kelas satu. Semua orang harus mulai terbuka terhadap pasar dan menghargai adanya profesi lain
di luar insinyur yang memberi kontribusi sama pentingnya terhadap pengembangan produk.
Business Week menulis, di era Groove dan Barrett, "Siapa pun yang tidak terlihat dalam produksi
PC dianggap warga negara kelas dua." Tetapi belakangan Barret menyadari kesalahannya.
"Budaya itu," katanya lagi, "Tanpa saya sadari telah melahirkan semak-semak
creosote." Creosote adalah sejenis pohon yang mengandung minyak yang
mematikan. Siapa pun yang tumbuh di sekitar-nya, kalau tertetes getahnya, akan
mati. Microprocessor yang demikian dominan telah mematikan pikiran-pikiran untuk
menumbuhkan produk-produk lainnya. Akibatnya mereka sangat dikuasai oleh belenggu-
belenggu yang menutup diri dari siapa pun, termasuk orang-orang baru yang hebat di
tempat lain. Sekarang, kalau Anda mampir di kantor pusat Intel, di kafetaria untuk
karyawan mulai disediakan aneka makanan dari segala penjuru dunia. Sushi dan
Kim Chi mulai tampak. Padahal dulu cuma ada makanan khas bule, yaitu roti
lapis dan sosis yang dingin.
Sesungguhnya tiap
generasi punya
pandangan yang ber-
beda-beda, yang
penting jangan ada
yang mengipasi orang-
orang tua agar bereaksi
berlebihan!
Tentu saja semua orang bertanya-tanya apa yang membedakan Otellini dengan
para pendahulunya? Kepada majalah Time ia menjelaskan cara berpikirnya.
"Gordon (Moore) adalah genius yang pernah dimiliki Intel.
Andy (Groove) adalah guru manajemen. Craig (Barrett)
mempunyai legacy dalam membangun fasilitas manufaktur
dalam era yang menurun. Lantas saya ini apa? Saya hanya
ingin dikenang sebagai orang produk."
Mengapa ia ingin dikenang sebagai orang produk?
Jawabnya mudah. Dengan strategi berbasiskan pengembangan produk, pe-
rencanaan dan desain Intel akan keluar dari kegelapan. Produk bukan berarti
produksi, produk berarti pemasaran. Ini berarti struktur Intel akan berbasiskan
produk, dan akan lebih banyak product variety dari masa-masa sebelumnya.
• • • Kunci Perubahan: Persetujuan Groove
Semua orang sudah melihat Otellini akan berhadapan dengan Groove. Dan
seperti yang sudah kita saksikan, benturan antara kakak dan cucunya ini tak dapat
terhindarkan. Apalagi Otellini sudah mulai membusuk-busukkan segala yang dirintis Groove: Produk, logo, branding, strategi, sampai ke struktur dan kultur.
Semua orang tahu Groove adalah seorang yang keras dan mottonya sangat dike-
nal: Only paranoid can survive. Semua juga tahu betapa besar kharismanya dan
tentu saja jangan coba-coba berdebat.
Ditambah dengan keluhan-keluhan dari anak buah yang memilih hengkang
daripada menyaksikan perubahan, tentu cukup membuat Groove berang. Majalah
Business Week yang terbit awal 2006 melaporkan bagaimana tegangnya suasana ra-
pat tahunan yang digelar pemimpin baru Intel di hadapan sekitar 300 manajernya
di Santa Clara 20 Oktober 2005. Masalahnya, rapat itu juga dihadiri pemimpin
yang sangat dihormati seluruh karyawan dan manajer Intel: Andy S. Groove.
Lebih-lebih lagi, dalam rapat itu, yang melakukan presentasi adalah bukan pria
berkulit putih, melainkan Eric B. Kim, direktur pemasaran keturunan Korea, eks
Samsung. Dalam presentasinya Eric juga berujar dingin tak mempedulikan budaya
Intel yang sangat mengagungkan masa lalu.
Semua orang terdiam saat Kim mengusulkan untuk
membunuh segala legacy yang dibangun Groove : logo,
simbol e, kata Intel Inside, produk, merek Pentium dan lain-
lainnya. Semua yang hadir kenalbetul bagaimana suara
bariton Groove keluar, saat ia meledak marah.
Ternyata, di luar dugaan banyak orang, kita semua keliru. Groove ternyata
tidak marah, tidak merasa terhina. Ia menerima semua rencana itu dengan lapang
dada.
