusia itu sendiri. Kita sebagai

manusia mengalami konflik, rasa takut, amarah, benci, kekaguman, cinta, sekaligus

simpati dan respek. Kita mengalami berbagai perasaan saat menghadapi sesuatu yang

berubah.

Sejarah perjaianan manusia antara lain ditandai dengan berbagai bentuk perlawanan

terhadap siapa saja yang melakukan perubahan. Terlebih dalam social change, nenek

moyang kita telah mengadili, meludahi, menembaki dan membunuh orang-orang hebat

yang sekarang tinggal dalam kenangan. Padahal tanpa mereka kita belum tentu bisa

menikmati kedamaian, cinta kasih, harapan, kebebasan, respek, sekaligus

kemerdekaan. Semua itu menyisakan banyak pertanyaan sekaligus harapan, yaitu agar

Tuhan mengampuni nenek moyang kita yang gagal membaca tanda-tanda zaman.

Kita perlu menutup buku ini dengan pandangan-pandangan para filsuf dalam

menghadapi perubahan dan memberi jalan bagi kita dalam melakukan Re-Code. Kita

perlu melihat cara berpikir penganut filosofi teleologi (perencanaan dan visi), evolusi

(seleksi alam), life cycle (aturan alam), dan tentu saja falsafah dialektik (konflik)

sehingga memperkaya wawasan dan kejatidirian kita dalam menyokong pembaharuan.

Bagi manusia, adalah sebuah kebahagiaan berhasil merampungkan sebuah

pemikiran. Tetapi apalah artinya sebuah pemikiran kalau tak berhasil meninggalkan jejak

bagi pembaharuan itu sendiri. Maka marilah kita berkemas-kemas, bergerak, dan

menyelesaikannya. READER'S GUIDES

Dipersembahkan untuk

semua orang yang

mencintai perubahan..,

Untuk para penjaga

pusaka, yang selalu

merasa benar dan paling

bermoral agar selalu

terbuka dan tidak selalu

merasa benar...

Untuk para pembangkang

yang berorientasi ke masa

lalu...


Untuk mereka yang selalu

berkaca pada kepentingan

hari ini dan di sini,

agar memperoleh kearifan

yang melapangkan jalan

pembaharuan...

Untuk anak-anakku,

Fin dan Adam

Istriku Elisa

Serta seluruh orang yang

berjuang untuk hidup

yang lebih bermartabat...

1.KIasifikasi

Untuk mempermudah membaca, maka dilakukan pengklasifikasian isi atau bentuk

tulisan, yakni selain menyajikan tulisan utama dan penonjolan pesan-pesan utama

(main message), disediakan juga ruang di samping tulisan utama (side bar) yang

ber-fungsi sebagai ruang tambahan informasi, observasi, dan quotes dari topik

terkait.

2. ikon

Di dalam side bar, terdapat tanda-tanda petunjuk informasi.

Ikon Informasi. Umumnya berupa informasi atau pe-san

tambahan dari pesan utama sebagai pendukung.

Ikon Quotes. Kumpulan quotes dari orang-orang ter-

nama yang ada di dalam dunia ini dan juga dari penu-lis,

sebagai kaitan atau pendukung topik terkait.

Ikon Komentar. Komentar penulis terhadap pesan atau topik

yang terkait.

Ikon Rekomendasi. Saran dari penulis kepada pembaca untuk

membaca buku atau menonton film yang direkomendasikan.

3. Skema Pola Pikir Re-Code

Skema ini terdapat di setiap "Bagian", yang berfungsi sebagai inti sari dari pesan

yang akan disampaikan dari "Bagian" buku ini.

"BACALAH BUKU INI SAMPAI SELESAI, JIKA ADA BAGIAN

YANG TIDAK MENARIK BAGI ANDA, LEWATI SAJA!

TETAPI, JANGAN BERHENTI SEBELUM ANDA

MEMBACA SAMPAI SELESAI!

INTRODUCTION

• Banyak masalah yang kita hadapi di abad 21 ini. Dunia sudah berubah, tuntutan-tuntutan

baru bermunculan, organisasi dan penampilan sudah kita ubah. Tapi manusianya belum.

Ketika pikiran para pemenang di abad ini sudah jauh di depan, pikiran-pikiran sebagian besar

orang kita masih di masa lalu.

• Banyak orang menyatakan "Dari dulu kita sudah begini, mau diapakan lagi?" Seakan-akan

ada faktor keturunan, semacam genetika yang terkode dalam DNA perilaku orang perorangan

dan terkunci di sana.