"Saya ingin mengatakan." Katanya seperti yang dicatat Business Week,
"Saya melihat program ini sebagai salah satu mani-festasi
terbaik yang pernah saya lihat di sini, yang menggabungkan
nilai-nilai Intel: Pengambilan risiko, kedisiplinan, dan
orientasi pada hasil. Saya mendukung sepenuhnya."
Semua orang berdiri, bertepuk tangan.
Itulah awal dari sebuah proses, proses
perubahan yang membawa Intel ke dunia
yang sama sekali baru.
Dan hilang sudah segala kecemasan atau keragu-raguan yang dapat mendong-
kel seorang CEO dari kursinya. Sekarang semua sudah jelas dan tak ada lagi ka-
sak-kusuk yang mempertanyakan Otellini.
'Seorang murid
tidak pernah
menilai dirinya
sendiri.'
- Muhammad Jusuf Kalla -
Groove ternyata menya-
dari bahwa zaman telah
berubah dari ia telah
mencetak sejarah. Ia
telah mengantarkan
generasi baru Intel ke
zaman yang lebih indah.
Sekarang giliran orang
lain untuk mencetak
sejarah yang lain.
'Tidak ada orang
yang melakukan
kesalahan lebih
besar daripada
seorangyang tidak
melakukan
apa-apa dan
tidak mengubah
apa-apa, karena
dialah orang yang
melakukan paling
sedikit.'
- Edmund Burke - He may go!
Tetapi akan berhasilkah Otcllini membawa Intel ke masa depan yang lebih
baik? Tak seorang pun yang tahu. Seperti yang sering dikatakan,
"Suatu ketika Anda akan diberitahukan: Change or Die.
Tetapi ketika Anda lakukan perubahan, Anda juga akan diberi
peringatan: Hati-hati, organisasi bisa mati karena perubahan
yang Anda kerjakan".
Sementara itu, "Pada setiap keberhasilan upaya perubahan, selalu ditemui satu
peristiwa kegagalan di tempat yang lain."
Arab Saudi
1943-4 Januari 2006
LATAR BELAKANG
1943: hir di Shindagha, La
Dubai.
1971 - 2006: Menjadi Perdana
Menteri dan pemimpin Dubai
hingga ia wafat.
2-3 November 2004: Sempat
menjadi Presiden UEA saat
kematian Sheikh Zayed bin
Sultan Ai Nahayan sampai
diploklamirkannya presiden
UEA yang baru, Sheikh Khalifa bin
Zayed AI Nahayan tanggal 4
November 2004.
Sheikh memerintah kerajaan
Dubai bersama kedua adiknya,
Sheikh Mohammad (Putra
Mahkota dan Menteri
Pertahanan) dan Sheikh
Hamdan (Menteri Keuangan).
4 Januari 2006: ia meninggal
terkena serangan jantung di
Australia.
Posisinya diambil alih oleh
adiknya Sheikh Mohammad bin
Rashid AI Maktoum sebagai
Pemimpin Dubai.
SHEIKH MOHAMMED BIN RASHID AL MAKTOUM:
MENGUBAH PADANG PASIR MENJADI
"HONGKONG OF THE MIDDLE EAST"
Pada tanggal 18 Februari 1968, di sebuah tenda berjendela di tengah-tengah
padang pasir yang menyengat, bertemulah dua orang bangsawan Arab. Yang satu
adalah Sheikh Zayed, penerus tahta Emir Abu Dhabi, dan satu lagi Sheik Rashid,
pangeran penerus tahta Dubai. Mereka bertemu untuk menindaklanjuti pembica-
raan yang sudah dirintis selama bertahun-tahun untuk melahirkan sebuah federasi
yang terdiri atas berbagai kekuasaan di Arab. Sheikh Rashid atau Sheikh Moham-
med bin Rashid Al Maktoum saat itu baru saja tiba dari London setelah menye-
lesaikan studinya sebagai kadet di Aldershot, sekitar 40 mil sebelah selatan ibu
kota Inggris. Ia masih ingat betul ucapan Sheikh Zayed yang mengawali peristiwa
bersejarah bukan saja bagi dirinya, melainkan juga bangsanya.
"So, Rashid, sekarang bagaimana? Jadikah kita membentuk federasi itu?,"
tanya Sheikh Zayed.
Tanpa terlalu banyak berpikir Sheikh Mohammed Bin Rashid
segera menjawab: "Ulurkan tanganmu Zayed. Mari kita
bersepakat, kita bangun negeri tercinta ini bersama-sama.
Andalah Presidennya." Mereka berpelukan.
Itulah awal bagi terbentuknya sebuah union, yang kelak
dikenal sebagai Uni para Emir Arab, atau Uni Emirat Arab
(UEA).
Lompatan bersejarah itu kemudian dilengkapi oleh empat orang Emir lain- nya, yang masing-masing datang dari Sharjah, Ajman, Fujairah, dan Umm Al-
Qawain pada tanggal 2 Desember 1971. Sejak itu masing-masing membuka diri,
saling membantu, membuka jalan dan menyiapkan masa depan yang baru. Saat itu
Sheikh Mohammad Bin Rashid dipercaya menjadi Perdana Mentri.
Terbentanglah segala angan-angan di kepaja Mohammad. Ia
ingin melakukan dua transformasi sekaligus.
••• Rusa yang Gesit
Mungkin inilah keistimewaan sebuah kerajaan. Selain kekayaan yang terpu-
sat, kekuasaannya pun diyakini punya daya pengaruh yang kuat. Tetapi abad 20 di
seluruh dunia, berbagai kerajaan mulai tampak kehilangan auranya, menyusul cara
berpikir masyarakat yang jauh lebih modern dan lebih kritis. Kalau rajanya tidak
cerdas, sudah pasti kerajaan tinggal menjadi simbol sejarah belaka. Hal ini disadari
betul oleh para Emir. Itulah sebabnya Pangeran berpendidikan Barat ini segera
mengambil langkah-langkah strategis. Sebuah rencana strategis tentang masa
depan UEA segera dicanangkan.
Siapa pun yang baru saja keluar dari Benua Afrika dan
mendarar di negara-negara teluk, dengan cepat mem-
bayangkan bahwa Timur Tengah tak ubahnya dengan rusa
yang jinak.
Di alam rimba Sabana di Afrika, rusa-rusa yang jinak akan segera menjadi
sasaran empuk binatang-binatang lain seperti singa, leopard atau bahkan srigala.
Sebagai penghasil minyak yang kaya, raja-raja Arab punya daya dorong yang
kuat untuk hidup bersantai-santai, menikmati kekayaan alam warisan Tuhan.
Dengan berperilaku demikian sudah pasti mereka akan menjadi sasaran empuk
hewan-hewan ekonomi bernaluri rimba.
Menyadari hal itu, Sheikh Mohammad Bin Rashid yang gemar membuat
puisi-puisi indah, melontarkan filosofi hidupnya.
"Whether you are a deer or a lion, you have to run fast to
survive," katanya.
Maklumlah, di pagi-pagi buta, manakala rusa-rusa jinak belum puas betul
menikmati tidurnya, rombongan singa sudah pasti memburunya. Supaya Selamat,
rusa-rusa itu tdak cukup hanya harus hidup berkelompok dan saling melindungi
diri, melainkan mereka juga harus bisa berlari kencang dengan gesit. Ucapan Mo-
hammad di atas rupanya sungguh membekas di hati para pengikutnya.
Supaya hidup, mereka semua harus bekerja keras dan bekerja
cepat. Supaya bisa bekerja cepat, mereka semua harus bisa
membangun sistem yang simpel dan berpikir simpel.
1. Transformasi
pemerintahan.
Yang ingin dilakukan
sederhana saja,
yaitu ubah bentuk
pemerintahan yang
kental dengan warna
dunia ketiga yang
korupdan lamban,
menjadi semacam
korporasi yang sehat,
responsif, modern, dan
menyejahterakan para
"pemegang sahamnya"
(yaitu rakyat UEA). 2.
Menyulap padang
pasir yang kering
kerontang menjadi
pusat belanja yang
ramai, seramai
Hongkong. Kelak di
atas tanah Arab ini akan
didiami oleh para
profesional yang datang
dari manca ne-gara.
Mereka akan tinggal
digedung-gedung
pencakar langit yang
tertata baik, dengan
layanan jasa istimewa,
cepat dan profesional.
Baginya Arab tak bisa
terus menerus meng-
gantungkan hidupnya
pada minyak.