• Ketika kita membawa generasi baru atau orang-orang baru sebagai change agent, yang

tujuannya mengubah, ternyata mereka malah larut menjadi sama dengan orang-orang lama.

Mengapa demikian?

• Ternyata super CEO atau eksekutif yang sukses di perusahaan besar saja belum tentu sukses

saat kita "import" untuk melakukan transformasi. Diperlukan lebih dari sekadar leadership.

• Alam mengajarkan bahwa persaingan mengakibatkan terjadinya evolusi. Kompetisi bisa

membuat kita berubah, tetapi mengapa kompetisi di sini lebih banyak mematikan daripada

menghidupkan? Kompetisi dalam bidang bisnis juga terbukti telah melahirkan spesies baru

yang sama sekali tidak dikenal orang-orang lama. Spesies baru itu diciptakan justru oleh

mereka "yang tak berpengalaman".

• Dalam tiap transisi evolutif itu kita punya kecenderungan menyangkal. Ada semacam grief

cycle (siklus kesedihan), mulai dari menyangkal, marah, frustrasi, negosiasi, sampai pada

pasrah dan menerima.

• Sebuah tantangan bagi ilmu-ilmu tradisional telah muncul. Termasuk tantangan dalam ilmu

pemasaran, yang terkesan tradisional dan belum bisa menjawab kebutuhan-kebutuhan baru.

Dunia pemasaran memerlukan Re-Code untuk menjawab tantangan zaman. 1 Re-Code AGASAN penulisan buku ini diperoleh dari

segudang perjalanan yang saya alami

sepanjang 2005-2006. Me-nyaksikan

perubahan dari sebuah padang pasir menjadi kota

dagang yang kaya di Dubai, melihat geliat ekono-mi

Afrika, menyaksikan orang-orang eks negara-negara

komunis meng-adopsi ekonomi pasar di Eropa Timur,

Rusia dan Cina, serta membawa pengusaha-pengusaha

kita berbisnis di mancanegara. Selain itu tentu saja

kesempatan luas yang saya dapatkan saat mengelola

institusi pemerintahan, dan keterlibatan saya pada

sejumlah perusahaan, baik BUMN, swasta nasional, dan

asing, serta dunia pendidikan.

G Sekelompok orang itu

adalah anak-anak

Gypsy yang tinggal di

emperan toko dan dike-

nal sebagai pengutil

dompet para turis.

Kehidupan

kaum gypsy di masa

lampau

Saya mulai dahulu dengan salah satu perjalanan inspiratif di Eropa Timur,



Juni 2006 sebagai prolog pada awal bab ini.

Musim panas di Eropa saat itu membuat para eksekutif malas bekerja. Kedai-

kedai kopi di tepi-tepi jalan di Praha (Ceko) dan Budapest (Hungaria) ramai

dikunjungi pembeli. Sore hari, di tengah-tengah kerumunan yang padat, mereka

berteriak-teriak mengelu-elukan para pemain sepakbola yang sedang berlaga di

Piala Dunia 2006. Sebuah televisi berlayar lebar teronggok tegak di tengah-tengah

lingkaran.

Sambil menenggak segelas bir dingin, sesekali orang-orang dalam kerumun-

an itu bersorak, menarik nafas panjang, dan bertepuk tangan. Sementara itu di

lapisan paling luar,

sekelompok orang berpakaian agak lusuh bergerak tiada henti

dengan mata setengah liar seperti seekor heyna vane sedang,

mengamati calon mangsanya.

••• Dibentuk oleh DNA yang Baku

Tak ada yang bisa menjelaskan mengapa kaum Gypsy tidak bisa berubah atau

diubah menjadi manusia modern yang hidup dengan bekal pendidikan yang me-

madai dan tidak lagi hidup nomaden, apalagi mengutil dan menjarah milik orang

lain. Di Praha, sebagian orang Gypsy yang berketurunan demikian cepat mulai di-

anggap sebagai sumber masalah. Kalau jumlah mereka tambah begitu cepat, dan

menjadi mayoritas, maka bisa Jadi kota yang mereka tinggali akan diatur dengan

ketentuan berdasarkan standar orang-orang Gypsy.

Sebagian orang yang mengerti sejarah hanya bisa mengatakan:

"Dari dulu mereka sudah begitu. Mau diapakan lagi?" Seorang

yang berlatar belakang pendidikan biologi memberitahu saya bahwa

ada unsur pembentuk perilaku yang terbawa dalam gen mereka. Dalam ilmu genetika

biologi, katanya, unsur itu disebut DNA, sebuah singkatan dari deoxiribo nucleoid acid.

Itulah molckul pembawa sifat.

"Anda tak bisa mengubah mereka begitu saja," ujarnya.

"Kecuali Anda memberikan treatment khusus pada

kode-kode pembentuk DNA itu."

Kaum Gypsy adalah

bangsa pengelana yang

menjajakan akrobat

dan tarian jalanan sejak

abad pertengahan di

Eropa Barat. Datangn/a

dari tempat yang tera-

mat jauh: India. Cuma

itu yang mereka tahu.

Selanjutnya, sepanjang

sejarah mereka dikenal

sebagai pengelana dan

pengutil. Kumuhdan

malas. Menjadi sampah

kota dan mulai diang-

gap mengganggu.

Itulah yang kita sebut dengan Re-Code (membentuk atau menata kembali kode-kode

sebuah sel pembentuk sebuah organ agar organ itu dapat menjalankan fungsinya seperti

yang kita inginkan). Kode-kodenya ditata kembali, untuk mela-hirkan manusia-manusia

baru pembentuk sebuah komunitas. Manusia-manusia yang bergerombol juga harus

dibentuk kembali kodc-kodenya.

Seorang ahli perilaku yang kin berpendapat sedikit berbeda. Baginya, sejak lahir

manusia sesungguhnya tidak punya masalah. Mereka bisa saja punya mole-kul-molekul

DNA yang bagus. Tetapi unsur-unsur pembawa sifat itu berinteraksi dengan

lingkungannya. Dalam proses interaksi itu unsur-unsur yang bagus bisa terbelenggu oleh

berbagai unsur lain sehingga tidak muncul ke atas permukaan.

Kaum Gypsy bisa Jadi bukanlah sebuah etnik yang dari sananya sudah berka-rakter

heyna (serigala hutan). Bisa Jadi, dulunya mereka adalah kaum baik-baik. Mereka mencari

makan dengan halal dan berpindah-pindah mencari kebebasan. Pada masa-masa tertentu

kode-kode sel mereka cocok (fit) dengan tuntutan za-mannya. Pada masa itu orang-orang

sangat bersahabat, hidup berkomun.al, berbagi, saling menjaga dalam suasana yang

altruistik.

Waktu pun berlalu dan desa-desa pun berubah menjadi kota, kota-kota berubah

menjadi metropolitan. Dan para petani berevolusi menjadi pegawai dan wirausaha industri.

Hidup menjadi lebih tertata, tetapi kota semakin dipenuhi oleh sampah-sampah sisa

konsumsi. Pendidikan menjadi sangat penting, dan barang siapa yang tidak melewati jalur

sekolah akan memasuki dunia yang penuh dengan kegelapan.

Seperti patung indah

yang terbelenggu oleh

batu-batu pemben-

tuknya, manusia juga

terbelenggu oleh tradisi

dan dogma.

Heyna adalah serigala

hutan Afrika yang rakus

dan pemburu binatang-

binatangjinak. Mereka

berburu beramai-ramai

dengan lidah menjulur

keluar. Dalam film

Lion King, sosak Heyna

digambarkan sebagai

hewan yang licik. Tatkala desa-desa telah berubah, kaum Gvpsy ternyata tidak.

Mereka tetap hidup seperti apa adanya.

Vladimir llich Lenin

(1870-1924) adalah

tokoh sentral di balik

revolusi Rusia dan PM

pertama Uni Soviet

(1918-24). Dialah yang

meletakkan dasar-dasar

marxisme dalam praktik

pemerintahan. Pada ta-

hun 1917, ia memimpin

Bolshevik dan meng-

kudeta kekuasaan Tsar

dan pada 1918 menjadi

kepala negara.

Kekalahan atau



kegagalan yang

berulang-ulang sudah

menunjukkan bahwa

kepemimpinan tidak

efektif, namun Anda

akan menemukan

sejumlah kejanggalan.

Bukannya introspeksi,

banyak pemimpin yang

menyerang orang lain

sebagai penyebab.

Sambil mengelus-elus

dagunya, mereka

merapatkan pasukan

dan membentengi diri

secara berlebihan.

Tidak bersekolah, tidak menuruti aturan dan tidak bertempat tinggal tetap.

Kenapa sekarang hidupnya dijalani seperti ini? "Karena kemarin juga seperti

ini." Itu saja. Sementara itu dukungan dari lingkungan untuk hidup bebas di

jalanan sudah berkurang. Akibatnya mereka menjadi seperti cerita di atas. Ketika

pekerjaan sebagai penghibur seperti burung-burung kenari yang pandai berceloteh

tidak lagi memperoleh tempat, mereka beralih menjadi serigala heyna yang lapar

dan liar.