'Hanya sedikit
yang mem-
bedakan manusia
satu dengan
lainnya, tetapi
Perbedaan kecil
itu dapat menjadi
besar. Yaitu
manakala ia
positif atau
negatif.'
- Laurie Coots -
(Searah jarum jam) Dubai dahulu dan sekarang
"Saya tidak tahu apakah saya dapat disebut sebagai pemimpin yang baik, tetapi
saya adalah seorang pemimpin. Dan saya mempunyai visi. Maka saya sudah
membayangkan 20 tahun, 30 tahun ke depan. Saya belajar dari ayah saya,
Sheikh Rashid. Dialah pemimpin, bapak bagi rakyat Dubai. Saya mengikuti
langkah-langkah yang diteladani al-marhum. Dia selalu bangun pagi-pagi, dan
berjalan seorang diri me-ngontrol proyek-proyek penting. Saya melakukan hal
yang sama. Saya turun ke bawah, melihat sendiri, melihat wajah-wajah,
menggerakkan mereka. Saya mengambil keputusan tanpa keragu-raguan dan
bergerak cepat. Dengan penuh energi."
Gerakan penuh energi dengan arahan yang jelas telah menjadikan UEA dan Dubai sebuah ka-
wasan sejahtera dalam tempo kurang dari 20 tahun.
••• Perencanaan Dapat Mengubah Masa Depan
Hampir semua negara punya perencanaan, tetapi tak semua negara menghasilkan kesejahteraan.
Sheikh Mohammed menyadari pentingnya rencana, tetapi bukan sekadar rencana. Baginya setiap
rencana harus mengandung tiga hal, yaitu:
Filosofi, Prioritas, dan Disiplin Filosofi
Filosofi diperlukan untuk menetapkan apa yang menjadi landasan berpikir untuk melihat masa
depan di tengah-tengah ribuan pilihan yang sama pentingnya.
Setiap pemimpin tentu punya cara berpikir yang berbeda-beda dan pada saat
yang bersamaan akan mengalami pilihan-pilihan yang saling bertentangan satu
dengan lainnya. Oleh karena itulah filosofi menjadi sangat penting.
Dulu, Ir. Soekarno membangun Indonesia dalam suasana yang penuh keterbatasan. Ia tidak
memiliki banyak pilihan, tidak cukup tenaga yang mampu membantunya, dan dikelilingi oleh pilihan-
pilihan yang cenderung conflicting satu dengan lainnya. Dalam suasana itulah ia memilih cara berpikir
"Demokrasi Terpimpin".
Rencana Strategis Sheikh Mohammed bin Rashid
Filosofi: Landasan berpikir, ekonomi dulu baru politik
Prioritas: Dahulukan yang utama, dengan urutan yang tepat
1. Transformasi pemerintahan, menuju korporatisasi
2. Transformasi nilai-nilai
3. Modernisasi sektor-sektor usaha:
a. Infrastruktur (bandara, pelabuhan)
b. Emirates Air & turisme
c. Empat point of interest
(Dubai Shoping Festival, Pacuan Kuda Dunia, Palm Island, Wisata Padang Pasir)
d. Pelayanan publik
■
Disiplin: Manusia yang disiplin dan Budaya disiplin
Sheikh Mohammed bin Rashid juga punya pilihan-pilihan.
Ia memilih ekonomi agar berada di depan, bukan politik sebagaimana yang
ditekankan oleh sahabat-sahabatnya di negara Barat. Suatu ketika, misalnya, ia
mengatakan:
"If a cart is politics and a horse is the economy, then we have to put the horse
before the cart and not the other way around."
Filosofi yang demikian tentu sangat penting mengingat di negara-negara lain, dipercaya politik -
bukan ekonomi - yang harus berada di depan. Mereka beranggapan tanpa demokrasi, pembangun-an
ekonomi dapat terhadang, tak akan menyejahterakan dan tak ada yang mengontrol. Sheikh Moha-
mmed berpandangan Sebaliknya. Untuk berpolitik yang beradap, manusia harus sejahtera lebih da-
Ia tidak hanya
mampu melihat yang
kasat mata dengan
mata persepsi, juga
tidak hanya dengan
mata "probability"
seperti para pengamat.
Pemimpin visioner
mempunyai mata
"possibility", karena di
tangannya segala hal
memungkinkan.
hulu. Maka yang ia butuhkan untuk membangun negerinya bukanlah politisi
ataupun para pengamat yang selalu mengkritik orang lain.