••• Pegawai negeri dan Sindroma Perusahaan-

perusahaan Tua

Terkunci dengan DNA yang tidak "berbuah" tentu saja bukan fenomena kaum

Gypsy belaka. Di Eropa Timur saya juga menyaksikan pegawai-pegawai negeri

yang malas dan sama sekali tidak ramah. Moscow, misalnya, adalah sebuah kota

yang cantiknya tidak kalah dengan kota impian para wanita yang penuh dengan

wewangian parfum: Paris. Perekonomian Moscow memang sudah sangat maju,

bahkan kebebasan berpikir warganya sudah jauh lebih hebat dari orang-orang

Eropa Barat. Tapi bagaimana pegawai-pegawai negeri menangani tamu-tamunya

sungguh jauh di bawah standar.

Di bandara Moscow, jantung Anda mungkin akan berdegup lebih keras

ketimbang ketika mengelilingi Lapangan Merah yang dulu terkenal sebagai lam-

bang kekuasaan komunis yang bengis.

Satu-satunya peninggalan pemerintah komunis yang

malas Senyum di Lapangan Merah cuma tinggal di

Moseleum dengan jasad kamerad Lenin vans yang masih

dijaga tentara.

Selebihnya, sepanjang mata memandang di sekeliling Lapangan Merah hanya

hamparan toko dan mal dengan merek-merek aneka busana fashion modern dari

Amerika. DKNY, D & G, Esprit, Levi's, The Body Shop, Starbucks, Citibank dan

sebagainya. Pedagang itu beserta pegawainya tentu jauh lebih ramah dan pasti

tahu apa yang diinginkan calon pembeli.

Kita beralih ke Bandara Moscow. Di sini jantung Anda akan berdegup keras

manakala Anda berhadapan dengan petugas imigrasi sekadar untuk memperoleh

stempel di paspor Anda sebelum meninggalkan negeri beruang ini. Sama sekali

tiada senyum, dengan muka yang sangat tegang, kulit wajah mereka ditarik ke

belakang. Bahkan sapaan manis seorang gadis cantik dengan ucapan "good mor-

ning" saja tak dijawabnya. Mereka cuma melihat dengan tatapan dingin, lalu sibuk

membuka-buka paspor Anda. Lembar demi lembar dibuka, seakan-akan ia sedang

mencari seorang pelarian yang hendak menerobos keluar dari tirai besi. Mereka

tak peduli dengan kegelisahan kita yang menanti lama pada antrian yang terus memanjang

ke belakang.

Kadang mereka setengah mengeluh, atau berteriak-teriak dengan suara agak berat

memanggil petugas-petugas lainnya. Karena tak pandai berbahasa Inggris, maka mereka

memberi perintah pada Anda dengan bahasa tubuh. Karena tangan dan tatapan matanya

milik tentara, maka gerakannya sangat kaku. Itu semua membuat Anda yang antri - yang

sebagian anggota keluarganya sudah berhasil lolos ke batas imigrasi - sangat cemas.

Sementara itu petugas di kotak sebelah memilih untuk bercakap-cakap dengan sesama

mereka ketimbang melayani. Berbeda benar dengan kasir-kasir di supermarket-atau toko-

toko bermerek yang ramah dan segera membuka konter tambahan, manakala dilihatnya

antrian di konter-konter lain sudah mulai memanjang.

Seringkali saar bepergian ke luar negeri, misalnya, saya sengaja tidak membawa koper

banyak, cukup yang saya tenteng saja. Dengan demikian saya bisa segera melompat keluar

buru-buru dari bandara dan menemui keluarga.

Tetapi kejadian-kejadian yang menjengkelkan selalu saja terjadi di konter-konter

imigrasi kita.

Hampir s et iap saat, saya melihat petugas imigrasi tidak

ada di meja konter mereka. Saya terpaksa harus me-nunggu

pada antrian paling depan, yang belum tentu

petugas membuka konter itu.

Mengapa mereka tidak duduk standby di konter-konter itu? Sudah begitu, mereka juga

tidak terlatih unruk memberi Senyum, mengucapkan salam, atau bahkan membalas ucapan

terimakasih. Warna konternya yang coklat muram, bersama-sama dengan penerangan

bandara yang sungguh redup, membuat kita harus menahan amarah dan menyesali

pelayanannya.

Lapangan Merah,

di mana jenazah

Lenin diawetkan

dan dipertontonkan

kepada para turis.

Kadang saya berpikir,

apa bedanya mereka

dengan pegawai-pega-

wai negeri di negara

kita?


Pengalaman ini meng-

ingatkan saya mengenai

pelayanan publik di

bandara kita sendiri.

'Sadarkah Anda

bahwa birokrasi

bisa membunuh.' -

Jeff lmelt-

(CEO General Electric)

Pelayanan prima

(service excellence)

tidak dapat diperoleh

begitu saja. Bintang

lima identik dengan

servis yang datang dari

pekerja profesional

yang dibentuk dengan

fondasi nilai-nilai yang

kuat dan pelatihan-

pelatihan berkala.

'Lihatlah dengan

mata kepala

sendiri, tetapi

percayalah

nalurimu!' -

Salomon Asch -

Mengapa Pegawai Negeri Sipil tak bisa memberi

pelayanan prima berkelas Bintang lima?

Itu hanya sekelumit kisah di pintu imigrasi. Kejadian-kejadian yang sama tentu

juga kita saksikan di kantor-kantor kelurahan, kantor kecamatan, kantor polisi,

bahkan kantor-kantor pelayanan kesehatan. Selain petugasnya tampak kurang

bergizi dan tak bergairah, gedung-gedungnya tampak kusam, toiletnya tidak ber-

sih dan lampunya redup. Setiap kali kita berhubungan, mata-mata setengah curiga

memandang begitu asing. Mereka tidak merasa perlu dengan kita, meski kita telah

menjadi salah seorang yang membayar gaji mereka.

Kejadian berikut ini kami alami sendiri pada awal tahun 2006 di sebuah kan-

tor kelurahan. Kisah ini menjelaskan bagaimana sikap dan tanggung jawab petu-

gas kelurahan terhadap inisiatif warganya.

Pada saat itu saya dan keluarga baru saja membicarakan tentang kesehatan

warga yang tinggal di daerah rumah tempat tinggal kami. Selain mengelola rumah

baca untuk anak-anak di kampung, kebetulan istri saya juga menjadi pengurus

posyandu. Sebagai pengurus, tentu ia paham betul apa yang dirasakan oleh sesama

kaumnya menyangkut soal kesehatan. Apalagi Posyandu itu terletak di halaman

rumah kami. Maka saya tak merasa heran bila belakangan ini saya melihat kege-

lisahan pada wajahnya.

Selain karena biaya mahal, warga yang tidak mampu

juga mengeluh betapa sulitnya memperoleh surat ke-

terangan dari RT/RW dan kelurahan.

Maka kalau ada orang kampung yang harus dirawat inap, saya selalu menjadi

tahu. Saya selalu menyaksikan ibu-ibu Posyandu saling berbagi dan mengurus pa-

sien hingga bisa keluar dari rumah sakit. Menyadari hal itu maka kami mulai ber-

pikir untuk menyelenggarakan sendiri pengobatan cuma-cuma. Tugas saya adalah

menyebarkan niat ini pada para kerabat dan mencari bantuan. Gayungpun ber-

CNI ternyata tidak ingin tanggung-tang-gung. CNI

menurunkan enam orang dok-ter, yang dibantu

oleh sejumlah petugas medik pembantu serta

membawa obat-obatan dalam jumlah besar. Tapi

yang membuat saya bergairah, kami diberi target

minimal harus mendatangkan se-ribu orang

pasien oleh CNI. Saya dan istri segera melakukan

persiapan. Waktunya pun sangat singkat, yaitu

dua minggu. Kami segera mengundang teman-te-

man pengurus RT karena kebetulan saya

dipercaya sebagai ketua Bamus (Badan

Musyawarah). Seorang anggota polisi, pembina

yang ditugaskan, memberitahu kami bahwa

kegiatan serupa di kelurahan bebarapa waktu

yang lalu, hanya diha-diri beberapa puluh orang

saja. Ketua RT mengatakan beberapa waktu yang

lalu salah satu partai politik melakukan kegiatan

serupa hanya dikunjungi oleh 90 orang pasien.

Bagaimana mungkin seribu orang?

Seperti biasa, saya selalu menem-patkan


Yüklə 1,02 Mb.

Dostları ilə paylaş:
1   2   3   4   5   6   7   8   9   ...   25




Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©azkurs.org 2024
rəhbərliyinə müraciət

gir | qeydiyyatdan keç
    Ana səhifə


yükləyin