Baginya, kata "impossible" tidak
boleh ada dalam setiap kamus
seorang pemimpin.
Baginya, pemimpin adalah seorang yang visioner. Pemimpin bukan cuma
punya mata dan telinga, melainkan juga kekuasaan, anggaran, dan sumberdaya-
sumberdaya lainnya. Dengan kekuasaan dan penguasaan yang demikian, maka tak
ada yang mustahil untuk diubah oleh seorang pemimpin.
Tiga Jenis Mata dalam Melihat
Ingatlah satu hal ini:
Jangan abaikan hal-hal
kecil. Sebab ia bisa
memberi dampak yang
luar biasa.
Prioritas
Prioritas, adalah unsur strategi yang tak kalah pentingnya. Seperti yang dia-
jarkan oleh Vilvredo Pareto, Sheikh Mohammed bin Rashid menyadari betul per-
lunya mencari 20% kegiatan yang diutamakan karena akan menyumbang 80%
keberhasilan.
. Mata Persepsi, melihat yang kasat mata.
Bagi yang melihat, apa yang tertangkap dianggap sebagai realitas.
2. Mata Probability, melihat dengan skenario-skenario.
Ini adalah "mata"para analis.
3. Mata Possibility, melihat dengan kekuatan menggerakkan.
Inilah mata pemimpin, karena di tangannya ada kekuasaan &
penguasaan sumber-sumber daya. Untuk hal yang terakhir, Mohammed membangun sejumlah
infrastruktur, dimulai dari dok kapal dan bandara internasional
dengan menerapkan kebijakan langit terbuka (Open Sky Policy).
Pada tahun 1977, ia membentuk sebuah komite untuk mem-
bangun Dubai International Airport.
Visinya, Dubai akan dijadikan hub untuk
memasuki wilayah-wilayah lain di Afrika dan
Timur Tengah. Bahkan juga untuk penerbangan
komersial dari Asia ke Eropa Barat.
Menurut sejumlah sumber, kultur yang dibangun dalam
komite ini begitu kreatif, sedemikian rupa sehingga setiap orang
merasa perlu mencari solusi-solusi kreatif untuk mengembangkan
bandara internasional ini menjadi bandara yang strategis.
Setelah Bandara Dubai Internasional beroperasi secara ko-
mersial, pada tahun 1985, di bulan Januari, Sheikh Mohammed
bin Rashid memanggil Maurice Flanagan, General Manager pada
Dubai National Tourist Authority ke istananya di Za'Abeel Pa-
lace. Selanjutnya cerita berikut ini menjadi sangat populer sekali
bagi lahirnya Emirates Airline yang sekarang mulai disetarakan
dengan Singapore Airline.
"Saya dipanggil dan Sheikh mengatakan bahwa ia ingin
segera memulai usaha jasa penerbangan udara secepat mungkin.
Sheikh bertanya, perlu modal berapa besar? Dan berapa lama
dibutuhkan supaya bisa segera beroperasi?," ujar Maurice. Ia tahu
persis Sheikh Mohammed bukanlah seorang yang mau menunggu
beberapa hari. Ia adalah orang yang mengutamakan
profesionalisme. Untuk itulah ia bersedia merekrut tenaga-tenaga
kelas satu. Maka Maurice tak bisa berandai-andai dan jawaban-
nya ditunggu segera. Ia segera menjawab, "Sepuluh juta dolar."
Mendengar itu Sheikh Mohammed mengangguk-anggukkan
kepala. Ia segera membentuk sebuah tim kecil yang bekerja se-
cara rahasia. Hanya dalam hitungan bulan, tak lama kemudian
Emirates sudah mengudara untuk pertama kalinya (25 Oktober
1985).
Pesannya kepada para pengikutnya sangat
sederhana, "Cari orang-orang bagus dari mana
saja dan berikan yang terbaik."
Sekarang Emirates di kenal sebagai maskapai dengan kekuat-
an pelayanan, dengan jaringan yang menyebar ke mana-mana, Bagan 5.1
Sheikh percaya, di
balik padang pasir yang
tidak menarik terletak
potensi wisata yang tak
kalah bila dibandingkan
dengan wisata safari di
Tanzania atau Kenya.
Burj AI Arab adalah
sebuah hotel super
mewah yang menjadi
idaman para selebriti
dunia. Sebagai peleng-
kap, sejak tahun 2001,
Sheikh Mohammed
telah mencanangkan
sebuah proyek besar di
samping Burj AI Arab,
yaitu sebuah resort
laut yang lebih mewah
lagi, Palm Island yang
berbentuk dua buah
pohon kelapa dengan
17 cabang-cabangnya.
dan dilayani oleh crew dari mancanegara. Mereka datang dari Indonesia, Singapu-
ra, Taiwan, China, India, Afrika Selatan, Amerika Serikat, Belanda, Turki, Iran,
dan sebagainya. Armadanya dimiliki orang Arab, tetapi crew-nya. internasional.
Di balik prioritas itu, Visinya adalah membangun Dubai
sebagai daerah pariwisata yang diminati dunia.
Tetapi untuk datang ke sana, Dubai harus menjadi kota terbuka. Saat ini saja
dari 3 juta penduduknya, hanya kurang dari 1 juta penduduk aslinya. Selebihnya
adalah pendatang. Sheikh membangun empat point of interests. Pertama, Dubai
Shopping Festival (DSF) yang direncanakan secara langsung di bawah Pengawasan
Sheikh Mohammed. DSF adalah festival tahunan yang dilakukan bersama-sama
secara terpadu untuk mempromosikan ekonomi UEA kepada dunia yang dapat
diperluas menjadi produk dari berbagai negara yang diperdagangkan di negeri
ini. Kedua, DSF didukung dengan sebuah event besar, yaitu perebutan
Dubai World Cup, sebuah arena balap kuda dunia. Kuda dan pembalapnya
didatangkan dari berbagai negara. Hadiahnya sebesar US$2,4 juta. Ketiga,
Sheikh membangun sebuah resort dengan bangunan hotel yang unik di
laut Arab, yang tingginya hanya 60 meter lebih rendah dari Empire State
Building, Burj Al Arab (The Tower of the Arabs). Dan keempat,
mengaktifkan resort di padang pasir dengan arena racing dengan
pengendara-pengendara profesional bersertifikat.
Tak disangka, bukan cuma turis yang datang. Investasipun terus berdatang-an.
Tahun lalu, angka pertumbuhan bisnis properti melebihi target sebesar 20%.
Kantor-kantor perwakilan dagang asing berdatangan. Sementara itu turis yang da-
tang (2005) mencapai 5,5 juta orang. Padahal biaya yang harus dikeluarkan untuk
melancong ke negeri ini tidaklah kecil. Emirates Air tentu memperoleh bisnis yang
tidak kecil. Tahun 2006 ini, mereka membeli 7 Airbus A380 yang mampu meng-
angkut 555 penumpang. Selain itu mereka juga menambah 60 pesawat berbadan
lebar lainnya senilai $10 miliar.
Disiplin
Disiplin adalah modal penting untuk perubahan. Seperti kata Jim Collins,
"Banyak yang memiliki budaya, dan banyak yang memiliki
disiplin, tetapi sedikit yang memiliki kedua-nya: Culture of
discipline."
Siapkah Anda menjadi Presiden Republik yang banyak masalah
ini? Saya berharap buku ini mengilhami Presiden Rl tahun 2025.
Barangkali saat ini usia Anda baru 25 tahun.
Kalau Anda memiliki culture of discipline, lanjutnya lagi,
maka Anda tak memerlukan hierarki.
Tampaknya inilah yang dikejar oleh Sheikh Mohammed.
Oleh karena itu, pilihannya adalah corporatism. Orang-orang direkrut secara
profesional, lembaga-lembaga dimiliki oleh publik, jasa-jasa publik mengede-
pankan kepuasan pelanggan, teknologi informasi diterapkan di mana-mana. De-
ngan cara itu tidak ada lagi tempat bagi pemalas yang tidak disiplin.
••• Berlari Seperti Macan
Ia benar-benar mengharapkan kemajuan dan kemajuan berarti sejarah.
"Kita bekerja membuat sejarah. Sejarah yang berubah dari
masa ke masa. Kita bekerja menciptakan sesuatu yang baru.
Dan bila upaya itu selesai, kita sudah harus siap dengan hal
baru lainnya. Langkah kita adalah bergerak ke depan, bukan
menunggu masa depan menghampiri kita."
Dostları ilə paylaş: |